1

9K 352 18
                                    

Cerita ini sudah pernah tamat di watty.

Bagi minat koleksi ebook original bisa beli di playstore buku ketik Aqiladyna semua judul akan keluar. Dan tinggal pilih. Kalau lebih suka versi pdf bisa wa ke +62 822-1377-8824

❤ヾ(❀╹◡╹)ノ゙❀~❤

Sipnosis

Setiap malam terdengar rintihan memilukan dari Adara yang terus menangis.
Hati kecil Frans berteriak ingin ia memeluk wanita itu melepaskannya pergi dari hidupnya, tapi mengingat
kejamnya dulu Adara menggugurkan janin dari hasil benih cinta mereka mempermainkan cintanya membutakan mata hati Frans.
Biarkan Adara menangis dan benar gila sekalipun Frans akan merasa puas membuat wanita itu jera
membayar mahal atas dosa nya.
Dia cantik dia menggoda namun dia berhati iblis, tapi seorang Frans hanya mencintai Adara wanita yang
berhasil menghancurkan pertahanan hatinya, mengacaukan jiwanya.

Part 1

Rasa sakit itu adalah kamu..

perih dan sulit di sembuhkan

Luka ini akan terus membekas..

Di hati ku walau pun kau kelak membayarnya dengan nyawa mu..

...

Prang!

Suara pecahan kaca selalu terdengar tiap harinya di dalam kamar yang pengap itu. makanan yang tadinya di atas piring berhamburan di lantai, pria itu murka menatap jijik ada wanita yang selalu menolak makan rifleks ia melayangan tamparan di wajah tirus si wanita hingga kepalanya terpental ke samping, sudut bibirnya pun mengeluarkan darah. Jangan kan pun menangis si wanita malah tertawa mengejek mendelik sengit pada prilaku yang di berikan pria di hadapaannya ini, selama 2 tahun terakhir pria ini menyekapnya. penampilan nya pun tidak seelegan dulu hanya gaun yang sedikit koyak melekat di tubuhnya karena ulah pria ini yang berusaha memperkosanya malam tadi.
"Puas kau sudah menamparku berulang kali, Frans!"kata nya menyebut nama pria itu dengan lantang.

Frans kekasih nya telah tega menyekapnya memisahkan nya dari keluarganya hingga masa depan nya luluh lantah seketika. hanya obsesi gila dari Frans menghancurkan hidup seorang Adara.

Frans merengut rambut Adara ke belakang hingga kepalanya mendongkak ke atas memaksa Adara menatap lekat manik mata nya, rahang Frans mengeras tegas menahan luapan amarah akan sikap menyebalkan dari Adara yang selalu membangkang dirinya.

"Tamparan ku tidak seberapa, aku tidak akan pernah puas membuatmu sakit, sakit ku lebih pedih dari yang kau terima jalang!" kata Frans mendoring kasar tubuh kurus Adara.

"Kenapa kau tidak bunuh saja aku, biar kau puas tuntaskan dendam mu padaku, aku sudah muak terkurung di sini melihat wajah mu." kata Adara lantang.

"Shit!"

Plak!

Sekali lagi tamparan mendarat di pipi Adara, wanita itu bahkan tertawa semakin keras, meraung minta Frans agar mencabut nyawanya saja.

Frans tidak mengindahkannya, ia memilih keluar dari kamar itu mengunci pintunya. walau pintu itu tidak di kunci sekali pun Adara tidak bisa lari darinya karena kaki wanita itu sengaja Frans rantai.

Frans bersandar di daun pintu memperjelas pendengarannya menangkap tangisan Adara mengalun sangat menyayat hatinya.

Kedua mata Frans berkaca kaca, ia merenggut kaos baju ia kenakan menepuk keras dadanya, sesak ia mendengar tangisan itu hampir sulit tuk bernafas.

Tidak pernah Frans inginkan Adara menderita, dulu ia selalu memenuhi apa yang di inginkan Adara tidak peduli orang mengatakan nya bodoh karena bersedia menjadi budak Adara untuk mencapai tujuannya tapi kali ini Frans bukan pria bodoh lagi, ia tidak akan sudi Adara memperalatnya demi kesenangan wanita itu. murka nya Frans bertambah saat Adara dengan gilanya menggugurkan janin buah cintanya bersama Adara.

Mengingat akan hal itu membuat Frans sering menangis sendiri, betapa dalam luka yang Adara berikan betapa perih mengorek jiwanya. Selamanya Frans bersumpah tidak akan melepaskan Adara membiarkan wanita itu bebas bahagia di luar sana, lebih baik Adara mati terkurung di sini bersama nya.

Frans tidak tahan mendengar tangisan Adara, ia berlalu dari depan pintu kamar melangkah gontai ke dapur mengambil minuman keras di lemari kecil. Frans menegak minuman itu langsung dari botol sudah 2 tahun terakhir ia menjadi pencadu alkohol hanya minuman ini yang mampu meringankan penderitaannya.

Frans menatap jam tangannya yang menunjukan pukul 10 pagi, ia harus pergi bekerja, hari ini ia harus memotret seorang model majalah ternama, itu memang pekerjaan nya selama dua tahun terakhir gajinya pun lumayan besar. Frans melirik ke pintu kamar yang di tempati Adara kenapa ia merasa berat meninggalkan wanita itu seorang diri, pagi ini Adara tidak mau makan apapun untuk mengajal isi perutnya, walau Adara kini menjadi tawanannya, Frans tidak tega kalau Adara sampai sakit.

Frans berdiri mengambil roti di atas meja makan memberikannya selai di letakannya di atas piring ia kembali lagi ke kamar itu membuka kuncinya, di perhatikannya Adara hanya duduk mencoba melepaskan rantai yang membelit satu kakinya.

"Kau tidak akan pernah bisa melepaskan rantai itu", kata Frans melangkah mendekati Adara yang menoleh padanya.

"Bedebah!" Umpat Adara, mimik wajahnya memerah ia sudah sangat kesal pada Frans yang tidak membiarkan nya bebas.

"Makan lah setelah nya kau mandi, aku akan pergi sampai sore." kata Frans melembutkan suaranya agar Adara mau menurut tapi ia tau semua hanya sia sia.

"Sudah ku katakan aku tidak mau makan, yang ku mau kau lepaskan rantai sialan ini, aku ingin kekamar mandi."kata Adara.

Frans menghela nafasnya ia meletakan kasar piring di atas meja nakas, mengunci pintunya terlebih dahulu menyelipkan kuncinya di saku celananya lalu mengambil kunci gembok di laci meja setelahnya barulah ia membuka rantai itu hingga Adara bernafas lega mengusap pergelangan kakinya yang memerah.

"Cepatlah ke kamar mandi, aku beri waktu 15 menit." Kata Frans.

Adara melirik malas ia berusaha berdiri melangkah perlahan namun langkah nya terhenti berbalik menejang Frans mencakar wajah pria itu berusaha mengambil kunci pintu di saku celana pria itu.

"Sialan kau jalang! kau menipu ku."dengan kuat Frans mendorong tubuh kurus Adara ke lantai. Adara meringis menahan sakit di bokongnya.

Frans yang mengusap darah bekas cakaran di pipinya bertambah emosi ia menjambak rambut Adara menyeretnya ke kamar mandi, Adara meraung meronta minta di lepaskan karena sakit saat rambut nya di tarik paksa, Frans tidak pernah peduli terus menyeret sampai di bak pemandian, ia mencelupkan kepala Adara ke dalam air sangat lama hingga Adara bergerak kesetanan mengapai gapai seakan minta pertolongan.

"Mati saja kau!" geram Frans.

Hati kecil Frans bergetar, ia tersadar melepaskan Adara hingga Adara merosot keluar dari dalam air, Adara lemas ia terjatuh pingasan di lantai kamar mandi.

Frans menatap kedua tangannya yang bergemetaran lalu menatap Adara yang sudah tidak sadarkan diri,  Frans berlutut membawa Adara ke dalam pelukannya memeriksa denyut nadi wanita itu. Frans bersyukur Adara masih bernafas. semakin erat ia memeluk Adara menepuk nepuk pipi Adara agar wanita itu sadar.

Frans tidak mau kehilangan Adara, rasa cinta nya terlalu besar hingga rela menyakiti sedemikian kejam agar Adara tetap bersamanya.

Siapa yang harus di salahkan dalam hubungan pelik ini, Frans mau pun Adara sudah hancur tidak bersisa, namun Frans tidak ingin menyerahkan dalam hubungan ini.

(✿ ♥‿♥)(♥´∀`)/

My DaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang