Dengan Hormat di atas Cinta yang telah lama menyapa dunia ini.
-Bismillahirrohmanirrohim-
Entah sejak kapan rasa ini mulai muncul, mulai tumbuh, kemudian berkembang. Aku mencintainya bahkan takut kehilangan dia.
"Zafna.. "
"Zafnaaaa" suara bunda memanggilku.
"Ehh, iya bun." jawabku sedikit gugup.
"Bunda panggil kamu lho, dari tadi. Tapi kamu malah asyik ngelamuuuunnnn mulu"
Ucap bunda memancing ku untuk menatapnya.
"Mikirin apa sih sayang?" tanya bunda sambil mengelus lembut kepalaku.
"Emm, emm, engg.. Enggak bun. Nggak lagi mikirin apa apa kok"
Jawabku gugup segugup gugupnya.
"Alaahh, kamu mau bohong sma bunda? Masa bunda nggak tau perasaan anaknya sendiri. Kamu lagi kenapa sayang?"
Tanya bunda lebih serius.
"Beneran bun,, Zafna nggak papa" ucapku mencoba meyakinkan bunda.
"ya udah klo kamu masih nggak mau crita. Masuk yuk sayang, udh malem. Udara di luar sangat dingin"
Ketika kakiku melangkah ke rumah beriringan dengan langkah bunda, tiba-tiba ada suara mobil datang dan ternyata itu ayah.
Dan sontak bunda lari menghampiri ayah.
"Dari mana aja kamu, jam segini baru pulang. Tumben tumben nya kerja sampe larut begini."
Tanya bunda sedikit marah kepada ayahku.
"Kamu apa apaan sih. Suami baru pulang malah di marah-marahin." jawab ayah lebih keras.
"Ini bukan yang pertama kali nya kamu begini maas.. " ucap bunda dengan air mata yeng meluncur deras di pipi lembutnya.
"Iyaa karena ada pekerjaan mendadak yang perlu aku kerjakan.!! Puas?"
Teriak ayah kemudian pergi meninggalkan bunda sendirian.
Aku berlari mendekati bunda, dan berusaha menenangkannya. Meski aku juga ikut menangis melihat mereka orang tersayangku bertengkar di depan mataku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is My Screet Love
Teen FictionPemuda tampan yang tiba tiba hadir melukis Cinta di benakku.