#1

10 1 0
                                    

Ayra menghembuskan nafasnya kasar, matanya pun tak lepas memandangi jalanan dan jam tangan nya bergantian, sudah hampir satu setengah jam dia berdiri disini seperti orang bodoh hanya menunggu jemputan dari seseorang yang telah berjanji padanya

"Ck, mana sih si Arfan lama banget kalau nggak niat jemput nggak usah janji janji segala kan kesel gue nunggu disini kayak orang kurang kerjaan," gerutu Ayra sambil terus melirik jam yang melingkar manis di pergelangan tangannya

Tak lama dari itu suara motor terdengar mendekat ke arah nya Ayra yakin 100% kalau ini adalah Arfan dan yah tebakan nya benar

"Darimana aja sih? Kalau nggak niat jemput udah nggak usah sosoan mau jemput segala, pegel tau dari tadi berdiri disini lo pikir nggak malu apa hah satu setengah jam disini udah kayak orang bodoh aja, lain kali kalau nggak bisa jemput yaudah nggakpapa nggak usah di paksain nggak baik juga kan hasilnya," cerocos Ayra ketika Arfan baru saja melepas hlem yang di kenakan nya

"Iya maaf tadi aku ada urusan dulu sama temen," jawab Arfan

"Yaudah mau pulang sekarang?" Tanya nya lagi namun yang di tanya malah membuang muka, Arfan membuang nafasnya kasar jika sudah seperti ini urusannya bisa panjang

"Ay, aku kan udah minta maaf beneran deh lain kali nggak akan kayak gini lagi udah dong jangan marah yah,"bujuk Arfan dengan suara yang lebih lembut dari sebelumnya, bukannya menjawab justru Ayra malah menangis sambil menutup wajah dengan kedua telapak tangannya

"Eh, kok malah nangis sih Ra maafin aku yah janji deh nggak akan gini lagi," ucap Arfan panik karna melihat Ayra yang malah menangis

"Nggak usah janji Fan kalau nggak bisa nepatin," ujar Ayra di sela sela menangis nya

"Yaudah iya iya aku minta maaf ya, aku beliin eskrim mau?" tawar Arfan membuat wajah Ayra lansung cerah seketika

"Mau,"jawabnya dengan suara serak dan hidung yang merah membuat kesan lucu tersendiri di mata Arfan

"Yaudah tapi jangan nangis lagi terus Ayra maukan maafin Arfan?" tanya Arfan sambil mengusap sisa air mata yang ada di pipi Ayra

"Iya,"jawabnya membuat senyum Arfan mengembang

Sudah dua tahun Arfan dan Ayra mejalin hubungan bukan sekali atau dua kali insiden seperti ini terjadi Arfan yang telat menjemput dan Ayra yang akan marah dan berakhir dengan traktiran eskrim dari Arfan.

"Mau rasa apa Ra?" tanya Arfan ketika sudah sampai di sebuah kedai eskrim

"Stawberry aja deh," jawabnya tanpa mengalihkan perhatiannya dari handphone

"Ngapain sih Ra mainin hp mulu?" tanya Arfan ketika sudah kembali setelah memesan eskrim untuk Ayra

"Ck, nyebelin orang lagi ngomong malah asik sendiri apasih faedah nya stalkerin cowok cowok korea," gerutu Arfan ketika melihat kegiatan gadisnya yang sedang asik mengstalk IG oppa oppa korea

"Apa sih Fan? aku juga nggak pernah tuh ganggu kamu kalau lagi main PS," jawab Ayra yang mendengar gerutuan kekasihnya itu

"Yah itukan beda ada faedahnya kalau kamu apa coba faedahnya?" jawab Arfan tak mau kalah

"Ini mas pesananya," ucap seorang pelayan memotong Ayra yang akan membalas perkataan Arfan

"Kenapa cuma satu kamu nggak beli Fan?" tanya Ayra ketika pelayan itu hanya mengantarkan saru eskrim saja

"Kamu aja aku nggak mau," jawab Arfan

"Oh yaudah," selanjutnya Ayra larut dengan eskrim nya dan melupakan perdebatannya dengan Arfan barusan

*******

"Sana cepet masuk!" suruh Arfan ketika mereka sudah sampai di depan rumah Ayra

"Kamu dulu aja aku mau liat kamu pulang," jawab Ayra masih tetap berdiri di ambang pintu gerbang rumahnya

Tawa Arfan berderai "apasih rumah kita kan hadap hadapan,"

"Lo sih pake acara nyuruh gue masuk segala biasanya juga langsung pulang aja,"jawab Ayra yang juga ikut tertawa karna tingkah mereka yang seolah olah rumah mereka berjauhan padahal tinggal teriak saja kedengaran

"Yaudah gue pulang," ucap Arfan sambil membelokan motornya memasuki gerbang rumahnya

"Eh Ra!" teriak Arfan menghentikan pergerakan Ayra yang akan menutup gerbang rumahnya

"Apa lagi sih Fan?" jawab Ayra

"Ada yang lupa," katanya lalu turun dari motornya yang belum sepenuhnya masuk ke dalam halaman rumahnya dan menghampiri Ayra yang masih berdiri di depan gerbang rumahnya

"I Love You," bisik Arfan ketika sudah berdiri di samping Ayra dan mencium kening gadisnya itu sekilas

Senyum Ayra mengembang mendengar pernyataan Arfan, meskipun hubungan mereka sudah 2 tahun dari Arfan maupun Ayra tidak pernah merasa bosan atau mungkin belum entah lah hanya mereka dan waktu yang bisa menjawab

"Love you to," balas Ayra sambil tersenyum setelah itu mereka benar benar pulang ke rumahnya masing masing

********

"Darimana Ra? kayaknya ada yang lagi seneng nih," goda Diva mama Ayra ketika melihat anaknya pulang les dengan wajah yang ceria

"Ih mama kepo deh" jawab Ayra sambil ikut duduk bersama mamanya

"Pasti abis jalan sama Arfan yah?" tebak mamanya yang memang tepat sasaran

Mendengar tebakan mamanya yang benar bukannya menjawab Ayra malah senyum senyum tidak jelas

"Tebakan mama bener ya Ra?" tanya mamanya lagi

"Ih...mama Ayra kan malu," rengek Ayra sambil memeluk mamanya dari samping

"Berapa lama sih Ra hubungan kamu sama Arfan?" tanya mamanya yang tiba tiba menanyakan hal seperti itu

"Mmm....2 tahun ma,"jawab Ayra

"Emangnya kenapa? tumben mama nanya kayak gitu," lanjut Ayra

"Nggak, mama cuma mau bilang jangan terlalu menyimpan sebuah harapan Ra," ucap mamanya

"Maksud mama?" tanya Ayra yang memang tidak mengerti

"Maksud mama, kamu jangan terlalu mengharapkan endingnya kamu bakal sama Arfan Ra, menurut mama sih sewajarnya aja, baik kamu maupun Arfan jika sudah sama sama tidak nyaman jangan di paksakan Ra, kalian masih muda jalan kamu maupun Arfan masih panjang dan kita nggak ada yang taukan kedepannya bakalan kayak gimana? bukannya mama medoakan atau mengharapkan hubungan kamu sama Arfan berakhir, kalau bisa sih mama juga mau kamu sama Arfan tapi kita kembalikan semuanya ke yang awal tidak ada yang tau kan kedepannya nanti kayak apa, pesen mama kamu boleh berharap tapi jangan terlalu yah," ucap mamanya panjang lebar Ayra yang sudah mengerti maksud mamanya pun hanya bisa mengangguk pasrah

Yah, Ayra memang naif dia sudah tau mungkin saja endingnya dia tidak akan bersama Arfan tapi dia masih saja berpikir kalau mereka harus bersama sampai akhir apakah itu terlalu memaksa entahlah hanya waktu yang bisa menjawab.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stuck In YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang