"Ayah, pekerjaan Ayah apa, sih?" tanya Rocky ketika keluarga Ruslan pergi berpiknik. Rosmina, istri Ruslan, tersipu. Ruslan tidak segera menjawab. Dadanya seketika membusung bangga ketika anaknya yang belum genap lima tahun bertanya.
"Kamu tahu orang-orang yang bekerja di gedung-gedung tinggi di pusat kota sana, Rocky?" Rosmina balik bertanya seraya mengusapi lembut kepala anaknya yang masih berambut jagung.
"Yang terlihat angkuh itu?" ujar Rocky polos. Ruslan refleks mendelik.
Rosmina terkekeh, "itu modern dan berkelas, sayang, bukan angkuh." Rosmina melirik suaminya. "Memangnya Ayah tampak angkuh?"
"Entahlah," jawab Rocky singkat.
Rocky kemudian merebahkan tubuhnya di pangkuan Rosmina.
"Bunda, kemarin waktu pulang sekolah, aku melihat seorang ibu yang menggendong anaknya. Mereka terlihat lusuh dan lapar," tutur Rocky.
"Lalu?" timpal Rosmina.
"Aku kasihan sama mereka. Aku mengambil uang di saku, dan memberikannya pada mereka." Rocky hening sejenak. "Ibu itu memarahiku. Katanya: 'aku tidak sudi menerima uang haram!'. Aku takut, Bunda."
Seketika Rosmina dan Ruslan saling pandang.
"Mereka hanya orang sirik! Jangan didengarkan!" ucap Ruslan tersulut.
"Memangnya uang haram itu apa, Ayah? Kata Bu Guru, yang haram itu dibenci Allah." Ruslan terkesiap. Rosmina tidak bergeming sepersekian detik.
"Sayang, tugasmu adalah belajar. Jangan dengarkan kata orang! Ayahmu ini orang penting. Banyak orang sirik. Jadi, jangan didengar, ya, Sayang!" ucap Rosmina sambil terus mengusapi kepala Rocky.
"Ddrrrddd! Ddrrrddd!" dering ponsel. Ruslan berdiri untuk menerima telefon yang masuk ke ponselnya.
"Pak, Bapak dimana?" suara dalam sambungan telefon.
"Ada apa? Saya sedang ada acara keluarga," jawab Ruslan setengah berbisik.
"Komisi Pemberantas Korupsi sedang menuju ke rumah, Bapak. Keadaan kita sedang gawat ..."
Dan sambungan telefon itu ditutup sebelum perbincangan selesai. Rosmina tajam menatap suaminya yang mulai gelisah. Untungnya, Rocky sudah kepalang tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Kemarau
Short StoryKami kembali, dengan kumpulan kisah yang diambil dari berbagai sudut pandang dan latar belakang. Pesan kami: nikmatilah sebelum kami mengakhiri kenikmatanmu.