Bab 1

152 2 4
                                    

Tahun ajaran baru merupakan suatu hal yang menyenangkan dan juga menjadi sebuah harapan bahwa yang terjadi akan menjadi sebuah kenangan indah dilain hari. Namun tidak bagiku.

Yaa namaku Febi Dwi Maola. Umurku 17 tahun duduk di bangku SMK kelas 3. Tidak terkenal disekolah ini, hanya sedikit rajin mengikuti teman-teman sekelasku karna kelasku terkenal kerajinannya serta banyak anggota osis. Jadi mau tak mau aku harus rajin juga. Kalian tau aku juga tidak cantik dan juga tidak jelek lebih tepatnya biasa-biasa saja. Yaaa begitu menurutku, biasa saja dan badanku juga tak terlalu tinggi. Makanya sering dibilang bocah sama temen-temen ku. You know aku paling sebel dengan sebutan itu, apakah mereka tidak tau bahwa aku sudah besar, sudah kelas 3 SMK yang sebentar lagi bakal lulus dan insyaallah lanjut kuliah. Oke, aku memang tak memiliki body seperti Luna Maya atau bahkan Anya Geraldine. Haaaaaaaah >_< tapi aku sudah besar. Jadi untuk teman-teman ku jangan panggil aku bocah lagi, ya memang katanya aku ini imut, tapi bukan kata itu yang aku inginkan.

Oke lah, stop berbicara tak penting. Sekarang aku sedang menghadapi hal yang menyebalkan. Aku tak suka. Sungguh.

Bagaimana tidak, pasalnya tahun ini aku menjadi seorang kakak kelas yang nantinya akan mengurusi Masa Orientasi Siswa atau sering disebut dengan MOS untuk kehadiran siswa didik baru. Sebagai siswa kelas 12 aku merupakan anggota OSIS yang menjabat sebagai sekretaris OSIS,. Ingin memberi kesan dan kenangan yang terbaik untuk sekolah ku ini. Namun yang terjadi adalah aku selalu malas dan tak bersemangat setiap ada kegiatan. Atau bahkan berbagai ekstra disekolahan yang ku ikuti ini aku selalu malas mengikuti nya, jika bukan karna teman-temanku aku tak ingin mengikuti nya.

"Kenapa mba, muka nya kok di tekuk gitu?" Tanya mba Alfa temen satu kamar ku. Iya teman satu kamar karna sekolah ini sekolah yang berbasis pesantren. Maka sebagian besar yang bersekolah disini adalah anak pondok.

"Gatau mba, males aku, nanti pasti OSIS disuruh-suruh buat ngurusin siswa baru deh :(" jawab ku dengan wajah cemberut.

"Tenang lah, kan ada Alfa" jawab mba Alfa nyengir.
Memang mba Alfa dikenal pintar dan rajin disekolahnya. Sebenarnya akupun tak kalah pintar dengan mba Alfa, bukannya sombong atau apa ya😄, karna memang nilaiku cukup bagus dikelas dan sering mendapat peringkat 3 besar sesekali pernah mendapat peringkat 1 juga. Namun, apakah kalian tau :'( untuk kegiatan seperti ini aku kurang menyukai nya, karna aku lebih menyukai pelajaran didalam kelas yang sunyi dan tenang.

"Iya deh aku serahin semua sama kamu" kataku sambil meraih tangan mba Alfa dan memegangnya dengan memasang puppy eyes yang sudah ku imut-imut kan ini, walaupun sudah tak di pungkiri lagi bahwa aku ini memang imut :).

"Apaan sih, kamu alay deh" kata mba Alfa sembari menarik tangan nya dan kemudian akupun tertawa keras karna melihat wajah sahabat ku yang jijik akan tingkah ku sendiri😄.

"Feby, " teriak seorang yang tak lain adalah Rano teman sekelasku.

"Eh Rano, ada apa?" Tanya ku.

"Kamu disuruh Bu Ningsih minta data daftar siswa baru sama Mas Arsyad" jawab Rano.

"Hah kok aku sih😟?" Gerutuku sedikit cemberut mengerucutkan bibir kecilku.

"Ya kamu kan sekretaris" jawab Rano menahan tawa karna melihat wajahku.

"Ya ya deh, mba Alfa aku ke Mas Arsyad dulu ya." Kataku sambil berjalan lemas meninggalkan Rano dan mba Alfa.

"Feb, semangat ya" goda Alfa..

"Iyaaa 😖" jawabku seadanya lalu pergi dengan langkah gontai meninggalkan keduanya.

Sebenarnya bukan apa-apa sih jika aku harus mengambil data daftar siswa. Karna bukan itu masalahnya. Hanya saja aku harus memintanya kepada Mas Arsyad. Seorang guru muda yang tampan, pintar, juga berwibawa, setiap orang yang melihatnya pasti akan menyukainya. Dan sialnya aku selalu merasa jantungku tak sehat jika bertemu mas Arsyad.

Tunggu tunggu...

Apakah aku juga mengagumi keindahan yang ada pada diri mas Arsyad seperti murid-murid yang lainnya. Aku selalu merasa kaku disekujur tubuh jika bertemu mas Arsyad. Selalu tak mampu menjawab pertanyaan mas Arsyad ketika mengajar walau sebenarnya aku tau jawabannya. Selalu menyukai pelajaran yang di ampu oleh mas Arsyad. Selalu suka apa yang dilakukan oleh mas Arsyad. Selalu ingin tau tentang apa yang dilakukan oleh mas Arsyad sehari-hari karna memang mas Arsyad selalu menutup diri dengan orang lain, bukan hanya orang lain bahkan kepada keluarganya.

Kenapa aku tau segalanya tentang mas Arsyad. Karna ia merupakan guru sekaligus GUS di pondokku.
Gus adalah seorang anak kyai, iya dia adalah anak dari Abah sekaligus pemilik yayasan dan juga kepala sekolah disekolah tempat ku belajar ini. Pokoknya selalu, selalu mas Arsyad yang begitu menyita perhatianku selama aku berada disekolah dan dipesantren ini.

Eh tunggu, mungkin ini bukan hanya sekedar mengagumi melainkan aku jatuh hati kepada mas Arsyad. Iya seorang Febi gadis kurang tinggi dan tak cantik suka kepada gurunya sendiri. Guru tampan seperti mas Arsyad. Namun jika difikir rasanya haram untuk aku menyukai putra abahku sendiri, terlebih mas Arsyad adalah guruku. Entahlah yang jelas saat ini aku tak berani masuk ke lab tempat mas Arsyad berada. Nyaliku begitu ciut untuk membuka ganggang pintu itu, bahkan hanya sekedar mengetok nya ia tak berani.

"Emm buka, engak, buka, enggak, buka...." Kataku membelakangi pintu.

"emmm ngga usah deh, nanti bilang aja kalo mas Arsyad nya ngga ada, trus suruh mba alfa aja deh yang ngambil, hahah ide bagus ini, kamu memang pintar Febi" kataku melanjutkan.

Tiba-tiba pintu terbuka saat aku tertawa keras, bangga akan ide ngawur yang aku ciptakan tadi. Akupun mendadak diam dan kemudian membalikkan badan mengarah kepada si pembuka pintu.
" Emm Mm Mas Arsyad..." Kataku terbata dan nyengir menampakkan gigiku.
.......



****
Next.

Guruku Sayang😘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang