Sad story

Tersenyum untuk kebahagiaanmu

Nina. Gadis yang selalu ceria. Namun, hari ini hatinya semendung seperti cuaca mendung hari ini. Semuanya bermulai dari seminggu yang lalu. "Riana" sapa Nina. Nina berlari menghampiri Diana yang pucat. "Hai," balas Diana. "Kamu kenapa? Kok pucat? Tanya Nina. A...aku ngga enak badan, Nina.Tapi aku tetep pakaian buat masuk," balas Riana. "Aku antar kamu ke UKS, ya!" Tawar Nina. "Ugh, gak usah, deh," Riana menolak Nina untuk diantar ke UKS. Walau dalam hati, Nina merasa kecewa. Mengapa sahabatnya seperti menyembunyikan sesuatu darinya? Ah, sudahlah.

Pulang sekolah...
"Riana, kamu sudah lebih sehat, ya," ucap Nina senang. "Hmm, iya nih," balas Riana bangga. Dia berhasil menaklukkan sakitnya. "Nyeberang, yuk!" Ajak Riana. Tanya menunggu tanggapan dari Nina, dia langsung menyeberang tanpa melihat kanan kiri. "Ah, Ri.."
BRUAK!
Nina tidak dapat melanjutkan kata-katanya.
"RIANAAA!"
"Sudah lama, ya, Riana," ucap Nina sendu sambil membuka kertas milik Riana.
Isinya pesan terakhir Riana.

Hai Nina!
Aku memang merasa aneh sejak pagi. Ada yang mengganjal rasanya. Seperti akan ada sesuatu yang buruk. Tapi, tidak apa! Aku mempunyai Nina, kan? Everything is gonna be alright! Keep smiling, for me!

"Andai saja saat itu aku menghentikannya."
"Andai waktu itu aku melarangnya."
"Tidak akan jadi begini," isak Nina.

Hujan tiba- tiba turun. Makin membuat hati kecil Nina makin pilu. Pecah lah tangisnya.
"Nina, jangan menangis. Kamu berjanji untuk tersenyum selalu, kan?
Keep smiling, for me!" Bisikan lembut tiba-tiba menghampiri Nina. Nina terkesiap. Suara itu mirip dengan suara Riana. Apa mungkin?

Nina menghapus air matanya. Mencoba untuk meneguhkan hatinya. Siap atau tidak, dia harus menerima kenyataan ini. "Aku akan selalu tersenyum untuk kebahagiaanmu, Riana."