Lima tahun sudah aku menyukainya. Lima tahun pula dia mengabaikan perasaanku, padahal dia mengetahui perasaanku padanya.
Aku lelah. Aku lelah selalu berpura-pura tidak melihatnya saat dia lewat di depanku, saat kita berpapasan. Aku lelah mengalihkan pandanganku ketika mata kami bertemu, padahal aku ingin sekali menatapnya lebih lama. Aku lelah terus menghindar darinya. Aku lelah dengan perasaan ini.
Andai aku bisa menghapus perasaanku padanya sejak awal, mungkin sekarang aku bisa bernapas dengan lega. Mungkin aku akan mencintai seseorang yang mencintaiku kembali. Mungkin aku akan merasa senang saat akhirnya aku merasakan apa itu cinta sesungguhnya. Tapi, apalah daya. Aku telah terjebak dalam perasaan ini.
Jangan berpikir kalau aku tidak mencoba untuk melupakannya. Aku sudah mencoba berkali-kali tapi tetap saja, aku akan kembali 'jatuh' padanya. Padahal, dia hanya seorang laki-laki biasa yang tidak populer. Tidak ada yang begitu spesial darinya. Tapi, kenapa aku bisa 'jatuh' padanya? Aku sendiri pun tidak mengerti.
Haruskah aku menyerah pada perasaan ini, atau berlari mengejarnya?
••●••
"Maybe I was destined to forever fall in love with people I couldn’t have."
••●••
It's my very first time writing a story. So sorry if my story is not that good. Sebagian ceritanya adalah kisah nyata ;)
Love,
Elysia
KAMU SEDANG MEMBACA
Undestined
Teen FictionMeisie Aurellia, gadis pendiam yang diam-diam menyukai seorang laki-laki pendiam sepertinya. Arel yang memiliki trauma terhadap laki-laki, tidak tahu bagimana caranya berinteraksi dengan seorang laki-laki. Zidan Syahreza Alfarizi, laki-laki pendiam...