Prolog

3 1 0
                                    

Kring..
Terdengar suara bel di dalam cafe, menandakan ada seseorang yang baru saja masuk ke dalam cafe.

Terlihat di dalam cafe itu sibuk dengan pelanggan maupun pelayan cafe yang melayani dan mengantar pesanan.

"Pesanan dengan 1 lemon tea Nya. Selamat menikmati layanan kami." ujar salah satu waitters wanita di sana dengan senyum sopan pada pelanggan.

Dan berlalu, berjalan ke arah dapur dengan wajah yang lelah. Dia mengusap keringat yang terdapat di sekitar wajah nya.

"Ehh, Selpi gimana kerja hari ini?" tanya seorang perempuan yang juga sama bekerja di cafe itu dengan umur yang terlihat lebih tua dua tahun, dan sekaligus teman gadis ini.

"Ya gini capek juga setiap hari, tapi gak papa demi hidup juga." dengan kekehan kecil selpi menjawab.

"Owh iya, kerjaan kamu kan habis jam ini. Terus kamu akan ke cafe NY? Nyani berapa lagu?"

"Iya kak, ini sudah selesai mau siap-siap berangkat, kira kira ada 4 lagu aja soal dengar dengar nanti cafe NY di Booking untuk tempat pertemuan CEO besar dan juga selpi masih banyak tugas." Jawab nya dengan memasukkan baju seragam cafe ke dalam loker penyimpanan khusus.

"Aku pergi dulu ya kak fri." lanjut lagi.

"Hati-hati, sel. Semoga kamu dapat hidup dengan tegar." di pelankan suaranya di akhir kalimat.

EUREKA

Jam sudah menunjukkan pukul 14.50 wib. Yang semakin membuat nya cepat berjalan, karna kurang sepuluh menit lagi dia akan masuk kembali bekerja di cafe NY.

Kondisi di luar cafe begitu padat karna banyak kendaraan bermotor yang parkir di daerah dekat cafe NY.

Membuka pintu khusus karyawan-karyawan di cafe, dia langsung bergegas mengganti baju untuk dia kenakan nanti. Setelah selesai dengan baju panggung nya dia bergegas ke atas panggung musik yang terletak di samping kanan meja kasir yang sudah di tunggu oleh empat orang lainnya yang blainNya. memainkan alat musik.

"Maaf ya abang-abang selpi telat datang nya." Dengan menundukkan badan empat puluh lima derajat ke pada pemain musik, dengan suara lirih.

"Tidak apa-apa. Toh belum juga jam tiga sore, hanya kurang tiga menit lagi baru jam tiga." jawab salah satu pemain musik yang memegang Drum dengan senyum manis nya dia berumur satu tahun lebih tua dari selpi, yang di anggukin ole tiga orang lainNya. Yang di sambut senyum oleh gadis itu

"Oke berhubung selpi sudah datang jadi kita bisa siap-siap, owh iya nanti kita hanya membawakan empat lagu dikarnakan tempat ini nanti setelah maghrib di booking oleh salah satu teman pemilik kita. Jadi nanti kita hanya sebentar, apa bisa di mengerti?" jelasnya salah satu pemain musik yang kelihatan seumuran dengan Kak frida, teman selpi di cafe tempat dia bekerja tadi.


"Siap dapat di mengerti bang." jawab semua pemain musik dengan serentak.

"Oke let's go, kita cari uang harus semangat agar kerja tidak terlihat capek." yang diangguki oleh semuanya.

Oke, kita mulai selpi berguman dalam hati.

Disini selpi berperan menjadi penyanyi yang di iringi musik gitar yang dibawakan oleh lelaki yang bernama bang Putra, sedangkan drum di bawakan oleh bang Royan dan terakhir keyboard yang di pegang oleh bang Zahwi.

"Hallo sore semua, kita kembali lagi untuk menghibur kalian-kalian semua, dengan lagu yang enak di dengar pada suasana sore hari ini, cocok untuk pasangan-pasangan yang baru jadian atau pasangan yang merayakan Hari jadinya. Oke kita langsung saja, selamat menikmati pesanan kami di cafe ini dan juga lagu nya, have fun guys." ujar ku dengan senyum manis gingsul nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EurekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang