Bab 1. Gita

30.9K 72 5
                                    

Akhirnya dapat juga kos wanita yang lokasinya dekat kampus. Maklum kuliah di beda pulau. Kos dekat kampus yang murah karena kamar mandi luar dan sekamar diisi 2 orang. Kamarku ada di lantai 2. Di luar kamar tepat area jemuran jadi enak kalau mau cuci baju.

Selesai beberes, aku maen hp sambil baringan. Lalu masuklah cewek teman sekamar baru. Posturnya berisi tapi tidak gemuk. Sepertinya hobi olahraga.

"Hai, wah akhirnya aku ada temen nih. Aku Gita," sapanya.

"Hai juga, aku Nadya," balasku.

Sambil mengobrol, Gita melepas ranselnya lalu melepas pakaiannya. "Panas banget di luar". Lalu pakaian kotornya ditaruh di ember luar kamar. Ia masuk lagi ke kamar. Alih-alih berganti baju, ia langsung saja duduk di kasur sambil melanjutkan ngobrolnya.

Aku yang memang belum pernah ngekos pun berpikir bahwa mungkin Gita sudah biasa begitu. Lagipula kami juga sama2 wanita. Aku bukan lesbian, tapi karena jarang juga lihat teman wanita yang dengan pede ngobrol hanya pakai bh dan cd, sempat bengong juga.

"Eh sori ya Nadya, panas banget nih maklum td habis ngegym tp udah mandi kok" sambil menyalakan kipas angin. Maklum kost murah tentunya tanpa AC. "Nyantai aja yah kalo disini hehe" tambahnya.

Pantas saja badan Gita kencang. Kaki dan pahanya terlihat kuat dan besar. Bokongnya terangkat. Pas banget pakai celana dalam model thong (bukan g-string). "Gak malu apa ya dia begini ada aku?" tanyaku dalam hati. Thongnya ternyata semi tranparan sehingga terlihat bulu kemaluan Gita yang sepertinya dibentuk kotak.

"Itu bulu kamu dishave bentuk kotak ya?" tanyaku penasaran.

"Iya nih hehee" sembari dia malah melepas thongnya untuk menunjukkan jembut berbentuk kotaknya. "Lucu kan? Banyak kok disini tempat waxing murah"

Lucu sih pikirku, karena dia malah tidak pakai celana, hanya pakai bh doang. Dan dia terlihat santai saja. Lalu ia rebahan dan langsung mengorok. Masih tetap tanpa celana. Aku pun kepo banget. Lalu melihat detail bentuk bulu pubisnya yang unik. Bentuknya kotak rapi di atas vagina yang bibirnya tidak terlalu rapat.

Aku kepikiran, apakah aku berani ya seperti ini? Kalau tidak, nanti aku dianggap aneh lagi. Aku pun mandi sore sambil memikirkan itu. Kembali ke kamar dan Gita sudah bangun.

Ia pun memakai lagi thongnya lalu ke area jemuran mengambil handuk untuk mandi. Ya ampun, dia berani banget! Ke area jemuran yang mana itu kan dikeliling kamar-kamar kos. Nah lho ada anak kos yang keluar kan. Eh kok malah mereka ngobrol dengan santainya. Padahal kan Gita hanya pakai bh dan thong transparan. Jembut kotaknya terlihat loh!

Oke lalu dia jalan ke kamar mandi. Aku penasaran banget bagaimana sih style anak kos tuh. Selesai mandi, Gita keluar wc dgn handuk dibebatkan di kepala agar rambut basahnya terserap. Lalu di tangannya ada bh dan thong yang kotor. Wah gila! Dia telanjang berjalan dari kamar mandi ujung melalui lorong dan kamar kos yang lain.

Ada 2 cewek lagi ngobrol di bangku lorong itu. Gita mendekatinya lalu mereka pun ngobrol bertiga dengan santainya. Omg! Gita telanjang dan bisa2nya ngobrol dengan orang lain dan mereka pun tampak santai aja. Terlihat 2 cewek itu juga kepo dengan style pubis Gita yang berbentuk kotak. Gita terlihat sedang memamerkan jembutnya dan cekikikan.

Gita pun balik ke kamar, "Sudah mandi Nadya?"

"Sudah dong. Eh kamu gak malu apa kok telanjang gitu jalan di luar terus ngobrol sama orang?"

"Hehehe biasa aja kok disini kan cewek semua"

Gita sambil mengelap rambut basahnya dengan handuk. Tangannya ke atas menyebabkan payudaranya yang ukurannya 34B, sedang namun padat, menjadi terangkat. Putingnya mengacung. Gita pun segera pakai pakai cd nya. Lagi-lagi hanya begitu saja. Aku simpulkan memang seperti itulah kehidupan di kost. Mungkin aku saja yang norak.

Sore kami pun memesan gofood. Diantarlah ke kamar oleh ibu penjaga kos. "Oalah mbak Gita gak dingin apa ya. Kok gak pake baju, cuman pakai celana dalem aja. Tapi badannya bagus ya sering olahraga? Itu teteknya kenceng banget mbak." Gita pun merespon, "Bisa aja mbok ini lho. Orang kecil begini. Gedean juga punya mbok tuh. Hahaha."

Kami pun menyantap nasi campur khas Bali. Maklum di pulau ini memang itulah menu andalan. Suapan ketiga, ada orang memanggil Gita dari jauh. Langsung Gita menyuruh masuk saja. Masuknya cewek dengan baju tanktop tanpa bra. Karena terlihat jelas putingnya menonjol. Lalu bawahan juga hanya memakai cd. Oalah memang seperti ini ya outfit di kos, batinku.

Kami pun mengobrol hingga sudah mulai mengantuk. Temannya juga sudah balik ke kamar. Kami merebahkan diri di kasur masing2. Dua kasur single yang berjejeran dengan jarak 1 meter.

Gita melepaskan celana dalamnya lalu dibuangnya ke lantai. "Di kamar panas banget, kamu gak kepanasan apa gimana kok bajunya lengkap gitu?" tanya dia seakan-akan itu hal lumrah untuk tidur telanjang bulat.

"Agak sih, ntar malam kalo gerah aku lepas juga" jawabku ngibul. Aku belum siap sama sekali untuk style kos model begini.

Seperti tadi siang, Gita langsung saja ngorok. Aku main hp dengan otak yang tidak fokus. Bagaimana bisa konsen kalo ada orang telanjang tidur telentang di sampingku. Kakinya ngangkang seperti orang pingsan. Jembut kotaknya rapih di atas vagina yg bibirnya tidak terlalu rapi.

Sampai jam 2 aku tidak bisa tidur. Aku memikirkan bagaimana aku bisa adaptasi disini. Aku penasaran banget tapi juga malu. Sama sekali tubuhku belum pernah dilihat orang. Bahkan pacar2ku sebelumnya. Kami tidak pernah aneh-aneh. Bahkan ibuku pun tidak pernah melihatku bugil setelah aku puber.

Lamunanku terhenti karena Gita bergerak. Tangannya memegang payudaranya lalu menyentuh putingnya. Ia memainkan putingnya sambil tidur. Lucu sekali pikirku. Ia meremas-remas payudaranya yang kencang. Lalu kakinya membuka dan tangan kanannya mengelus2 jembut kotaknya. Hihi mimpi apa dia ya? Lalu jarinya mengarah ke klitoris dan dirabanya berkali-kali. Klitorisnya muncul.

Ah ini bukan dia mimpi! Walaupun aku alim, tapi aku juga gak bodoh2 amat untuk sadar kalo itu namanya masturbasi! Omg Gita bermasturbasi sambil tidur! Gita mulai menggelinjang. Vaginanya menjadi terbuka dan keluar cairan pelumas. Banyak sekali pelumasnya. Sampai mengalir ke kasur. Omg! Gita mendesah pelan namun nikmat sekali. Spreinya sudah tidak karuan karena pergerakan badan Gita yang gelisah. Jarinya pun keluar masuk vagina. Basah berwarna bening agak putih. Matanya tetap terpejam. Pergulatan sendiri itu akhirnya berakhir dalam waktu 15 menit. Dengan vagina becek total, Gita kembali tenang.

Aku shock dengan pemandangan itu. Aku paksakan untuk terpejam. Otak tetap melayang ngalor ngidul.

Tiba-tiba alarm bunyi tanda sudah pagi. Aku tidak tahu apakah sempat tidur atau belum. Aku duduk di kasur. Kepalaku pusing. Gita juga terbangun. Ia seperti melihat tangannya, lalu kasurnya lalu vaginanya. Ia heran mengapa basah. Namun segera ditutupinya kasur itu dengan bantal.

"Kamu tidur jam berapa Nadya?"

"Wah gak tau juga ya, semalam maen hp terus ketiduran aja."

Gita berdiri di depanku sambil membetulkan rambut. Otomatis area vaginanya tepat di depanku. Rambut pubis kotaknya rapi. Namun di bawahnya masih terdapat bekas cairan yang mengering. Gita cuek saja lalu berjalan ke toilet ujung dengan telanjang. Ia harus mandi dan segera ke kampus untuk mengurus pendaftaran ulang. Ia memang sudah 1 tahun di atasku. Aku juga harus segera bergegas mengurus administrasi di kampus baru.

-BERSAMBUNG-

Catatan NadyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang