"Seberat apapun masalah hidup kamu, jangan pernah kamu ngeluh sama Allah. Allah nyiptain masalah di hidup kamu bukan buat diratapi, tapi buat dijalani. Allah tau kalo kamu adalah salah satu hamba-Nya yang kuat. Semangat ya!"
—Muhammad Fajar Setiawan, mari kuperkenalkan kalian kepada si tuna netra yang selalu saja membuat jantungku bekerja secara tidak normal.
—————————————————————
Teriknya sang mentari pada saat ini, tak mematahkan semangat seorang wanita yang sedari tadi selalu gagal memasukkan bolanya pada ring basket tersebut.
"udah lah senja, gausah maksain buat bisa. Lagian lo gausah panik besok nilai olahraga lo jelek. Santai aja kali, lo lupa ya? Guru olahraga kita itu bokap gue." – ucap sang lelaki yang sering akrab disapa dengan sebutan Cahyo.
"Ck, iya yo iya, 5 menit lagi deh. Semoga aja dalam waktu 5 menit lagi itu aku tiba-tiba jadi bisa masukin bola ini ke ring. Makanya kamu do'ain dong, bukannya malah ngedumel terus!"
Putriana Senjani Dewi, wanita sang pemilik nama Senja itu mendengus kesal karena selalu gagal memasukkan bolanya ke dalam ring.
Tak terasa, 5 menit yang katanya akan menjadi 5 menit terakhir itu sudah berlalu. Hasilnya? Oh tentu saja, Putri masih gagal. Yasudahlah ya, mungkin Allah tidak mengizinkan Putri untuk menjadi atlet basket di masa depan.
Senja dan teman sekelasnya itu pun, segera melangkahkan kakinya, meninggalkan lapangan basket pribadi milik Pak Sutarjo, yang tak lain adalah Om nya Senja.
Omong-omong, Cahyo dan Senja sebenarnya sudah berteman lama sejak SMP, mereka berdua bahkan sering dibilang pacaran oleh teman sepergajulannya. Oh jangan salah, kalo dilihat memang mereka cocok jika diberi gelar couple goals. Tapi sayangnya, mereka memilih untuk sekedar berteman. Karena pada kenyataannya, Cahyo juga sudah punya gebetan, sih. Begitu pula Senja, yang masih terjebak perasaan pada teman masa kecilnya, Muhammad Fajar Setiawan.
Fajar ini bisa dibilang teman hidup nya seorang Putriana Senjani. Bagaimana tidak, dari mereka ingusan sampai sekarang menginjak masa remaja nya, mereka selalu bersama. Tidak ada perdebatan yang membuat mereka saling menjauh dan memunggungi. Bahkan menurut orang tua mereka, Senja itu hidupnya Fajar begitupun sebaliknya.
Jika kalian bertanya, apakah Fajar satu sekolahan dengan Senja? Jawabannya adalah, tidak. Fajar itu berada di sekolah SMA yang istimewa, karena ia berbeda. Mungkin agak aneh jika dikatakan tapi ya, dia seorang tuna netra, sejak lahir.
Tapi jangan salah sangka dulu, jika kalian menganggap Fajar menjadi beban bagi hidup Senja, kalian salah. Heii, siapa sangka lelaki tuna netra itu setiap malam bisa mengajari anak-anak di komplek nya mengaji. Bahkan Senja kerap malu bila temannya itu sudah menasehati nya tentang agama.
Seperti sekarang, ia memilih tidak langsung pulang ke rumah nya, melainkan pergi ke rumah Fajar. Karena baginya, satu-satunya cara agar hatinya kembali tenang, ya pergi menemui Fajar.
"Assalamualaikum, Fajar ini aku Senjaaa."
"Waalaikumsalam non senja, ayo masuk. Den Fajarnya lagi di ruang tamu"
"Iya bi makasih."
Setelah masuk ke rumah megahnya Fajar, ia tersenyum melihat pemandangan di depannya itu, siapa lagi kalo bukan sang adam yang mampu membuatnya dengan sukarela menjatuhkan hatinya.
"Dorrr! Assalamualaikum Fajar." ucap sang gadis pemilik nama senja itu.
"Astaghfirullah kamu ngagetin aku aja ya, iya waalaikumsalam senja." ucap fajar
"Habisnya kamu gemesin sih, bikin aku pengen ngerjain terus bawaannya, hehehe."
"Dasar. Oh iya, gimana tadi ulangan fisika nya? Lancar?"
"Boro-boro, baru aja aku baca soal pertama, udah langsung mual, gakuat aku. Padahal aku udah baca semua do'a yang aku hafal. Biar Allah kasih keajaiban, bisa aja kan tiba-tiba otakku kesurupan Albert Einstein."
"Hahahaha. Ya Allah, Senja. Kamu ini ada-ada aja sih. Denger nih ya, Allah bakal kasih sesuatu itu bukan cuma kita berdo'a aja. Disamping berdo'a kita juga perlu usaha. Setelah usaha, baru kita serahkan hasilnya sama Allah, karena pada perkara apapun, tetap Allah yang akan menentukan. Kamu sih usaha nya sedikit, 5 menit baca aja udah ngeluh."
"Iya deh iyaa, tapi kan baca buku 5 menit juga lumayan tauuu, aku jadi bisa jawab 2 soal, ya sisanya sih aku pake cara sendiri aja, bismillah."
"Gemesin banget sih kamu, temennya siapa sih?"
"Temen Muhammad Fajar Setiawan donggg!"
"Andai aku bisa lihat, aku bisa eksklusif lihat wajah cantik kamu, ga cuma ngebayangin aja."
"Fajar, kamu bisa kok lihat wajah aku, kamu inget kan aku pernah bilang apa? Cara kita melihat sesuatu itu bukan cuma lewat mata aja, tapi kita punya hati. Apa yg kamu bayangin lewat hati kamu, itu yang baik. Percuma manusia punya mata tapi dia gabisa lihat perasaan seseorang. Jadi, jangan ngerasa sedih ya jar. Tenang aja, mukaku gaakan ilang kok kalo deket kamu."
"iya ya. Makasih ya udah ngingetin aku buat tetap bersyukur, senjaku."
"iya sama-sama. Oh iya jar, aku besok mau ada penilaian olahraga. Sialnya penilaian itu basket. Kamu tau sendiri kan jar, aku paling males tentang basket. Mana kalo gagal bakal disuruh bikin makalah lagi! Nyebelin banget tu guru. Untung ganteng, jadi aku mau umpat juga harus mikir dulu."
"Seberat apapun masalah hidup kamu, jangan pernah kamu ngeluh sama Allah. Allah nyiptain masalah di hidup kamu bukan buat diratapi, tapi buat dijalani. Allah tau kalo kamu adalah salah satu hamba-Nya yang kuat. Semangat ya!"
"Huhuuu iya Fajarrr, makasih yaaa!"
Terimakasih Fajar, untuk tetap jadi alasanku semangat menjalani hidup.
Cahyo Purnomo
"Karena pada akhirnya, pasangan sejati kamu itu Fajar, bukan aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Selamat Pagi, Senja
Fanfiction-Teruntuk lelaki tuna netra yang selalu berhasil menciptakan lengkungan bulan sabit pada bibirku.