Don't Wanna Cry

8 3 3
                                    

-Selamat Membaca, maaf kalau banyak typo-

Cuaca sore itu mendung, awan begitu kelabu dan semesta seperti akan menumpahkan airnya. Udara dingin menyeruak, meniupkan angin yang sedikit kencang.

Kim Rin berjalan menyusuri jalanan kota Seoul dengan tubuh menggigil. Matanya sembab, dan hidungnya memerah. Udara yang begitu dingin membuat tubuhnya bergetar.
Gadis itu mencoba untuk tetap berjalan tanpa memperdulikan tubuhnya yang sudah sangat kedinginan.
Pikirannya melayang pada kejadian yang baru saja terjadi. Air mata kembali menggenang di pelupuk matanya.

Bagaimana mungkin semua ini terjadi. Hatinya begitu sakit saat teringat kata-kata yang diucapkan Joshua, kekasihnya ah mungkin sekarang lebih tepatnya adalah mantan kekasihnya.
Rin tidak menyangka hubungan yang telah berlangsung selama 2 tahun bersama Joshua harus kandas karena hal spele yang dia sendiri bahkan tidak mengerti.

Flash Back On

"Kau tau kan kenapa aku mengajakmu bertemu sore ini?" Joshua memandang Rin dengan tatapn dingin ketika Rin baru saja duduk dan hendak memberi salam padanya. Saat itu mereka memang sudah janjian di sebuah Caffe.

"Ada apa? Kau tiba-tiba menjadi sedikit menakutkan Josh." Rin memandang heran pada Joshua yang masih menatap dingin kearahnya. Tidak biasanya Joshua seperti ini. Dia biasanya begitu hangat.

"Aku ingin putus." Ucap Joshua tiba-tiba. Tentu saja perkataan itu membuat Rin terbelalak kaget. Perkataan yang tak pernah sama sekali terpikir olehnya karena Joshua begitu mencintainya. Selama ini sikap itu yang selalu Joshua tunjukan pada Rin.

"Kau bercanda Josh?"

"Apa aku terlihat seperti sedang bercanda padamu?" Suara Joshua kini terdengar rendah.

Nafas Rin tercekat saat menyadari tak ada sedikitpun celah untuk bercanda atau apapun itu. Rin membeku melihat wajah Joshua yang dingin dan sedang menatap dirinya dengan tatapan muak. Rasanya susah sekali menelan ludah, Rin tak bisa berkata apa-apa. Bibirnya seolah bungkam dan hatinya, ya hati Rin tiba-tiba rasanya begitu sakit.

"Apa salahku Josh? Apa aku melukaimu? Atau aku berbuat salah hingga membuatmu sangat marah?"

"Tidak ada. Aku hanya, sepertinya aku, perasaaanku sudah tidak seperti dulu lagi padamu." Joshua mengucapkan kalimat itu dengan datar. Tanpa perasaan.

"Kau memiliki wanita lain disana?" Ucap Rin terbata. Rasanya dia tidak ingin mendengar jawaban dari pertanyaanya.

"Kau tau sulit sekali LDR, aku membutuhkan seseorang yang berada dekat denganku setiap saat." Ucap Joshua datar.

Rin terdiam. Air mata mulai menggenang di kedua maniknya. Dia tak menyangka, Joshua, lelaki yang selama ini begitu dicintainya dengan mudahnya berkata seperti itu. Lalu apa artinya 2 tahun menjalin hubungan. Susah payah rasanya Rin menahan perasaan dan menjaga hatinya ketika Joshua jauh di L.A dan dia di Seoul.
Segala komitmen yang terucap dan janji yang terpaut. Joshua dengan mudahnya melupakan itu hanya karena jarak.

"Lantas apa artinya 2 tahun ini untukmu?"

"Aku mencintaimu sungguh, ketika kukatakan itu berarti aku bersungguh-sungguh."

"Lalu?"

"Tapi aku tidak bisa bohong bahwa hubungan seperti ini tidak cocok untukku."

"Untuk apa kau pertahankan jika kau merasa tidak cocok!" Suara Rin mulai sedikit meninggi karena emosi.

"Sudah kukatakan aku mencintaimu. Tapi karena jarak ini perasaan ku memudar."

"Siapa wanita itu?" 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't Wanna CryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang