MAKE UP KISS

1.6K 218 55
                                    

.

"Youn? Seungyounie?

Tidak ada jawaban dari pemuda all-rounder itu. Seungwoo kembali diabaikan. Ini sudah lebih dari dua puluh empat jam. Seungwoo tidak ingat jika ia pernah bertengkar hebat dengan Seungyoun, bahkan mungkin bisa dibilang mereka tidak pernah saling mendiamkan diri masing-masing. Tapi tidak selama dua hari ini, sejak ia nekat memaksakan diri untuk tampil sempurna di panggung dengan lutut yang sedang bermasalah. Seungwoo ingat, Dongpyo merengek—dengan beberapa isakan kecil, tidak mau digendong saat Move, namun bukan Seungwoo namanya jika pada akhirnya ia tetap mengangkat tubuh Dongpyo—alasan klise, Dongpyo kecil dan ringan. Saat itu itu juga wajah Seungyoun berubah masam, enggan tersenyum padanya. Bahkan menatapnya saja tidak.

Puncaknya ada pada U Got It. Jauh-jauh hari mereka sudah merencanakannya. 'Mari mengulang hari kedua KCon Thailand'—Seungyoun begitu excited mengatakannya, dengan semangat dan senyuman menawan. Seungwoo tidak mungkin menolak. Toh, ia ingat hampir seluruh penonton meneriaki mereka ketika dengan seksinya seorang Cho Seungyoun—yang selalu meraba pipi Wooseok, malah menjawil dagu milik sang leader. Lebih intim dan berani.

Tapi pada akhirnya, Seungyoun bahkan berhenti ditengah jalan. Menahan diri di depannya, tidak mau kembali memandang Seungwoo yang mendongak, berharap koreografi yang sudah mereka rencanakan bisa kembali membuat penggemar menjerit histeris. Hingga akhir acara, Seungyoun tidak sedikitpun mendekatinya. Atau jika boleh diperjelas, seolah tidak menganggap Seungwoo ada di sekitarnya. Bahkan hingga detik ini.

"Cho Seungyoun!"

Pemuda itu mendesah lelah, menghentikan sejenak kegiatannya mengancingkan kemeja putih untuk mereka tampil nantinya.

"Apa?"

Bukan ini yang Seungwoo harapkan. Tidak ada sahutan manis, tidak ada jawaban ceria seperti biasa. Hanya ada balasan sinis yang dilemparkan Seungyoun padanya.

"Masih tidak ingin menganggapku ada?"

Seungyoun memutar badannya, berjalan mendekati Seungwoo yang masih bergeming menatap yang lebih muda. Mata itu memandang Seungwoo dengan tajam, ada rasa kecewa bercampur di sana. Ini bukan Seungyoun-nya, bukan sosok favoritnya.

"Kalau hyung ingin aku menganggapmu ada, berhenti memaksakan diri dan mintalah tempat duduk selama kita tampil nanti. Setelah pulang dari sana, pergi ke dokter dan periksakan kakimu. Setelah dua hal itu kau lakukan, kau boleh bicara padaku lagi Han Seungwoo-ssi."

Belum sempat Seungwoo menjawab, Seungyoun sudah melenggang pergi meninggalkannya.

.

Canggung adalah atmosfer yang tengah mengurung mereka di ruang tamu asrama. Hanya Seungwoo dan Seungyoun. Entah ini konspirasi dari anggota lain atau apa, tapi mereka berdua benar-benar ditinggal berdua di sana sambil menunggu mobil yang akan mengantar mereka ke venue.

"Seungyounie?"

Tentu saja tidak ada balasan. Seungyoun terlihat sibuk dengan ponselnya. Sesekali tangannya bergerak-gerak di atas layar—entah melakukan apa. Seungwoo yang jengah melihatnya, memberanikan diri mengambil ponsel yang lebih muda dan meletakkan dengan kasar di atas meja. Hal itu tentu saja membuat pemiliknya melebarkan kelopak mata dan memandang Seungwoo dengan kesal.

"Apa masalahmu, hyung?"

"Bisa memusatkan perhatianmu sebentar padaku?"

Seungyoun hanya membalasnya dengan helaan nafas. Kemudian memutar badan hingga sekarang ia benar-benar menghadap Seungwoo. Tatapan tajam itu kembali menusuk Seungwoo.

"Dari awal aku bahkan memperhatikanmu lebih dari yang lain, Seungwoo hyung. Tapi apa? Kau yang tidak peduli, kau yang tidak memperhatikan dirimu sendiri. Dan lihat, kau meringis menahan nyeri saat berjalan dan dengan entengnya berpura-pura bahwa kau baik-baik saja. Lalu sekarang kau memintaku memperhatikanmu? Bagian mana yang tidak aku perhatikan selama ini, Han Seungwoo-ssi?"

Lidah Seungwoo kelu. Baru saja Seungyoun berkata sedemikian panjangnya hanya dengan satu tarikan nafas. Sadar kesalahannya, Seungwoo beranjak mendekati Seungyoun. Perlahan telunjuknya menyentuh jemari Seungyoun yang mencengkeram lutut akibat ketegangan yang baru saja terjadi diantara mereka. Digenggamnya telapak tangan sang all-rounder dengan lembut. Seungwoo berusaha menenangkan dan meyakinkan Seungyoun, sekaligus meminta perhatian dan kepercayaannya kembali.

"Aku sudah konsultasi dengan dokter. Semalam, setelah kau tertidur. Aku memohon agar dokter mau mendatangiku kemari dan memeriksaku."

Seungyoun terbelalak. Cukup terkejut saat Seungwoo berkata jika ia sudah mengecek kondisinya. Seungyoun hanya tersenyum simpul sembari mengeratkan genggaman tangannya.

"Tinggal satu hari Youn-ah. Setelahnya kita akan istirahat dan aku akan menurut sekalipun kau atau yang lain menyeretku ke rumah sakit dan menyuruh sepuluh dokter memeriksa kakiku."

Seungwoo berhenti ketika melihat mata Seungyoun hampir menumpahkan cairan bening yang dibencinya. Tolong, jangan lagi ia melihat pemuda manis di hadapannya ini bersedih lagi. Seungwoo tidak pernah ingin membuat senyuman Seungyoun hilang dan membuatnya menangis, apalagi karena dirinya.

"Tolong, jadi Seungyoun yang biasanya. Jadi Seungyoun yang tersenyum padaku, membawakan kebahagiaan serta keceriaan untukku, untuk kita semua."

TIdak menunggu lama, Seungwoo menerima sebuah pelukan tiba-tiba dari pemuda yang lebih muda. Pundaknya lagi-lagi jadi sasaran tumpahan air mata. Seungwoo tidak bisa untuk tidak lega saat Seungyoun kembali membuka diri untuknya. Dielusnya kepala Seungyoun dengan satu tangannya, sedang yang lain menepuk pelan punggung Seungyoun berulang-ulang.

"Seungwoo hyung?"

"Hm?"

"Nanti di mobil duduklah di sampingku, ok? Aku ingin melakukan penebusan dosa atas perlakuanku kemarin yang mengabaikanmu. Aku akan mengajakmu berbicara selama perjalanan. Aku akan merangkul lenganmu dan membuatmu tertawa sampai di venue."

Seungwoo tidak bisa untuk tidak melebarkan senyumannya. Seungyoun menjauhkan tubuhnya dari sang leader. Terlihat hidungnya yang memerah dan matanya yang sembab, membuat Seungwoo terkekeh pelan. Diusapnya kedua pipi yang masih berjejak air mata itu.

"Seungyounie?"

Wajah Seungwoo yang tiba-tiba mendekat membuat Seungyoun sedikit salah tingkah. Hidung keduanya sudah bersentuhan dan kepala Seungwoo sudah miring, seperti mencari posisi. Dan itu semua membuat Seungyoun semakin merona penuh kegugupan.

"Apa? Kau—kau mau apa, Seungwoo hyung?"

"Tentu saja, make up kiss?"

Tidak perlu tiga detik untuk keduanya berakhir dalam pagutan. Kedua bibir itu saling bersentuhan, berbagi rasa lega dan mencairkan ketegangan yang dialami keduanya selama waktu yang cukup lama. Seungwoo ingin pemuda dalam dekapannya ini selalu ada untuknya, memperhatikannya, mengingatkan hal-hal yang sederhana, dan selalu menggenggam tangan juga menopang punggungnya. Dan tentu saja, senyum Seungyoun adalah segala yang dibutuhkan Seungwoo di dunia.

.

おわり

おわり

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KISS AND MAKE UP ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang