STARTEN

0

Ella's POV

Langit sudah sangat gelap ketika aku menginjakkan kaki kembali ke apartemen. Sama sekali tidak ada cahaya di dalam apartemen ini. Hanya sedikit penerangan dari jendela apartemen yang memperlihatkan pemandangan kota Jakarta yang gemerlap di malam hari. Aku memutuskan untuk merebahkan diri di atas tempat tidur tanpa melepaskan pakaian kerjaku. Kemudian, mataku terpejam perlahan-lahan.

Pikiranku mengembara, aku kembali mengingat-ingat. Satu tahun lalu, tepat hari ini. Aku mengakhiri apa yang aku mulai bersama Jeremy Gosaldy.

Sering kali seseorang bertanya padaku, apa yang sebenarnya terjadi. Aku hanya bisa tersenyum dan berkata kepada mereka, it was a tragedy. Biar aku ingat kembali apa yang sebenarnya terjadi.

Well, everything was good in the beginning.

Kita jatuh cinta. Tertawa, aku ingat bagaimana aku tertawa ketika melihat ekspresi wajahnya saat aku melakukan hal-hal bodoh. Aku ingat cara dia menatapku ketika dia memulai segalanya. Dengan begitu cepat, semuanya menjadi sangat berarti.

"Menikah sama aku, La. Habiskan seumur hidup kamu sama aku saja, I promise to take care of you. Please, let me have you for the rest of my life."

Semuanya dimulai begitu cepat. Secepat itu juga semuanya hancur. Janji yang pernah diucapkan. Harapan yang pernah dibangun. Apa yang tersisa bagi kita hanya sebuah bekas luka. It's so funny, how we ended up hurting each other.

"Aku tidak perlu bicara kepada kamu. Useless, hanya membuang waktu aku saja membicarakan hal ini dengan kamu. Aku tahu kamu tidak akan peduli juga. Kamu berkata akan memperbaiki semuanya. Memangnya apa yang bisa diperbaiki lagi, Je? Aku mau mengakhiri semuanya."

Aku ingat, aku mengatakan hal itu. Dan aku juga ingat apa yang dia katakan.

"Tidak peduli bagaimana sih, La? Bisa-bisanya kamu bicara begitu ke aku. Apa itu yang benar-benar kamu inginkan? Well, aku bisa apa kalau itu yang kamu mau? Aku minta maaf, kalau semuanya harus berakhir seperti ini."

Benar, semudah itu. Dia melepaskan semuanya.