Sudah beberapa tahun lamanya kita kenal, namun memang baru setahun belakangan ini kami dekat dan melalui hari berasama.
Tak menyangka bisa mengenalnya lebih jauh. Jangankan dekat dengannya, utk menyapanya saja tak pernah terpikirkan.
Malam itu teman dekatku menikah, aku hadir diacaranya dan sengaja menginap sehari sebelum hari H.
Malamnya dia mulai menghubungiku, memulai percakapan dengan kalimat yang membuat aku tertarik membalasnya,"Yakin tidak ingin coba perkenalan lebih jauh? Kita sudah sama-sama dewasa"
Sampai whatsappnya ku respon disore besok harinya, dia membujukku, ijin untuk menjemput..
Sebelum pertemuan sore ini terjadi kami memang pernah bertemu beberapakali, ketika aku masih sekolah kejuruan dan saat aku masih kuliah.
Bukan tanpa alasan, pertemuan itu terjadi karna memang aku perlu bantuannya. Angkot mogok, aku belum memakai aplikasi transportasi online dan salah tempat tujuan.Kalau saja saat-saat ketidaksengajaan itu tidak terjadi mungkin kami tidak akan pernah bertemu, entahlah.. Rencana Allah adalah yang terbaik.
Akhirnya aku pulang dijemput olehnya, teman dekatku yang menikah inipun berpesan untuk berhati-hati dan langsung pulang, bahkan dia sampaikan langsung juga padanya.
Disepanjang jalan aku merasa kikuk, tak menyangka bertemu lagi dengannya. Terkahir bertemu ditempat makan Bakso karna aku salah tempat dan memintanya untuk menemaniku makan, karna rumahnya tidak jauh dari situ, sayangnya hal memalukan terjadi, yang seharusnya aku membayarkan dia makan tapi ini malah dia yang jadi membayarkanku hahaha, sampai terjadilah janji padanya untuk mentraktir balik suatu saat jika aku sudah bekerja..
Mungkin saja pertemuan ini terjadi sebenarnya untuk menyelesaikan janjiku padanya. Memang alasan terkuat saat aku meng'iya'kan untuk bertemu lagi dengannya adalah soal janjiku yang belum kutunaikan padanya, diapun menagih..
Janjiku belum tertunaikan dimalam pertama dia menjemputku lagi. Kami mampir sebentar ditempat Pecelele yang tak jauh dari rumahku untuk makan, karna sudah terlalu larut dia mengantarku sampai gang dekat rumah.
Sejak malam itu komunikasi kami terus terjalin. Sampai empat hari kemudian aku mengajaknya makan untuk melunasi janjiku, dia meminta menjemputku ketempat kerja, sempat menolak beberapa kali, tapi saat itu memang sedang agak hujan dan gerimis, ini terjadi dibulan Oktober..
Janjiku sudah terlunasi.
Hari terus berlalu, berkomunikasi dengannya terlewati begitu cepat, padahal sebelum pertemuan ini terjadi aku sering tidak 'meresponnya' karna ada rasa kesal setiap kali melihatnya hahaha. Ini sudah terjadi sejak kami sekolah di tingkat SMP. Iya kami pernah satu sekolah tapi tidak satu kelas dan kami saling tidak suka satu sama lain.
Semakin rutin kami bertemu, seminggu bisa 2 sampai 4x.
Diawal bulan November dia mengantarku sampai rumah, bertemu juga dengan orangtua ku. Ayah dan ibun menyambutnya cukup hangat, karna tahu kalau dia teman sekolahku dan ayah ingat kalau dia salah datu murid pindahan disekolahku. Iya ayahku bekerja sebagai staff di SMP tempatku bersekolah waktu itu.
Hanya beberapa menit, kurang dari 1jam dia pamit pulang.
Dirumah sebelum aku tidur, ibun menanyakan padaku,
"kak yang tadi siapanya kamu?" dan akupun tersenyum sambil tertawa.Ibun bertanya seperti itu karena aku tak pernah membawa teman lelaki sejak 2014 (ini terjadi di tahun 2019) ahahaha. Aku bertanya-tanya sendiri, apa yang sedang aku pikirkan saat ibun bertanya seperti itu.
Kami semakin dekat, tapi aku sendiri belum yakin dengan tujuan dia yang sebenarnya.
Aku pernah mengatakan padanya,
"Kalau kamu ada niat untuk menjadi lebih dari sekedar teman, lebih baik kita enggak usah terlalu dekat"
Kalimat ini sering aku ucapkan pada lelaki yang mendekatiku tapi belum ada tujuan kedepannya untuk kedekatan hubungan kami.
Memang saat bertemu lagi selain melunasi janjiku padanya, kalimat pertama yang dia katakan selalu terngiang-ngiang dalam pikiranku.Kita bertemu lagi diusia yang menurutku sudah cukup memasuki usia dewasa, sekitar 20tahunan.
Aku sudah menyelesaikan pendidikan Diplomaku dan sudah bekerja, diapun sudah bekerja. Lalu apalagi?
Mungkin terlalu jauh aku berpikir kesana, tapi mengingat masa laluku dan orang orang terdekatku membuat aku ada rasa untuk lebih berhati-hati menerima seseorang dan memastikan bahwa orang yang dekat denganku adalah orang yang sudah pasti memiliki tujuan jelas untuk hubungan yang kita jalani.
Terkadang aku merasa lelah karna terus mengingat masa lalu masa lalu itu, tapi disatu sisi aku juga terus berusaha menjalani hari-hari tanpa harus mengingat akan masa lalu disetiap waktu.
Entahlah ini menjadi trauma atau bukan untukku.
Tetapi yang pasti, aku selalu mensyukuri apapun yang telah terjadi dalam hidupku. Aapun yang telah dilewati semuanya atas kehendak-Nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belum nemu yang pas
RandomBismillah, berdasarkan pengalaman hidup. Apa yang ada dalam fikiran, apa yang sedang dirasakan dan hal hal yang ingin dibagi saja - 8 Oktober 2019