• Bake on Love •

18.5K 1.3K 399
                                    

Waktu tepat menunjukkan pukul 22

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Waktu tepat menunjukkan pukul 22.00 , tetapi Huang Renjun yang merupakan mahasiswa seni rupa tingkat dua itu baru saja selesai mengerjakan tugasnya yang memang harus ia selesaikan segera di perpustakaan kampus.

Ia pun segera saja bergegas keluar dari kampus dengan sepeda keranjang kesayangan yang ia beri nama moomin. Cuaca malam di Seoul hari ini memang dingin bukan main. Dingin yang menusuk. Membuat perut Renjun yang memang belum terisi sejak sore tadi semakin meronta-ronta.



Sambil berjalan santai bersama sepeda moomin disampingnya, ia mencari kedai ataupun restoran yang masih buka pukul segitu. Hampir semua lampu restoran sudah padam menandakan bahwa restoran disekitarnya tersebut kebanyakan sudah tutup, tetapi ada satu toko roti di ujung sana yang masih menyala lampunya rupanya, sehingga tanpa pikir panjang segera saja Renjun lari dengan sepedanya ke arah toko roti itu dan dengan brutal membuka pintu toko roti tersebut.


"Permisi! Tolong jangan tutup dulu!"


Pemuda berkulit tan yang sepertinya sedang berbenah di kasir sana terlihat tersenyum pada pelanggan terakhinya ini.


"Hanya untuk mu, toko kami masih dibuka, manis. Silahkan" kata pemuda tampan itu sambil senyum, membuat Renjun tersipu malu karena dipanggil manis seperti itu, sial.


Renjun pun mencoba mengacuhkan perkataan pemuda dengan rambut sewarna abu-abu yang sialnya tampan tersebut. Ia bergegas mengambil nampan dan penjepit untuk memilih roti maupun cake. Kemudian mengernyit setelahnya karena baru sadar, dilihatnya tidak ada satupun roti yang tersisa disana. Hey!? Apa-apaan maksudnya ini!?





"Maaf tuan. Anda menyuruhku untuk memilih, tapi disini tidak ada roti ataupun cake sama sekali yang terlihat didepan mataku, excuse me?"



Pemuda tampan didepannya malah tertawa terbahak, respon pemuda itu benar-benar menjengkelkan bagi Renjun.


"Kau hanya memintaku supaya toko roti ini jangan tutup dulu, manis. Dan aku bahkan tidak menyuruhmu untuk memilih rotinya ?" Katanya santai sambil melipat tangannya didepan dada.



Renjun speechless dan geram bukan main. Bagaimana bisa pemuda itu bersikap seperti ini ? Hei, Renjun adalah pelangganya kalau dia lupa.



"Kau... Cih, am i a joke to you!? Aku. Sangat. Lapar, bedebah brengsek! Dan kau mengerjaiku seperti ini!? H-hiks!" Kata Renjun dengan sedikit penekanan pada kata 'sangat lapar' nya.



Habis kesabaran Renjun. Dirinya sudah sangat lapar dan dikerjai seperti ini oleh pemuda toko roti ini yang sialnya tampan itu!? Oke Renjun tidak peduli dengan ketampanan pemuda toko roti itu. Renjun benar-benar kesal setengah mati sampai-sampai tertunduk menangis saat itu juga.

hyuckren playlist ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang