delapanbelas.

97 7 2
                                    

Jungkook mendengus kesal saat menemani cewe itu berbelanja baju, make up dan sebagainya.

Sungguh, Yeri sangatlah ribet dalam memilih sesuatu. Sering sekali ia bertanya kepada Jungkook, manakah baju yang lebih pantas dipakai olehnya, sesudah dijawab tetap saja dia menganggap baju itu sangat tidak cocok dengannya.

Jungkook jadi kangen sosok Yoora. Yang kalo ditanya mau apa jawabnya cuma "apa aja yang penting ga ribet." Jungkook tersenyum geli mengingat betapa simple nya cewe itu.

"Kook? ini aku daritadi nanya kok kamu cuekin?!" omel Yeri.

"Lo lama, capek." jawab Jungkook santai.

"Eh iya iya, ini udah selesai kok. Abis ini kita ke miniso sama gramed dulu yaa?" pinta Yeri.

"Allahuma." ucap Jungkook pelan seraya meremas rambutnya sendiri.

"Yer" panggil Jungkook.

"Kenapa kook?" jawab Yeri seraya tersenyum.

"Gue gabisa jagain lo terus. Lo udah jadi mantan gue yer, cari cowo baru. Jangan tergantung sama gue. Inget kita cuma masa lalu loh yer, udah sebaiknya lo cari cowo baru yang lebih baik dari gue. Dan gue? jelas gue udah punya pacar. Lo tau siapa kan?"

Yeri cengo. Sedetik kemudian ia tersenyum.

"Kita liat aja nanti, kamu bisa lepas atau engga sama aku."

***

Yoora mengambil ponselnya yang berbunyi 'ayiyayiyay im your little butterfly' ya, ringtone ponsel barbie yang hits pada masanya. Yoora memang sengaja memang sengaja mengatur ringtone nya seperti itu, lucu katanya.

"Halo?" jawab Yoora malas. Ia baru saja tidur siang sekitar sepuluh menit yang lalu karena bosan, namun ada saja yang mengganggu.

"Ra! siap-siap buru, gue jemput lo ya. Kita jalan." perintah Nana.

Mata Yoora langsung membulat. "HAH MENDADAK BANGET?" hebohnya.

"Iya, temenin gue nyari kado buat doi ya? itu dua temen kampret lo si Aca sama Dea ga bakal bener kalo saranin sesuatu, lo doang yang paling waras." jawab Nana.

"Duh, lo tau ga sih? gue lagi tidur. Tiba-tiba lo nelfon. Lo gatau ya gue lagi mimpi apa? gue lagi mimpi gue sama Shawn Mendes honey moon ke Hawaii." balas Yoora malas.

"Jadi lo gamau nih?" tanya Nana, memastikan.

"Otw siap-siap." Yang namanya Yoora, tetaplah Yoora. Ia tidak suka berada di dalam rumah lama-lama, membuatnya suntuk. Ia lebih suka keluar rumah dan menghabiskan uangnya. Yoora memang sangat boros.

Tidak lama kemudian, Yoora sudah siap dengan semua pakaiannya. Hanya sweater putih yang dihiasi kalung berbentuk bulan sabit, lalu dilengkapi dengan jeans biru dan sepatu putih. Sungguh simpel.

 Sungguh simpel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Tin tin!

Mobil Nana sudah sampai di depan rumah Yoora. Yoora segera masuk ke dalam mobil Nana dan langsung tancap gas menuju mall.

"Jadi, lo mau ngasih apa ke kak Mingyu?" tanya Yoora. Nana sudah menyukai Mingyu sekitar 3 tahun, dari SMP. Mingyu adalah kakak kelas Nana sewaktu SMP, Nana dan Mingyu menjadi teman karena Mingyu pernah menolong Nana yang kesusahan. Namun, Mingyu hanya menganggapnya teman. Sungguh sakit namun tidak berdarah.

"Eummm, kayaknya gue mau ngasih hoodie aja apa ya ra? gue bingung sumpah." balas Nana.

"Yaudah hoodie aja, bagus kok nanti gue yang pilihin modelnya. Lu gatau kan gue mahir dalam hal itu."

"Najong."

Tanpa disadari, mereka sudah memasuki parkiran mall. Kemudian mereka memasuki mall.

"Na, laper." celutuk Yoora dengan puppy eyesnya. Padahal mereka baru sampai sekitar lima menit yang lalu.

"Makan mulu lo, gendut baru tau rasa." balas Nana yang sibuk mencari toko baju.

"Bodoamat abis beli hoodie, kita harus makan yang banyak ya." balas Yoora dengan semangat.

"Lo traktir ya."

"Mumpung gue lagi di mode banyak uang, boleh deh." Yoora bisa dibilang anak yang selalu berkecukupan. Itu karena orang tua nya adalah pengusaha hebat yang sedang melanjutkan bisnisnya di luar negeri.

Akhirnya mereka tiba di suatu toko fashion yang sedang ngehits.

Nana dan Yoora berpencar mencari hoodie yang mana yang cocok dipakai kakak kelasnya itu. Pada saat Yoora sedang mencari, ia melihat seseorang yang sangat ia kenal. Jungkook, dan Yeri.

"Anjrit mereka lagi ngedate?" Yoora yang terkejut hanya bisa bersembunyi diantara gantungan baju.

Yoora memotret Jungkook dan Yeri secara diam-diam. CKRIKK

Bodoh, kenapa gue lupa mute sih. Batin Yoora

Untung saja jarak mereka tidak terlalu dekat, jadi mereka tidak akan menyadari keberadaan Yoora. Lagipula, keadaan sekarang sedang ramai. Yoora melihat foto yang diambil di ponselnya, lagi lagi rasa tidak nyaman itu muncul. Rasa kehilangan, rasa kecemburuan, itu muncul tiba - tiba. Bahkan Yoora tidak tahu kenapa.

"Ngapain lo ngumpet ngumpet disini?" suara itu, suara yang paling Yoora kenal.

Yoora sangat kaget sampai sampai ia hampir menjatuhkan baju baju di sekitarnya. "IHH LO, APA BANGET SIH"

Jungkook tertawa kecil, lalu memandang Yoora dengan intens. "Kenapa sembunyi? lo sembunyi dari siapa?"

"A-anu.. gue lagi main petak umpet sama Nana hehehe" wajah Yoora memerah.

"Barusan aja gue lagi mikirin lo, terus tiba tiba muncul. Sepeka itu ya perasaan lo?" ujar Jungkook menggoda.

Lagi - lagi wajah Yoora memerah, namun sekarang lebih memerah dari yang sebelumnya. Ia tidak menjawab apa yang dikatakan Jungkook barusan, ia harus menormalkan detak jantungnya terlebih dahulu.

Tiba - tiba Yeri datang dan menarik Jungkook pergi, dilihatnya Yeri memeluk lengan Jungkook sangat erat. Jungkook sempat melihat ke arah Yoora, lalu senyum lebar.

"Lo gila ya Yoora? gausah deg degan bisa ga?" Yoora berbicara sendiri selagi Jungkook sudah pergi, ia masih sibuk untuk menormalkan detak jantungnya kembali.

***

Nana dan Yoora sedang ada di food court mall

Ketos - JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang