Bab 2

88 2 3
                                    

" Emm Mm Mas Arsyad..." Ucapku terbata bata. Nyengir
.......
" Iya??" Tanya mas Arsyad bingung dengan menaikkan salah satu alisnya.

Aku terdiam Melihat mas Arsyad yang sedikit berantakan dengan kemejanya dan rambutnya yang sedikit tak beraturan. Mas Arsyad habis bangun tidur!!. Ya Tuhan betapa indahnya makhluk ciptaanmu ini, bahkan setelah ia bangun tidur. Dengan rambut dan kemeja yg tak beraturan membuatnya terlihat sexy. Daann ehh..

"Feb...! " Tanya mas Arsyad tiba-tiba karna mungkin melihat kekurang warasannya diriku yang senyum-senyum sendiri. Yaa aku sedang senyum-senyum sendiri.. Yatuhan pasti sekarang wajahku seperti kepiting rebus, karna mas Arsyad saja melihatku seperti oranh bingung dan ingin muntah.

"Oh iya itu mas, tadi disuruh Bu Ningsih buat minta daftar siswa baru ke mas Arsyad" jawab ku, bukan Feby namanya kalo aku tak bisa menguasai keadaan. Walupun hatiku sedang kemana-mana dan fikiranku sedang dipenuhi wajah mas Arsyad. Namun aku tetap berusaha sebiasa mungkin. Mengingat mas Arsyad adalah guruku.

"Oh itu ada dimeja," jawab mas Arsyad singkat sambil menunjuk meja nya yg berada di lab.

"Ngga diambilin mas?" Ceplosku yang reflek langsung membungkam mulutku dengan tanganku. Yatuhan entah apa yang merasukiku.

Mas Arsyad mengernyit kan dahinya.

" Eh engga, maksudnya kok ngga diambilin? Saya masuk nggapapa??" Tanyaku sambil memilin ujung hijabku karna salah tingkah sendiri. Takut jika mas Arsyad dapat mendengar detak jantung ku yang tak lazim

" Iya ambil aja gapapa, saya mau turun sebentar, mau cuci muka" jelas mas Arsyad lalu pergi meninggalkan Feby di depan pintu.

Akupun segera melangkahkan kakiku untuk masuk, tak ingin terlalu lama memikirkan mas Arsyad sehingga melupakan amanah yang diberikan Bu Ningsih. Setelah mengambilnya akupun turun menuju kantor yg berada di lantai dasar.

Tanpa permisi, langsung ku buka pintu dan masuk lalu menuju meja Bu Ningsih.

Tapi aneh, tak ada siapa-siapa didalam kantor, bahkan Bu Ningsih yang kata Rano menyuruhku tadi tak terlihat sama sekali. Oh mungkin guru-guru sedang serempak pergi ke kantin untuk membeli somay mang Ujang atau batagornya mbak Tanti. Karena biasanya guru-guru disini memang suka sekali dengan jenis makanan yang satu itu. Terlebih somay mang Ujang dan batagor mbak Tanti kan memang the best. Yah, kecuali mas Arsyad. Selama sekolah disini aku tak pernah melihat mas Arsyad berkumpul dengan guru-guru, bahkan untuk sekedar berbicara, bersapa saja jarang. Memang manusia kulkas, dingin dan diem.

Ehhh kok mas Arsyad lagi..  Ya tuhann >_< tak bisakah sehari saja aku tak memikirkan guru itu, guru kulkas itu. Bahkan saat sedang dikantor guru pun aku masih saja memikirkannya. Eh tunggu, bicara tentang kantor guru aku masih dikantor guru, berdiri seperti orang bodoh ditengah pintu masuk kantor, sampai tak terasa ternyata dibelakangku sudah ada Bu Ningsih dan Bu Sindu yang bersedekap.

"Eh ibuk.. kok nggak ngomong-ngomong kalo disini, kan kalo ngomong saya bisa nyingkir" jelasku seperti tanpa dosa

"Apa kamu bilang, tadi ibuk itu udah panggil kamu sampai 178 kali, kamu nya aja yang nggak denger" jelas bu Sindu panjang lebar

Aku dan Bu Ningsih saling melotot lalu menghela nafas secara bersamaan. Heran dengan guru yang satu ini. Aku tau dia tak memanggilku sampai 178 kali. Hanya berlebihan dan Emm sedikit lebih heboh... Ya dia heboh bahkan lebih heboh dari jantungku ketika bertemu dengan mas Arsyad.. eh mas Arsyad lagi ya Allah 😖.

"Cuma 4 kali Bu sindu,.." sahut Bu Ningsih geleng-geleng kepala, sedang yang di gelengkan malah cengingisan. " O iya Feb, daftar siswa baru yang ibuk minta udah kamu ambil? " Lanjut Bu Ningsih dengan tangan yang seperti penagih hutang itu.

"Oh ini Bu" jawabku sesopan mungkin sambil menyerahkan beberapa kertas terjilid tipis nan rapi itu.

"Oh makasih ya Feb,.. dan tolong buat pengumuman untuk membersihkan sekolah karna kita baru masuk hari ini tak memungkinkan jika melangsungkan KBM." Jelas bu Ningsih

"Iya bu,.. " kataku sambil melangkah pergi.

"Dan satu lagi,.. "

Heuh apalagi (gerutuku dalam hati) dan langsung membalikkan badan.

"Kecuali Siswa baru, suruh mereka kumpul di aula. Karna kepala sekolah ingin memberi pengumuman" lanjut bu Ningsih.

"Iya Bu siap.." jawabku lalu pergi sebelum Bu Ningsih itu memberi perintah lagi.

Setelah membuat pengumaman dan memberitahukannya kepada warga sekolah aku pun bergegas ke kamar pondok ku. Ya memang pondok dan sekolahku sangat dekat, bahkan hanya dengan beberapa langkah saja aku sudah sampai halaman samping pondok jika lewat samping kamar mandi sekolah. Ya mungkin karna satu yayasan dan satu kepimilikan jadi memang disengaja dibangun sedekat itu.

Ku rebahkan diriku dikasurku dengan seprai yang sedikit usam, karna memang sekitar 1½ bulan yang lalu belum ku ganti lagi. Bukannya aku jorok, karna memang dipondokku ini kalo nyuci harus antri, sedangkan aku disini cuma ada satu seprei. Karna yang satu hilang entah kemana atau aku yang lupa naruh, jadi ya malas saja jika harus ngantri untuk mencuci, toh dijemur sehari belum pasti kering, karna musim hujan dan sering mendung, lebih baik aku tidur bukan?. Iya iya aku malas, jika mood ku tidak baik malasku bisa berkali lipat lebih parah😖.
Seperti saat ini, entah kenapa aku jadi galau dadakan, seperti ada yang aneh dengan diriku. Ntah lah, sebaiknya aku tidur saja. Terlebih pelajaran sedang kosong. Sudah menjadi kebiasaan ku juga balik ke kamar pondok jika sedang tak ada pelajaran seperti saat ini. Lebih baik tidur daripada harus ladenin omongan si Rano yang agak ngawur atau dengerin ocehan  tentang Maelisa tentang lipstik nya yang hilang dikelas. Taukah kalian dikelasku itu banyak yang sedikit miring otaknya, bukan gila juga sih. Mereka selalu saja bercanda dan tertawa, mereka seperti itu tak memandang tempat dan waktu, bahkan sedang belajar diruang kelas bersama guru. Pasti sekarang mereka juga ketawa ketiwi disana. Memegang sapu dijadikan gitar, gagang pel dijadikan microfon layaknya band yang sedang konser. Apakah mereka tak ingin belajar saja atau tidur saja seperti ku misalnya. Yang penting bermanfaat gitu. Ya aku tau, seharusnya aku bersih-bersih lingkungan sekolah seperti yang lainnya. Tapi entah kenapa moodku benar-benar tidak baik.

Akhh.... Kurasa aku rindu rumah, ingin pulang, padahal 3 hari yang lalu ibuku habis kesini mengantarkanku kepondok karna libur sekolah. Ntahlah. Yang jelas aku hanya ingin tidur tidak memikirkan ini dan itu.

......

 

Guruku Sayang😘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang