Aroma kopi mengusap hidungku di pagi yang cerah. Setiap jam enam pagi, jari-jariku bersiap untuk menerjemahkan setiap adegan yang muncul di dalam pikiranku ke dalam rangkaian kata. Sampai aku lupa bahwa ponselku belum sempat kunyalakan sejak malam. Pantas saja tidurku lelap malam tadi dan pagi ini terasa lebih tenang juga sepi.
Saat benda mati itu mulai hidup kembali, semua kehidupan di dalamnya pun langsung mengusik ketenangan pagiku. Pesan dari Hangyul, orang yang sudah berpengalaman sekali di HR, dilihat dari pesannya yang membuatku harus beranjak dari sofa dan menutup laptopku. Ya, gajiku akan dipotong jika aku tidak melakukan tugas pagi ini dengan tepat waktu. Lebih tepatnya tugas mendadak, dalam lima menit sejak pesan itu dibuka, aku harus sudah berada di kantor.
"Hmm, Seungyoun?" Tanya suara yang tidak asing di telingaku. Suara yang cantik pasti berasal dari orang yang cantik pula.
"Hai! Kamu berhasil diterima di sini?" Tanyaku sedikit canggung melihat gadis itu, yang hari ini tidak memakai warna biru lembut tapi putih tulang. Semakin cantik.
"Ya, begitulah." Jawabnya singkat tapi melemahkan jantungku melihat senyumannya yang indah.
"Cepat sekali! Hebat! Bukankah kemarin kamu bilang baru interview?" Tanyaku lagi yang tentu saja tidak bisa menahan wajah yang mungkin jelek karena senyumanku yang terlalu lebar.
"Aku juga tidak mengerti. Hehehe." Katanya dengan senyuman yang semakin cantik saja dari bibirnya yang indah.
"Huh apanya yang hebat? Paling juga ada orang dalam. Benar, kan?" Suara lain muncul dari belakang gadis cantik ku eh gadis cantik itu. Suara yang jelek tentu saja berasal dari wajah yang jelek.
"Pak Hangyul!" Katanya dengan sangat riang.
"Hahaha! Seungyoun, kenapa wajahmu tegang begitu?" Hangyul menghampiri kami, lalu sekarang berdiri di tengah sambil memegang pinggang dengan kedua tangannya.
"Aku hanya bercanda. Orang dalamnya kan aku? Hahaha!" Lanjutnya dengan suara tawa yang kencang.
"Ehem! Hangyul... Jadi kenapa aku harus datang secepat ini? Jangan bilang..." Aku pun melirik ke arah gadis cantik itu dengan menahan senyum tentu saja.
"Ya, sebenarnya aku nyaman berdiskusi dengannya tapi aku sibuk. Tolong ajari pegawai baru ini karena kebetulan dia ada di unitmu. Okay?" Kata Hangyul menepuk-nepuk bahuku.
"Mohon bimbingannya, Pak Senior." Kata gadis itu sambil malu-malu ah atau hanya penglihatanku saja yang tidak bisa membedakan warna merah muda di pipi dengan warna merah pada tomat.
"Ya! Tentu saja aku akan membimbingmu! Jangan khawatir!" Kataku dengan penuh semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
FanfictionSeperti lautan, ketika kamu memandangnya dari kejauhan berwarna biru, cantik sekali. Namun ketika kamu mencoba untuk menyelaminya lebih dalam, warnanya semakin gelap, sangat menakutkan. Itulah kenapa, kamu seharusnya tidak perlu tahu apa yang ada di...