1. Jung Bersaudara

233 39 6
                                    

2008

Suara ocehan penuh gelak tawa pagi itu kembali terdengar memenuhi ruang makan keluarga Jung. Nyonya Jung yang masih terlihat cantik diusianya yang memasuki pertengahan 40 tahun saat ini sedang repot merapikan dua buah kotak bekal didapur sedangkan suaminya asyik meladeni tingkah kedua anak mereka.

"Yaa.. Jung Shinhye jangan menyerobot ! Aku yang lebih dulu mengambil selai coklatnya" omel putra sulung mereka Jung Yonghwa pada si adik perempuan yang menimpali dengan menjulurkan lidahnya tidak peduli. Tuan Jung tersenyum saja melihat tingkah keduanya yang memang selalu seperti anjing dan kucing tiap kali dimeja makan.

"Ayah, hari ini aku akan pergi dengan teman-temanku sepulang sekolah jadi aku akan tiba dirumah terlambat" izin Shinhye. Ucapannya berhasil menarik minat Yonghwa kembali. Dia mengangkat alisnya curiga. Shinhye sama sekali tidak ada bicara apa-apa tentang rencananya untuk pergi bersama teman-temannya.

"Jangan pulang terlalu malam. Apa uangmu masih ada?" Ucap Tuan Jung. Dia sama sekali tidak melarang anaknya untuk pergi bersama teman-teman mereka, tapi yang pasti Yonghwa dan Shinhye dilarang pulang lewat jam malam yang diberlakukan dirumah ini. Jam 10 malam. Lewat dari itu maka mereka harus siap untuk dipotong uang jajan sampai lebih dari setengahnya. Shinhye menganggukkan kepalanya dan tersenyum senang. Dia masih memiliki uang yang cukup tapi gadis itu tahu bahwa ayahnya ini pasti tetap akan memberikannya uang. Ini terbukti dengan beberap lembar uang sepuluh ribuan yang kini sukses berpindah posisi dari dalam dompet Tuan Jung ketangannya.

Nyonya Jung masuk ketika Yonghwa baru saja akan berkomentar mengenai rencana Shinhye dan uang tambahan yang didapatkannya. Dia meletakkan kotak bekal masing-masing milik anaknya dihadapan mereka. Shinhye tanpa banyak bicara sudah memasukkan kotak bekalnya kedalam totebag miliknya sedangkan Yonghwa menatap bekal itu dengan sebal. Usianya sudah 18 tahun dan ibunya masih membawakannya bekal, wajar saja jika selama ini dia menjadi bahan olok-olokan teman-temannya.

"Aku tidak mau bawa bekal Bu. Aku akan makan di kantin sekolah saja" Yonghwa sampai lupa kalau dia akan protes pada ayahnya. Nyonya Jung mengeraskan rahangnya. Memberikan Yonghwa pertanda untuk mengikuti perintahnya dan berhenti protes.

"Bawa bekal itu. Habiskan. Terserah kalau kau masih mau makan nanti di kantin"

Kalau sudah begini dia sudah tidak bisa lagi melawan. Adalah mutlak dalam keluarga ini untuk menuruti semua perintah si Nyonya besar. Shinhye sudah tertawa keras disampingnya sampai-sampi susu yang tengah diminumnya tumpah.

"Shinhye.. jangan tertawa ketika sedang minum. Bajumu bisa kotor" kali ini giliran Shinhye yang disemprot. Yonghwa menatap adiknya itu dan menggerakkan mulutnya untuk mengucapkan kata "rasakan" tanpa suara yang berhasil membuat Shinhye hampir meninju lengannya.

Saat Yonghwa tengah asyik meladeni Shinhye, tiba-tiba dia teringat tujuan awalnya untuk protes perihal rencana Shinhye yang tadi.

"Ayah, apa ayah yakin gadis nakal ini akan pulang tepat waktu? Apa ayah lupa minggu lalu saja dia baru pulang kerumah setelah kita selesai makan malam" ucap Yonghwa.

"Hei... minggu lalu itu aku harus menjenguk ayah Jongsuk dirumah sakit. Lagipula aku sudah izin pada ayah dan ibu dan aku tidak melanggar jam malam" protes Shinhye tidak terima. Dia tidak habis pikir kenapa kakak laki-lakinya ini terus-menerus membahas masalah itu padahal sudah jelas tidak ada sedikitpun aturan yang dia langgar.

"Memangnya apa hubunganmu dengan Jongsuk sampai kau harus menjenguk ayahnya sampai larut malam?" Jawab Yonghwa dengan sengit. Semenjak mereka naik kekelas tiga, Shinhye semakin sering menyimpan banyak rahasia darinya. Harusnya Yonghwa tidak perlu peduli, lagipula Shinhye bukan lagi anak-anak yang masih harus didikte hidupnya. Tapi Yonghwa merasa ini tidak adil baginya karena semakin hari seperti ada jarak yang terbentang diantara mereka. Bukankah mereka kakak-adik yang harus saling terbuka satu sama lain tidak peduli bila jarak usia mereka hanya terpaut delapan bulan dan itu sangat amat aneh.

Forever, My SummerWhere stories live. Discover now