Dua

16 6 0
                                    

Sehabis Bella selesai menjalankan hukumannya, Bella segera masuk ke kelasnya dan kebetulan ia juga satu kelas bersama kedua sahabat curutnya itu.

"mampus gue, bakalan diintrogasi habis-habisan nih sama si curut Jeni" batin Bella karena belum siap untuk menjawab semua pertanyaan Jeni. Tapi, bukan Bella namanya kalo tidak bisa mengalihkan pembicaraan kedua sahabatnya itu. Senyum licik pun terlukis indah di wajah Bella.

"Bellaaaa" teriak Lisa dan Jeni sembari berlari menghampiri Bella

"tuhkan baru bilang juga apa" batin Bella.

Lisa Auresya, sahabat Bella sejak SD sampai sekarang yang memiliki paras yang cantik walapun tak secantik Bella, kulit putih, tinggi dan lengkap dengan kacamata yang selalu setia menemaninya. Dia dan Bella selalu masuk di sekolah yang sama. Lisa itu orangnya lemot banget, bayangin deh lemotnya kalo udah kambuh itu bakalan buat Bella dan Jeni jadi pusing, tapi dengan otak lemotnya itu kadang menjadi suatu hiburan bagi Jeni dan Bella. Anaknya periang, suka senyum, dan ramah.

Jeni Vea Rafasyah, memiliki body goals, putih, blasteran, rambut sebahu yang membuat dia semakin cantik dan yang terpenting dia adalah sahabat Bella dan Lisa sejak SD sampai sekarang. Ceria, suka hayal yang berlebihan, paling ngak bisa diam tapi kalo ngak ada dia rasanya sepi, paling kepo, paling heboh ketika liat cogan, paling update dengan gosip terbaru.

"lo semalam ngapain sampai bangun pagi aja telat? Kemana lo? Buat apa lo semalam? Dengan siapa? Kenapa ngak tidur tepat waktu? Udah tau hari ini hari pertama sekolah. Masih aja begadang" cecar Jeni dengan satu tarikan napas.

"yah ampun Jenikuuuu, tanyanya bisa nanti aja ngak sih, gue capek tau. Pengen istrahat dulu baru bisa gue jawab semua ocehan lo" ucap Bella dengan nada lirih karena sudah tau kebiasaan sahabatnya yang satu ini. Jika Bella terlambat, dialah yang paling banyak mengintrogasi Bella.

"yah namanya juga khawatir Bel, yah jelaslah gue ngoceh. Gimana kalo sampai lo pingsan tadi gegara menjalankan hukuman yang diberikan si ketua osis itu?" jawab Jeni dengan nada yang dibuat-buat.

"ulululuh ada yang khawatir nih dengan gue. Biasa aja mbak ngak usah lebay" balas bella tak kalah lebaynya.

"eh gue mau tanya dong" ucap Bella kepada sahabatnya itu.

"apah-apah Bel. Lo pasti mau nanyain tentang ketos itukan? Udah tau gue mah" ucap Jeni sok tau.

"ih lo cenayang yah Jen, padahal gue belum ngomong loh tapi lo udah tau. Wahhh ada yang ngak benar ini mah" ucap Bella dengan penuh selidik.

"eh tunggu dulu, emang cenayang itu apa Bel?" tanya Lisa dengan tampang polosnya.

"Jen, sahabat lo tuh bukan sahabat gue" ucap Bella sembari menundukan kepalanya di atas meja dengan frustasi karena memang Lisa itu orangnya sedikit lemot kalau mendengar kata-kata yang baru saja ia tau.

"yah ampun Lisaaa, ya Tuhan berilah hambamu ini kesabaran dalam menghadapi teman kampret hamba yang satu ini Tuhan. Hayati tak kuat lagi dengan otak lemotnya dia" ucap Jeni sambil mengadahkan tangannya keatas seraya mengucapkan doanya dan itu membuat Bella tertawa sampai terpingkal-pingkal akibat kelakuan lebay sahabatnya yang satu ini.

"kan gue ngak tau Jen, makanya gue tanya sama kalian. Lebay amat sih!" bantah Lisa tak terima dengan ucapan Jeni.

"lo yang ngak tau atau otak lo aja yang lemot Lis. Pulang gih, tanya sama abang lo itu, pasti dia tau kok" ucap Jeni dengan pasrah.

"okeh-okeh" ucap Lisa serasa memasukan buku-buku dan peralatan tulisnya ke dalam tas dan segera memakai tasnya.

"Lis, lo mau kemana bawa-bawa tas segala. Ini kan masih jam sekolah?" tanya Bella bingung dengan tingkah temannya yang satu ini.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 08, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BelginoWhere stories live. Discover now