Author : Nam Ah Chan
Genre : Friendship, Sad
Length : Oneshoot
Cast : Byun Baekhyun (EXO K)
Lee Byun Hee (OC)
A/N:
Story idea is mine and Baekhyun belong to EXO. Happy Reading :)Summary:
“Karena es di kutub tak akan pernah meleleh oleh panas di gurun”Temaram lampu kuning berbalut ornamen pita di sekelilingnya menemani kegiatan belajar Byun Hee malam ini. 30 soal kimia yang bisa dikatakan sukar sudah dilahapnya dalam waktu 2 jam. Kini tangan mungilnya tengah sibuk mencorat-coret kertas kosong untuk menuangkan ide menulisnya. Bosan – ia pikir. Mengapa daritadi sebuah ide tak kerap muncul kedalam otaknya?
Drrt… drrt…
From: Baekki …^^
Byun Hee-yaa!! ^^
“Tch! Byun Baekhyun, pasti memintaku mengerjakan tugasnya lagi.” Desisnya dengan sebuah senyuman yang terukir seketika.
To: Baekki ^^
PR lagi?
Belum sempat Byun Hee menekan tombol send.
*ting tong
“Ne, tunggu seben-“
“Byun Hee-yaa!!”
Hanya dalam beberapa detik setelah bel apartemen berbunyi. Lelaki bertubuh kurang tinggi, berwajah manis, cerewet, berisik, genit, lincah seperti belut, kekanakan, punya suara indah, maniak strawberry dan susu dan blablabla – ya sebut saja dia Byun Baekhyun, tanpa basa-basi masuk dan langsung menghambur ke pelukan sahabatnya Byun Hee.
“Ya! Ya! Ya! Baekki-ya! Neo micheoso! Apa-apaan kau ini? Sejak kapan memelukku adalah ritual pengganti aegyomu sebelum memintaku mengerjakan seluruh tumpukan PR itu, eoh?! Kau mau membuatku mati?!” Cerocos Byun Hee kesal. Bagaimana tidak? Sahabat sekaligus, errr… orang yang dicintainya itu bisa-bisanya saja datang tiba-tiba dan memeluknya hingga jantungnya serasa ingin copot.
“Aish… Berhenti berteriak tepat ditelinga mulusku ini nona Lee Byun Hee! Lihat itu! Wajahmu hingga seperti kepiting rebus begitu kalau marah-marah.”
“Aish… Kau memang tidak pernah peka…” Byun Hee menatap Baekhyun dengan muka malas.
“Heol! Omongan aneh apa itu? Lagipula aku kesini bukan untuk PR tau! Memangnya wajah tampan nan mempesonaku ini sarat sekali akan orang-orang yang suka mengemis dibuatkan PR hah?!”
“Hmmmm.” Gumam Byun Hee masih kesal.
“Sudah-sudah jangan terus seperti ini ah! Lagipula maksud kedatanganku kesini, aku ingin memberitahumu kabar baik.”
“Mwo? Kabar baik apa? Jangan bilang kalau kau berhasil mengalahkan Park Chanyeol idiot itu dalam game Pororo running?” Selidik Byun Hee dengan mata yang tersisa satu garis.
“Ani! Kau tahu Park Hyun Soo?”
*Deg apa ini pertanda buruk? Apa iya?
“Aaa..aa.. emmm ketua klub balet itu kan?” Tanya Byun Hee gelagapan.
“BINGO!”
Ah wajahnya menyiratkan kebahagiaan sekali, apa ini pertanda buruk?
“Memangnya ada apa dengan Park Hyun Soo?”
“Ini luar biasa! Sangat! Dan kau sebagai sahabatku harus tahu tentang ini.”
Jujur saja kata SAHABAT membuat hati Byun Hee sudah mencelos. Ia sungguh berharap lebih pada Baekhyun. Tapi yah, mau dikata apa jika takdir sudah begini? Baekhyun memang tidak pernah peka pikir Byun Hee.
“Ya! Jangan suka membuatku penasaran! Kau ini membuang waktuku saja! Lihat itu aku belum ada ide untuk sebuah karangan sekolah! Kau ini membuang waktuku eoh!” Entah kenapa Byun Hee jadi emosi sendiri. Ia memang suka begitu jika mencium firasat buruk.
“Heol! Sahabat tidak begitu Byun Hee! Jebal dengarkan aku dulu.”
“Tadi siang, aku menyatakan perasaanku pada Hyun Soo”
Oh tidak! Benar dugaan Byun Hee!
“Dan dia…”
Apa?
“Dia bilang…”
Jangan bilang?
Jangan bilang kenyataan pahit BYUN BAEKHYUN! Jangan!
“Yaa! Byun Baekhyun!” Teriak Byun Hee kesal. Hatinya sakit. Sangat. Yang ia perlukan Baekhyun mengerti, namun kenyataan tak seperti yang ia harapkan.
“Dia juga mencintaiku Hee-yaa…”
Tess… Jatuh juga air mata Byun Hee. Pertahanannya hancur sudah. Ia tak peduli kesan Baekhyun. Yang ia tahu perasaannya saat ini benar-benar hancur. Hancur karena seorang pria bermarga Byun.
“Oe? Byun Hee kenapa kau menangis, eoh? Aish! Tidak usah terharu begitulah… Kkkkk… Lucu sekali!”
“Ani. Hiks…”
“Yaa! Uljima jebal…”
“Aku hanya terharu saja Baek! Akhirnya kau laku juga. Haha.”
Ujar Byun Hee diikuti tawa getir.
“Yaa! Ige mwoya? Kau tidak luc-“
Hendak saja Baekhyun akan memukul Byun Hee, namun gadis itu memotong aktivitasnya.
“Baek…”
“Ne?”
Suasana hening – terasa canggung untuk Byun Hee.
“Gomawo. Untuk hadir dalam hidupku, menjadi sahabat yang konyol sekaligus menyebalkan seperti ini.” dan terima kasih telah hadir sebagai orang yang kucintai batinnya.
“Byun Hee-a… wa-"
“Baek kau pulang sana! Aku ingin tidur.”
“Aish, Ttt-tapi… Aku belum menyelesaikan pertanyaanku. Kau bahkan selalu memotongnya sejak tadi!” Protes Baekhyun sempat-sempatnya.
“Pulang Baek.” Suruh Byun Hee lembut sambil mendorong puggung Baekhyun menuju daun pintu.
“Aish! Baiklah. Kau aneh malam ini— Tapi tunggu! Tidur? Kau bukannya belum buat karangan? Mau kubantu?"
“Tidak, terima kasih. Pulanglah!”
*Cklek, pintu tertutup sebelum Baekhyun sempat mengucapkan kalimat perpisahan pada sahabatnya.
“Annyeong Byun Hee… Kuharap aku bukanlah alasan atas air matamu. Pergilah, lupakan aku dan cintai namja lain yang mencintaimu. Mianhe Byun Hee, aku hanya bisa sebagai sahabat bagimu… Karena cintaku hanya untuk Park Hyun Soo…”
Baekhyun belum menjauh, ia berkata lirih di ambang pintu apartemen Byun Hee. Knop pintu itu benar-benar dingin, terasa beku – sebeku hati Byun Baekhyun yang tak bisa cair oleh cinta hangat dari Lee Byun Hee.
Satu kenyataan adalah bahwa Byun Hee mencintai Baekhyun – sahabatnya secara diam-diam. Hatinya benar-benar hancur menerima dua kenyataan pahit dalam kurun waktu kurang dari satu jam.
Di malam bersalju ini Byun Hee akhirnya tahu, semua telah tersingkap bahwa Byun Baekhyun adalah es di kutub dan Byun Hee adalah panas di gurun.
Seberapapun Byun Hee ingin melelehkan Baekhyun, dengan dia tahu (dia memang tahu dengan sendirinya) ataupun secara diam-diam, itu akan mustahil.
Karena es di kutub tak akan pernah bisa mencair oleh panas di gurun.
~ KKEUT ~
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate Reality
Fanfiction"Karena bagaimanapun es di kutub tidak akan pernah meleleh oleh panas di gurun"