Materi 1

17 6 3
                                    

Materi oleh: naviegirl

Materi ini diberikan oleh salah satu kakak online di WMW Club untuk menambah wawasan keluarga online.

Selamat menambah wawasan^^

Komponen utama yang menjadikan cerita hidup:

1. Tujuan tokoh utama

Tidak adanya tujuan spesifik yang ingin dicapai tokoh utama membuat si tokoh jadi tidak memiliki aksi (keputusan maupun tindakan) yang jelas dalam cerita. Lebih buruk lagi, karakter si tokoh pun jadi tidak konsisten. Contohnya,dalam narasi disebutkan bahwa Anjani memiliki sifat plin-plan, tetapi ada adegan menyajikan betapa cepat dan penuh percaya dirinya Anjani dalam menentukan keputusan sulit. Tentu saja hal ini akan membingungkan bagi pembaca.

2. Ciptakan tokoh yang manusiawi

Sebagai penulis, kadang kita tidak bisa menolak godaan menghadirkan tokoh utama yang sempurna dalam segala hal. Cantik, kaya, populer, baik hati. Pokoknya tanpa cela sama sekali, deh! Nah, sayangnya ini justru menjadikan cerita tidak membumi, bahkan kelewat mengada-ngada. Salah satu unsur yang membuat cerita terasa hidup adalah keseimbangan, termasuk soal kekuatan dan kelemahan para tokohnya yang disajikan secara proporsional.

3. Peran antagonis yang berarti

Cerita menjadi lebih bermakna dan hidup ketika tokoh utama berhadapan dengan antagonis yang sepadan dengannya. Hadirkan lawan yang membuat kehidupan tokoh utama jungkir-balik, terkuras energinya baik dari sisi fisik maupun emosi. Jadikan kemenangan tokoh utama, saat sudah berhasil mengalahkan si antagonis, layak dirayakan.

4. Hadirkan konflik

Konflik, baik di dalam diri tokoh (internal) maupun dengan tokoh lain (eksternal), menjadikan perjalanan tokoh layaknya kisah manusia pada umumnya. Kayak kita-kita. Antar emosi pembaca ke dalam cerita agar mampu merasakan apa yang tokoh rasakan. Caranya: munculkan konflik yang menghambat perjuangan tokoh utama dalam mencapai tujuannya.

5. Penggunaan diksi
Diksi merupakan pilihan kata dengan arti dan fungsi tepat yang mampu memberikan kesan tertentu dari gagasan yang ingin kita sampaikan. Penggunaan diksi dalam karya fiksi menjadikan cerita tidak lagi datar. Satu hal yang harus diperhatikan, jangan sampai kita menggunakan diksi secara ngawur demi mendapatkan rangkaian kalimat yang indah, bahkan terdengar puitis.

6. Riset memadai

Pada akhirnya, sebuah karya fiksi menjadi hidup jika disokong fakta dan detail-detail yang melebur dalam ceritanya. Dalam banyak kesempatan kita tidak perlu menyuguhkan hasil riset mentah-mentah, melainkan olah fakta riset tersebut sebagai bagian dari latar, karakterisasi, percakapan, dan tentunya narasi cerita itu sendiri.

Sumber: https://blog.sittakarina.com/6-langkah-penting-menghidupkan-cerita/

WMW Club, 7 Agustus 2019.

Materi SastraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang