Matahari menengok tanda hari sudah pagi. "Kok udah pagi aja si?!" tanyaku lesu. Dengan berat hati aku memulai hari dengan mandi. Dengan kemeja putih, pin sekolah, vest hijau tosca bermotif kotak - kotak, rok selutut berwarna kuning polos, dasi berwarna kuning, sepatu bertali dengan warna yang mendominan hijau tosca serasi dengan seragam khas kelas sihir, dan jubah cokelat. Aku terlalu malas untuk selalu mengenakan seragam dengan lengkap, jadi aku selalu melipat jubahku dan kumasukan dalam tas.
"Ayo makan anak - anak!" seru ibuku.
"Iya Bu!" sahut aku dan adikku hampir bersamaan.
Aku keluar kamar dengan keadaam tas digendong sebelah lengan. Bersamaan dengan adikku yang selalu memakai seragam lengkap khasnya anak kelas ramuan yaitu kemeja putih, pin sekolah, vest ungu bermotif kotak kotak, rok selutut dengan warna pink pastel, dasi pink pastel, sepatu bertali yang terlihat seperti sepatu boots tetapi ketat berwarna ungu, dan jubah cokelat. Kita pun langsung berlari menuruni tangga menuju meja makan.
Disana sudah tersedia roti bakar kering dengan sup krim yang sangat harum. Tak diragukan lagi jika makanan itu adalah masakan ibuku, itu pasti enak. Ibuku salah satu alumni kelas memasak, tak salah jika masakannya juara. Ayahku alumni kelas atletis, dia suka sekali berkuda dan bela diri.
"Ayo dimakan" Tegur Ibu pada Aku dan Shafira yang terpaku dengan aroma yang sangat sedap.
Suapan pertama dengan roti bakar yang dibakar garing dilapisi margarin dan dicelupkan kedalam sup krim panas dengan takaran garam, merica, dan penyedap lainnya yang membuat sup itu semakin sedap. Aku menyantapnya dengan sangat lahap sampai tidak memperhatikan waktu.
"Sudah waktunya pergi anak - anak, ayo!" ajak ayah.
Walaupun mulutku masih ingin menyantap, tapi waktu tidak bersahabat. Aku dan Shafira berangkat bersama - sama menggunakan bus sekolah yang selalu datang pukul 06.00. Kita gratis untuk naik bus sekolah selama kita membawa kartu pelajar. Tak lama, bus pun sampai depan sekolah kami.
Aku keluar bus dengan pandangan mata lurus tertuju pada gerbang sekolah. Shafira sudah pergi ntah kemana karena ada temannya. Aku jalan menyusuri gerbang sekolah yang dikerumuni banyak siswa yang menunggu teman - temannya datang. Seperti biasa gedung dengan jam besar menempel dibagian atasnya. Sebenarnya itu bukan gedung betulan, itu hanya pandangan yang terlihat oleh orang - orang, tetapi sebenarnya setelah kita masuk pintu utama kita akan melihat pemandangan air mancur dengan banyaknya rindang pepohonan dan setiap kelas memiliki gedungnya tersendiri. Lalu gedung yang terlihat setelah gerbang hanyalah sihir yang sengaja dibuat untuk memperindah pemandangan dan memperlihatkan bahwa itu adalah sekolah.
YOU ARE READING
Saudade
FantasySaudade adalah deskripsi perasaan nostalgia yang mendalam dan berkepanjangan pada seseorang yang merasa kehilangan orang yang dicintainya.