Take One: Ài De Yùgǎn

1.2K 88 8
                                    

The extraordinary sense upon first meeting someone, that you will one day fall in love.

...

..

.

Seorang pemuda, Wang Yibo namanya jatuh cinta begitu saja pada seseorang yang enam tahun lebih tua darinya, ia bahkan tak tahu menahu pangkal dan ujungnya, yang ia tahu orang itu telah memenuhi relung hati dan mengisi penuh-penuh pikiran dan jiwanya.

Dunia Wang Yibo jungkir balik seketika; banyak tersenyum bahkan tertawa ia jika orang itu berada di sampingnya, mendengar namanya saja bisa membuat bibirnya mengulum senyum tak sadar.

Menyukai seseorang bukan hal pertama baginya namun tak sampai seperti ini jadinya.

Wang Yibo begitu muda, dua puluh dua tahun tepatnya. Sudah merasa mengerti segalanya, terlebih perasaannya terhadap orang itu. Keras kepala ia mengejar, melakukan hal yang menurutnya bisa membuat orang itu melihatnya; dirinya, Wang Yibo, bukan karakter yang ia mainkan dalam drama.

Waktu menapak menjauh saat kebersamaan itu terancam melayu, di gempur oleh batas waktu. Wang Yibo waswas, bagaimana ia akan mengungkapkan rasa ini padanya? Ketika tiap ucapan dan sikap menelanjangi isi hatinya sangat utuh. Namun sayang, karna nampaknya Wang Yibo seperti menggempur tembok dengan sebuah gumpalan kapas.

Sutradara meneriakan cut, orang itu tersenyum padanya, dan Wang Yibo tak tahan lagi dengan semuanya.

Lalu ketika semua pikiran datang dan pergi merasuki kepalanya, Wang Yibo menyeburkan kata.

Zhan-ge, didi ai ni!

orang itu berbalik memang, lidah terjulur, mata indahnya memercikan tawa.

Jadi Wang Yibo mengulanginya.

Zhan-ge, didi ai ni!

berbalik ia sekali lagi, namun yang di dapatnya adalah gerakan yang membuat Wang Yibo harus berpura-pura, kalau hatinya tak nampak seperti di gores kaca.

Namun apa mau dikata, nama depannya bukan Wang jika hal seperti itu dapat membuatnya mengambil seribu langkah menjauh.

.

Zhan-ge, didi ai ni!

Tahukah kau, pria itu hampir tersandung langkah sendiri ketika mendengar kata itu?

Tidak?

Tentu, karna Xiao Zhan sangat pandai menjaga sikap, kemudian mengembalikan pernyataan tiba-tiba itu dengan menjulurkan lidahnya dan memasang wajah terganggu ketika kali kedua.

Xiao Zhan, dua puluh delapan tahun, pria lembut dan anggun. Namun memiliki tekad dan kekuatan di hatinya. Ramah ia pada siapapun, tetapi memiliki sisi lugunya sendiri. Tahu ia apa yang dirinya mau, mengerti juga tentang banyak hal, namun mungkin tidak begitu peka tentang hal-hal yang berbau merah jambu.

Jadi bukan salahnya jika Wang Yibo jatuh begitu dalam hingga tak mampu menggapai untuk keluar.

Sekali lagi, terkadang tak peka memang tentang urusan hati ini. Namun jika kau menjadi Xiao Zhan yang dilempari tatapan panas hampir dua puluh empat jam setiap harinya, bodoh sekali kalau tak menyadarinya.

Lalu pemuda itu pun berkata, Zhan-ge sangat tampan meski tidak memakai make up~

Tersenyum pemuda itu padanya, senyum yang membuatmu ingin mengangkat tangan untuk memukulnya. namun tak sempat ia lakukan, disebabkan Xiao Zhan sibuk menyembunyikan wajah dari mata dunia.

Kemudian tatapan itu lagi.

Manik hitam memandang lekat, mengirim gelenyar aneh di tulang belakangnya, lalu meneruskannya ke kedua tungkainya.

Lemas rasanya.

Tolong, dirinya butuh pegangan.

.

Dan mungkin, Wang Yibo tidak melempari tembok dengan gulungan kapas, namun justru melemparinya dengan tanah liat.

Apa bedanya memang?

Ya, meskipun tak bisa merobohkannya sekaligus, setidaknya tanah liat bisa meninggalkan bekas di tembok, dan itu adalah awalnya.

...FIN...

Ya, begitulah dan ini adalah akhirnya :v

Iya pendek, soalnyanya klo panjang saya gak bisa. mungkin ini namanya ficlet? Saya ngetik ini setelah liatin langit2 kamar saya sambil denger lagu cadas wkwkwkwkwk

Dan YA! arti judul tidak nyambung dengan isi /sigh/

Terima kasih buat yang voment fic WangXiao kemarin, terharu lho saya...

Sampai jumpa di fanfiksi berikutnya~

The Script of BJYXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang