Arti Dari Sebuah Persahabatan

21 6 7
                                    

Bagiku arti Persahabatan adalah teman bermain dan bergembira. Aku juga sering berdebat saat berbeda pendapat. Anehnya semakin besar perbedaan itu, aku semakin suka, dan aku belajar banyak hal.
Tapi ada suatu kisah yang membuat aku berpendapat berbeda tentang arti persahabatan. Saat itu papa dan mamaku berlibur ke Bali dan aku sendirian menjaga rumah.

"Hahahahaha!" Aku tertawa sambil membaca komik yang sedang kubaca.
"Theo! Katanya mau cari referensi buat tugas kimia, tapi kenapa kamu malah baca komik itu? Ini aku nemu buku dari rak sebelah, mau pinjam buku yang ini atau yang lain? Pokoknya nanti hari Sabtu, semua tugas kelompok ini harus selesai. Asal kita kerjain hari ini dan besok pasti tugasnya selesai, dan setelah itu kita bebas dari semua tugas ini. Dan....Yuhuuu...PlayStation!" Jelas Ryan dengan nada nyaringnya.

Ryan adalah orang yang simple, dan dia punya banyak ide bagus, tapi kadang-kadang dia juga kehabisan ide kalau nggak ada aku di sebelah dia. Dan kelas 1 SMA sampai sekarang duduk di kelas 2, aku sering banget sekelompok, beda lagi kalau masalah PlayStation, si Ryan inilah jagonya. Rasanya seperti dia sudah tahu apa yang bakal terjadi di permainan itu. Tapi entah kenapa, meskipun Sebenarnya aku kurang suka main PlayStation, tapi gara-gara Ryan aku jadi malah ikut-ikutan suka main game.

Sahabatku yang kedua adalah Jon. Nama aslinya dia itu Jonathan. John itu pemberani, badannya juga tinggi dan atletis. Dia itu punya banyak banget fans, sampai-sampai dia bisa mendapatkan 3-5 surat dari orang yang gak dikenal. Saat aku sedang berbincang dengan Ryan akhirnya Jon pun datang dengan memakai kacamata hitamnya.

"Kamu gak malu pakai kacamata hitam itu?" Tanyaku pada jon yang baru saja masuk kedalam perpustakaan. Sudah 4 hari terakhir ini Jon sakit mata, tapi tadi pagi kalau gak salah mata dia sudah sembuh deh, tapi entah kenapa dia masih pakai kacamata hitam itu. Aku benar- benar heran dengan kepedeannya. Dia itu bener-bener pede banget deh, sampai kadang kadang aku malu sendiri liat tingkah dia yang kelewat pedenya.

Sekolah sekolah usai kami pun pulang bersama dengan berjalan kaki. Rumah kami tidak terlalu jauh dari sekolah, jadi kami bisa pulang sekolah bersama. Saat pulang dari sekolah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Saat aku hampir sampai ke rumahku, aku melihat seseorang sedang mencoba memasuki rumahku. "(Eh, itu kan...rumah ku)" kataku dalam hati sambil melihat dari kejauhan. " aku sangat kenal dengan rumahku sendiri..." aku mulai ketakutan saat ada orang asing bermobil yang mencoba memasuki rumahku secara diam-diam. Karena semakin ketakutan Aku pun tidak berani pulang ke rumah.
"Ohh ya itu!" Ryan dan Jon setuju dengan ku. Ryan melihatku seksama, ia tahu kalau aku takut berkelahi. Aku melihat Ryan seperti Sedang berpikir tentang aku dan merencanakan sesuatu "Oke, Theo kamu pergi ke satpam dan kasih tahu apa yang terjadi sekarang. Aku dan John akan pergoki mereka lewat depan dan teriak...maling. Nah pasti tetangga akan langsung keluar" bisikan Ryan terdengar ditelingaku, membuat ketakutanku semakin besar.

Karena aku semakin ketakutan, beda Aku terasa seperti sesak sekali untuk bernafas, tidak bisa terucap kata apapun dari mulutku "Theo, ayo cepat pergi ke satpam" Ryan membisik ku sekali lagi.

Aku pun segera berlari, yang tidak memperdulikan dadaku yang masih terasa sesak. Aku lari lebih kencang ke pos satpam yang ada di ujung jalan dekat gapura, tidak terpikirkan lagi dengan apa yang terjadi dengan kedua sahabatku. Pak satpam sangat panik setelah mendengar semua ceritaku, ia segera memberitahu petugas lainnya untuk segera datang menangkap maling di rumahku. Aku kembali kerumah dibonceng petugas dengan motornya, butuh sekitar 4 menit lamanya saat aku pergi ke pos satpam dan kembali ke rumahku.

"Ya tuhan!" Kaget sekali melihat seorang petugas satpam lain yang datang lebih awal daripada aku, saat itu sedang mengolesi tisu ke hidung Jon yang berdarah. Terlihat juga tangan Ryan yang luka seperti kena pukul. Satpam pun langsung menelpon polisi akibat kasus pencurian ini.

"Jangan khawatir...hehehe... jika berhasil menggagalkan mereka. Pada saat kamu teriak maling, ternyata ada beberapa tetangga yang keluar rumah. Alhasil, Bali itu kaget dan langsung lari terbirit-birit dan berpapasan dengan ku. Ya akhirnya kena pukul deh... Ryan juga kena serempet mobil mereka yang terburu-buru pergi" Jawab Jon dengan tenang dan pede nya.
Kemudian Ryan membalas perkataan Jon "Rumahmu aman, jika memergoki mereka saat awal-awal, jadi mereka tidak sempat mengambil barang-barang rumahmu".

Singkat cerita, aku mengobati mereka berdua. Mama Ryan dah Jon datang kerumahku dan kami menjelaskan apa yang telah terjadi tadi. Anehnya, peristiwa Ada yang malu ini seperti tidak pernah terjadi.
"Hahahahaha..." Ryan malah tertawa dan melanjutkan bercerita tentang tokoh kesayangannya saat main PlayStation. Sedangkan Jon bercerita kalau dia masih sempat-sempatnya menyelamatkan kacamata hitamnya sesaat sebelum hidungnya kena pukul. Bagaimana caranya? Aku juga kurang paham, Jon kurang jelas saat bercerita pengalamannya itu.

"(Hahahahaha...)" Aku tertawa dalam hati karena mereka berdua memberikan pelajaran berharga bagiku. Aku tidak mungkin menangisi mereka, malu dong sama Jon dan Ryan. Tapi ada pelajaran yang kamu petik dari kedua sahabatku ini.

Arti persahabatan Bukan cuma teman bermain dan bersenang-senang. Mereka lebih mengerti ketakutan dan kelemahan diriku. Ryan dan Jon adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki. Pikirku, tidak ada orang yang rela mengorbankan nyawanya jika bukan untuk sahabat (Ryan dan Jon salah satunya).

______________________________________

Tamat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arti Dari Sebuah PersahabatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang