Namaku,Alrinka Clary Prasari. Biasanya dipanggil Clay, Aku tinggal di kompleks Raflesia, blok B ,dengan nomer rumah 28. Oke,ini tak penting untuk kalian ketahui namun harus tetap ku jelaskan. Bukankah tata krama mengidentifikasikan diri seperti ini?
Mari kita bahas mengenai keseharianku di sekolah. Sekarang aku berumur enam belas tahun dan duduk di bangku SMA kelas XI,tepatnya XI IPS 4. Aku tak pandai dalam hal hitung-menghitung. Kupikir jika aku masuk kelas ips, maka akan musnah angka-angka laknat,itu tapi ternyata tak seindah yang kubayangkan. Angka-angka itu masih bergentayangan di mata pelajaran Geografi,Ekonomi bahkan Sejarah. Oke mari kita lupakan pembahasan ini dari pada emosiku memuncak.
Aku selalu saja merasa aneh ketika datang ke sekolah. Cowok itu... Sebenarnya cukup menyita perhatianku, dia sering tersenyum kepadaku dan tak jarang juga aku membalasnya. Ia terlihat tenang namun dari penampilannya saja aku sudah tahu kalau dia seperti berandalan.
Rambutnya dibiarkan berantakan, kancing kemeja pertamanya dibiarkan terbuka, dan dasi yang longar hingga melorot dan tas pungung yang disampirkan hanya di bahu kirinya. Dan jangan lupa dengan permen lolipop yang mungkin tak akan pernah ia lupakan untuk mengemutnya di pagi hari.Dan setiap kubunyikan bel sepedaku dua kali, baru ia mau tersenyum. Tentu aku bingung dengan sikapnya yang cukup aneh menurutku. Dan setahuku dia kelas XII namun aku tak tahu detail kelasnya,yang aku tahu ia kakak kelasku.
Akhir-akhir ini aku lebih sering menyendiri. Membaca novel-novel remaja dan tak banyak beraktivitas keculai mencatat. Dan saat aku bosan pun aku tak mencari aktivitas lain karena menurutku itu cukup melelahkan dan membuang-buang energi juga waktu jadi,aku hanya membaca novel remaja atau berkhayal tentang hari-hariku untuk selanjutnya dan tentunya hal itu tak menguras energiku.
Kurasa perpustakaan di sekolahku memiliki penunggunya. Karena setiap aku datang dan membaca buku,seperti ada yang sedang memperhatikanku dari jarak jauh. Meskipun tak pernah kuhiraukan.
Kalau ku ceritakan kelasku kepada kalian,mungkin kalian tak akan asing lagi dengan berbagai macam tingkah teman-temanku yang absurd dan gila seperti tukang dangdutan dadakan, salon dadakan, molor kek kebo,duduk baca buku dan diem aja, main ponsel(ngeGame,ngeYoutube,tik tok? Dan lain-lain) dan keluar masuk kelas kek setrika rusak. Aku yakin pasti bukan hanya di kelasku saja spesies manusia-manusia aneh seperti mereka, namun di sekolah lain pun pasti banyak yang seperti mereka.
Aku jarang sekali makan di kantin sekolah. Tempat makan favoritku adalah taman belakang sekolah yang cukup tenang,karena saat jam istirahat tidak banyak yang datang jadi kuputuskan untuk makan di sana. Di sana ada berbagai macam bunga yang di tata dengan rapih dan dua pohon yang rindang di samping kursi taman.Sungguh menenangkan menurutku. Aku membawa bekal setiap harinya, namun tak jarang juga membeli di kantin walaupun hanya snack atau minuman.
Oh ya, aku hampir lupa yang satu ini. Bobie-sepedaku ya itu namanya. Aku sudah melalui banyak peristiwa dengan Bobie, dari SMP kelas 2 aku sudah menggunakan Bobie hingga detik ini. Jadi kalau aku tak salah hitung, sudah sekitar dua setengah tahun aku menggunakan Bobie.
Sepertinya untuk detail hidupku yang lainnya akan kuceritakan nanti karena aku masih terlalu bersemangat untuk melanjutkan hari esok. Jadi jangan bosan mendengar ceritaku ya. Aku janji di tahun ini aku akan dapat pacar. Jika kak Edwin tak marah hehe.
«««««
Hi guys!!!
Maaf kalau masih amatir.
Disini author nulisnya pake POV/Point Off view dari si ceweknya. Soalnya author bakal lebih mudah mikirin alurnya karena hanya dari satu pemeran aja.So enjoy this story.
Jangan lupa vote,komen dan kalau perlu kasih saran apa gitu kek buat author biar ceritanya makin ngena ya!!See you next chapter guys✌
KAMU SEDANG MEMBACA
DEXCLAR
Teen FictionDia yang terasa asing mulai menunjukkan diri padaku. Dia begitu manis juga tenang. Tak jarang aku memberikan perhatian lebih. Awalnya tak ada sesuatu yang menyakitkan. Entah akan berlanjut atau berhenti disana. Dia begitu penting di hidupku. Samp...