Pandang aku sekali saja sebagai wanitamu,bukan sebagai sahabatmu.Ingin sekali aku mengungkapkan kalimat itu pada Zac,namun bibirku sulit berucap saat didepannya.

Aku tak tau sejak kapan rasa itu berubah menjadi cinta,yang jelas aku merasa sakit saat Zac bersama wanita lain.

Seharusnya aku bersyukur,zac digandrungi banyak wanita,namun hanya akulah satu- satunya orang yang paling dibutuhkan Zac.Dia selalu bergantung padaku,bisa dibilang aku lebih mengenal Zac dari pada Zac sendiri.

"Rere.. kau tau dimana kacamataku...?".tanya zac sambil sibuk mencari.

Aku berdecak kesal,dia pelupa dengan  hal hal kecil.Namun ia selalu ingat dengan wanita seksi,dia selalu ingat nama wanita yang pernah ia kencani.

"Ada dikepalamu zac...".jawabku kesal.

Zac meraba kepalanya,ia menertawai kelakuan konyolnya.Bagaimana bisa barang yang sudah ada di badannya masih ia cari-cari.Zac mencubit hidungku,itulah kebiasaan Zac dia selalu gemas denganku.

"Kau memang malaikatku Re...,aku tak tau jadinya jika tanpamu.Hari ini aku akan bertemu dengan Monica,apa aku sudah keren..?".Tanya Zac.

Aku hanya mengangguk melihat Zac yang terlihat sempurna dengan kemeja putihnya.Tak seperti biasanya dia serapi itu,sepertinya Monica wanita yang spesial bagi Zac.Jujur saja aku cemburu,tapi kebahagiaan Zac lebih berarti bagiku.

"Sini Zac...aku rapikan rambutmu..".kataku menyuruh Zac duduk didekatku.

Aku menyisir rambut Zac,tanpa kusadari air mataku menetes.Sesak sekali rasa didadaku,aku mencintai Zac,namun Zac tak pernah sadar dengan cintaku.Dia bisa melihat cinta wanita lain,tapi tidak denganku yang selalu ada didekatnya.

Aku memeluk Zac dari belakang,aku suka harum tubuh Zac.Aku ingin selalu ada dipelukannya,sebagai wanitanya bukan sahabatnya.

Biarkan hari ini aku memeluk Zac sampai bosan,karena suatu saat aku tak akan bisa seperti ini lagi.Jika Zac telah menikah,mungkin dia akan melupakanku.Remora yang selalu ada dalam suka dukanya,yang selalu menyiapkan segala kebutuhannya,yang selalu menjadi bayangannya.

Zac merasa bahunya basah oleh air mataku,dia berbalik dan mengusap air mataku.

"Hey... Kenapa Rere-ku jadi wanita cengeng..?".Goda Zac padaku.

Mulutku tak mampu bicara,aku hanya terus menangis.Aku tak dapat menjelaskan perasaanku saat itu.

"Ayo ikut aku menemui Monica...,jangan lupa dandan yang cantik..".Kata Zac.

Aku mengusap air mataku,dan tersenyum."Aku tak mau dandan cantik,nanti kau tertarik padaku,dan meninggalkan Monica".jawabku.

Zac hanya tersenyum tipis,dia mengambil ponselnya yang berdering sedari tadi.Aku melihat sekilas,itu telepon dari Monica.Zac menghindar dariku,dan akupun pergi ke kamar untuk bersiap-siap.

Sekitar lima belas menit aku baru selesai dandan.Aku keluar kamar dan mencari Zac,dia tak ada.Aku mencari ke semua sudut rumah,dan memanggil-manggil nama Zac,namun tak ada jawaban.

Aku terkejut saat melihat Zac yang tergeletak dilantai,tentu saja aku langsung teriak mencari bantuan.Ponsel Zac masih tergeletak,dan panggilan telepon dengan Monica masih berlangsung.

"Zac...".kata monica.

"Z..zac pingsan,nanti ku hubungi lagi".kataku yang langsung mematikan telepon dari Monica.

Badan Zac dingin,aku semakin khawatir.aku terus berteriak minta bantuan,sampai akhirnya tetangga ke rumahku,dan membawa Zac ke rumah sakit.

Sebelumnya aku tak pernah melihat Zac seperti ini.Aku terus berdoa untuk keselamatan Zac,jika saja aku bisa menggantikan posisi Zac.lebih baik aku yang sakit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kata Yang Tak Tersampaikan(TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang