A Little Thing That Make She Happy

59 3 3
                                    

Menurutmu, hal apa yang paling berkesan di setiap harimu? Minum segelas cokelat? Atau berkumpul dengan temanmu, menceritakan tentang harimu? Bagiku, hal yang paling berkesan adalah saat aku membuka mata. 

Disaat itulah aku seperti hidup kembali. Meskipun, tidak hidup sepenuhnya. Pasti kau bingung dengan ucapanku ini. Aku seperti hidup di dunia dongeng. Menikah dengan seorang pangeran tampan, dengan wajah yang berhiaskan lesung di bagian bawah bibir sebelah kirinya. Pertama kali aku jatuh cinta hanya karena lesungnya. Sial! 

Seperti pagi ini. Matahari masih belum nampak. Di luar langit masih gelap, tapi aku sudah terjaga. Mungkin ini masih jam 4 dini hari. Astaga! 

Tidak ada yang kulakukan lebih hingga langit berubah menjadi warna oranye. Aku hanya memandangi wajah tampan suamiku--Park Jungsoo. Hidungnya, bibirnya, matanya, alisnya, tulang pipinya, dahinya, rambut-rambut kecil yang tumbuh di wajahnya, semua yang ada pada dirinya aku cinta. Cinta memang senaif ini. 

Jariku bergerilya menyentuh tiap inci di wajahnya. Mengikuti lekukan tulang wajahnya yang indah. Batinku terus-menerus mengumpat betapa aku mencintai pria ini. 

"Ada apa, Sayang?" suara paraunya menghentikan kegiatan penjelajahan jariku di wajahnya. Aku hanya terdiam tak berkutik. Aku selalu lemah jika ditatap olehnya. 

"Kenapa jarimu di bibirku?" lanjutnya. Mata sayunya masih memandangku intens. Meminta jawaban. 

"A-ah, tidak apa-apa. A-aku...." belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, dia sudah menciumku.

Cup! 

"Morning kiss which is what you want?" 

Apakah aku masih bernapas? batinku. 

Ciuman di pagi hari tepat di bibir itu bukan hal pertama yang biasa kami lakukan. Namun, tetap saja jantung ini hendak loncat keluar. Aku masih menghadap ke arahnya, tapi bola mataku menari kian kemari. Tentu saja menghindari kontak mata dengannya. Kau pikir wajahku berubah seperti apa, hah! 

"Kau ini kenapa? Baru kucium sekali saja, wajahmu memerah. Bagaimana jika lebih.... " Dia menggantungkan kalimatnya. Lelakiku ini sedikit mesum memang. Terbukti, tangannya mulai jahil mencari titik sensitifku. Di manapun letaknya dia tahu. Ini tidak sehat! 

Aku bangkit, tapi ya, seperti yang kau tahu. Dia menarikku. Dan sekarang posisinya dia di atasku. Men on top. Aku menelan ludah kasar. Napasku sedikit tercekat. 

"Daritadi jarimu sibuk menjamahku, ya?" Aku menggeleng keras. Hingga aku menarik selimut putih untuk menutupi sebagian wajahku. 

"Tidak boleh curang. Tadi kau bebas menjamah wajahku, sekarang aku hanya ingin membalaskan dendamku, kau menutup wajahmu?" tanyanya dengan sedikit protes. Wajahnya sedikit demi sedikit turun mendekati wajahku. 

Aku hanya bisa menahan napas. Bagaimana aku lari dari cengkraman ini?

 "Hai, Koongie!" sapaku pada anjing putih ras maltesse ini. Dia memandangi kami dengan gelengan dan kedipan matanya yang lucu. 

"Apa kau mau melihat adegan kita disaksikan secara langsung oleh Shimkoong?" tanyaku dengan sangat berani. 

Jungsoo menghela napas dan duduk di sebelahku. Wajahnya lesu dan melemparkan pandangan kesal ke Shimkoong. Ah, lucunya! 

Aku pun merubah posisiku menjadi duduk di sebelahnya. Ku pandangi wajah kesalnya. Wajah yang membuat aku jatuh cinta berkali-kali dibuatnya. Kucium bibir lembutnya--sekilas penuh cinta dan tanpa paksaan. 

"Selamat pagi, Pangeran Lesungku!" ucapku langsung melarikan diri menuju pintu kamar kami. Sebelum aku menutup pintu, kulihat dia tersenyum manis dengan hiasan lesung di bibirnya yang membuatku hampir seperti orang gila dibuatnya.

***

Time SlipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang