PROLOG

23 1 0
                                    

Arga menerima air keruh keabu-abuan dengan aroma khas yang sulit di definisikan, perpaduan aroma daging panggang dan bau gosong.

Ramuan selalu begitu 'kan, kalau tidak rasa yang aneh pasti baunya aneh. Arga menegak habis minuman itu, tubuhnya masih terasa lemas, pening. Terpisah dari rombongan dan kehabisan bekal di perjalanan benar-benar pengalaman yang mengerikan.

Arga ditemukan pingsan di jalan setapak, seseorang membawanya sampai di tempat ini.

"Ambilkan untukku, sisakan juga untukmu," perintah Jaka. Gendis membawa minuman yang sama dalam porsi yang lebih besar untuk Jaka.

"Kamu tidak minum air suci ini, lagi?"

"Aku tidak memerlukannya." Gadis itu berlalu ke dapur.

"Pantas, leluhur murka! Kamu selalu membuangnya?"

Tak ada jawaban.

Diam.

Tak bermaksud menguping, tetapi pendengaran Arga masih berfungsi dengan sempurna. Mata yang kembali terpejam tak menutup rasa ingin tahunya. Ramuan suci? Ramuan macam apa yang membuat leluhur bisa murka jika tak meminumnya.

"Siapkan dirimu, Gendis."

"Kakak, aku tak mau dinikahi kakak kandungku sendiri."

"Gendis, kamu akan melawan ketentuan yang sudah digariskan oleh leluhur kita?" hardiknya.

***

AhyaBee

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DWIGANDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang