Prolog

53 14 7
                                    

Hai semua! Untuk yang pertama kalinya aku membuat cerita di wp. Semoga saja kalian suka.

Happy Reading😍

~(SanDyra)~

Gadis itu serius membaca buku terbitan penulis ternama. Satu demi satu halaman dijelajahinya. Sesekali dirinya tertawa, sesudahnya serius lagi. Dia memang sangat menyukai apapun yang berbau sastra. Mulai dari puisi, novel, cerpen, dan lain sebagainya. Dia tidak peduli dengan matanya yang selalu bertambah rusak dan kacamata yang ia kenakan semakin menebal. Tepat di halaman ke seratus, seseorang memanggilnya.

"Dyra! Hey, ayo dong cepetan ke kantin! Aku udah laper, nih!" teriak Lena di ambang pintu kelas sambil menatap Dyra nanar. Dyra menaikkan satu alisnya.

"Kenapa gak sendiri aja sih?" jawabnya. Ya, gadis itu bernama Dyra, lebih tepatnya Sadyra. Dan yang berteriak tadi adalah sahabatnya.

"Ih, kamu mah ... Aku kan, sahabat kamu, Ra! Ih.. Nana jadi kesal ih, sama Dyra! Kamu mah gak peka, Ra! Ayo dong, ke kantin ...." katanya sambil meletakkan tangannya di depan dada. Dyra mendengus, ia menempel pembatas halaman buku dan menutupnya. Lalu berjalan menghampiri Lena dengan tatapan sebal.

"Ayo!" ajaknya singkat dan dibalas dengan senyuman gembira dari seorang Lena. Ia begitu bahagia karena Dyra ingin pergi juga ke kantin.

Selama ini, Lena selalu berusaha membujuk Dyra untuk tidak selalu di kelas dengan berbagai hal. Dyra adalah anak yang cuek, tidak pedulian soal sekitar. Dan Lena tahu itu.

***

Di belakang sekolah, terdapat dua orang laki-laki berseragam tidak teratur sedang bermain game dengan santainya di bawah pohon yang rindang.

"San, Kuy ah ke kantin! Cacingnya udah demo karena belom dikasih makan, nih." ajak Radit kepada Sandy.

"Yaudah, ayo!" lalu mereka beranjak menuju kantin.

***

Dyra dan Lena memesan nasi goreng dan es lemon kesukaan mereka. Dyra jarang sekali tertawa, kecuali ketika sedang bersama Lena. Gadis itu selalu bisa membuatnya tertawa karena ulahnya yang aneh.

"Pesanan datang!" seru Bang Jo —anaknya Mbok Ijem, membawakan pesanan. Lena terpesona dengan kegantengan Bang Jo yang selalu tampil dengan coolnya. Lena tertawa riang. Bang Jo memang hanya seorang anak penjual nasi goreng terenak di sekolah, tetapi ketampananya selalu membuat siswi di sini langsung tersenyum saat melihatnya.

"Makasih, Bang Jo ... Ulu-ulu ... Lena makin seneng, deh, sama Bang Jo." sedangkan yang digoda Lena tertawa singkat lalu membalasnya. "Ah, Neng Lena mah.. Suka gitu ih sama Bang Jo!" mendengar jawaban yang dilontarkan Bang Jo membuat Dyra dan Lena tertawa.

Sebenarnya, Bang Jo hanyalah panggilan dari siswa-siswi di sekolah. Sedangkan nama aslinya adalah Jono. Aneh memang, tapi siswa-siswi di sini lebih senang memanggilnya Bang Jo, lebih keren dan pas dengan wajah dan penampilannya.

Dyra pun memakan nasi goreng miliknya dengan lahap. Dyra sangat jarang makan di kantin, dan setiap ia ke kantin pastilah yang dicari adalah nasi goreng.

"Ra! Eh, kamu tau gak? Si Sandy kena hukum lagi sama guru, katanya sih dia ketahuan bolos sama Bu Ita." kata Lena yang hanya dijawab dengan alis yang mengangkat dari Dyra. "Em, Aku gak tau, dan aku juga gak peduli." jawabnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SanDyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang