4. Reinkarnasi?

67.5K 5.1K 696
                                    

Warning! Typo bertebaran!

☃☃☃

"Are you okay?"

Maura berbalik hendak mengucapkan terima kasih pada orang itu namun tubuhnya seketika menegang.

Deg!

Maura kehilangan kata-katanya. Baru saja ia membicarakan tentang reinkarnasi namun seolah Tuhan mengabulkan harapannya.

Cowok itu... persis seperti Arkan.

Jantung Maura berdegup kencang saat menatap wajah itu. Wajah datar yang selalu Arkan tunjukkan. Mata, hidung, bibir dan postur tubuhnya pun semuanya nyaris sama.

Gadis itu menelan ludah dan perlahan melangkahkan kakinya yang lemas seperti jelly, mendekat ke arah cowok itu. Semakin dekat pacu jantungnya semakin meningkat, terlebih tubuhnya yang kian gemetar.

Buliran matanya pun menumpuk lalu jatuh saat telapak tangannya menyentuh pipi cowok itu.

"Bagaimana bisa..." gumam Maura sembari menatap setiap inci dari wajah cowok di hadapannya itu.

Maura seketika teringat ucapan Arkan di dalam mimpinya yang mengatakan akan ada seseorang yang menjaga dirinya.

Mungkinkah dia? Mungkinkah cowok yang saat ini berdiri di hadapannya? Apakah cowok di hadapannya ini yang Arkan bicarakan?

Atau... Arkan yang bereinkarnasi menjadi cowok yang kini berdiri di hadapannya?

"Kenapa? Kenapa kamu kirim dia buat jaga aku di saat aku cuma mau kamu?" racau Maura.

Salahkah? Salahkah Maura jika ia hanya menginginkan Arkan di sisinya? Tak mengapa jika Arkan menyakitinya beribu kali, tak mengapa jika Arkan membuatnya menangis, asalkan ia bisa melihatnya. Asalkan ia bisa mendengar suaranya.

Karena di tinggal mati oleh seseorng yang kita cintai itu lebih menyakitkan dari pada harus kehilangan penglihatannya. Terlebih Arkan pergi membawa separuh hatinya dan di ganti dengan Arkan yang memberikan seluruh dunianya pada Maura.

Maura terguncang.

Sedangkan cowok itu mengernyitkan dahinya ketika jemari tangan yang gemetar dari gadis itu mengusap pipinya lembut. Cowok itu memejamkan matanya sejenak, menahan emosinya yang kini menaik akibat apa yang tengah gadis itu lakukan saat ini.

"Lo bisa bahasa Indonesia?" tanya cowok itu, membuat Maura menatap kedua matanya yang tajam dan dingin.

Maura mematung sejenak. Darah Maura berdesir saat suara berat itu masuk ke indera pendengarannya. Suara yang nyaris sama dengan suara Arkan.

Lidahnya terlalu kelu dan bibirnya tak bisa di gerakkan. Akhirnya Maura hanya bisa mengangguk menjawab pertanyaan cowok itu.

"Kalo gitu.." Jedanya, tangan kirinya terangkat memegang pergelangan tangan Maura. "Jauhin tangan lo dari wajah gue" lanjutnya sembari menjauhkan tangan Maura dari wajahnya.

Perlakuan itu membuat Maura terhenyak. Tersadar dengan apa yang sudah ia lakukan, Maura mengusap air matanya cepat kemudian sedikit menundukkan wajahnya untuk meminta maaf.

"M-maaf"

"Hm" Cowok itu mengusap pipi kirinya membuat Maura merasakan ngilu. Cowok itu seakan menghapus noda kotor dari wajahnya. Maura menunduk menatap telapak tangannya yang tadi ia gunakan untuk menyentuh wajah cowok itu. Sadar, Maura pun membenarkan jika dirinya memang kotor.

My Cold Prince 2 || (T A M A T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang