Cowok itu masih diam. Sudah hampir satu jam ia duduk disini, bersandar pada salah satu kursi kelasnya, menatap kosong pada papan tulis yang penuh dengan coretan random. Setelah perdebatan tak berujung tadi sore, sekarang ia malah merasa menyesal.Memangnya ketua kelas mana yang menimbulkan perpecahan dikelasnya sendiri?
Dari awal harusnya ia tahu bahwa menyimpan perasaan lebih kepada salah satu temannya hanya akan membuat kekeluargaan kelasnya pecah. Karena tidak ada yang jatuh cinta pada keluarganya sendiri.
Namun, bukannya semua orang juga tau kalau kita tidak bisa memilih kepada siapa hati kita akan jatuh. Daniel juga tidak pernah menyangka bahwa gadis itu yang membuat hatinya berdesir.
Ia mendesah panjang, menatap langit langit kelas kini teringat dengan perkataan Stella diawal kelas dulu.
“...... soalnya semua nggak bakal sama lagi kalo udah suka sukaan, malesin.”
Bukan salah siapapun, ia yang bodoh, yang tak mampu menahan atau menghilangkan perasaanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THS: Let's (not) fall in love
Teen FictionLo sendiri tau, lo ngga bisa milih sama siapa lo jatuh hati.