Terjebak
Aku terjebak dalam ruang tunggu afeksiku.
Ingin merdeka , dari senyummu yang ku candu
bisakah ku melupa ? Mencoba berdamai dengan rasa lalu menghabiskan mu dalam prosa , ahh ku rasa percuma sebab kau selalu hadir bersama ego saat ku coba menggunakan logika.
Segala tentang mu selalu menjadi hasil saat ku berpena kurasa mungkin bukan hanya raga , atma ku pun telah jatuh cinta ... sudahlah
Mungkin aku akan tetap begini meski aku benci kata menunggu hingga nanti
Dalam percayaku kau akan datang membalut yang luka ,menumbuhkan yang patah, mengaliri yang kering dan menyuburkan yang layuUntuk yang berlalu lalang lalu pergi
Pagi telah tiba dengan segala ceria , mentari bersinar cerah seperti biasanya
kebanyakan dari mereka bangun dengan kondisi bahagia sedang aku ? begitu menyedihkan di sudut kamar berusaha tertawa dengan mu yang hadir dalam mimpi saat aku terjaga , berusaha menganggap mu tetap ada meski kemarin kau hadir hanya sementara
harusnya aku patuhi kata ibu untuk seonggok daging sepertiku tak seharusnya mencintai sosok yang hampir sempurnah di langit sana
apa bisa ku ?, jika rindu dan cinta adalah semua yang ku harap ada padamu, lantas apa arti kecupmu ?? Ku pikir rasa tak seharusnya kau permainkan serendah itu , kau terlalu tega sayang. Ya ,kau terlalu tega untuk menjebak manusia lumpuh sepertiku dalam labirin mu
Kau terlalu tega seperti sore! Yang tanpa segan merenggut jinggaku , kau hitamkan semua jinggaku , bahkan kau tidak perduli jika aku hadir dengan kelabu , tolong ajarkan aku , ajarkan aku memahami peran fikir mu , jika pikir mu aku masih terlalu naif untuk ini lantas kenapa harus kau basahkan bibirku dengan gincumu ? Aku menyerah pada relasi kita , kuharap kau tak merindu saat tentangku sudah tak lagi bermuara padamu , sebab aku tak ingin melihatmu seperti tanah yang kering merindu hujan yang telah tiadaDengarkan saja
Bolehkah aku tertawa ? Untuk semua kebodohan ini, karena mencintaimu dengan hebat sehingga aku tidak hanya kehilangan dunia ku bahkan aku telah kehilangan diriku.
Ku biarkan jiwa dan ragaku menghamba pada cinta mu ku biarkan segala tentangku di perbudak obsesi ku bisakah kau dengarkan saja aku tertawa ? Sembari ku sisipkan air mata di setiap celanya
Cukup dengarkan, aku tak ingin kau terbebani
Ini sepenuhnya salah ku karena sudah berani mencintai mahluk seperti mu
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dan Rahasia
PoetryKalimat kalimat yang muncul ketika aku merindu dia yang tak pernah ada