1

21 4 7
                                    

"Kusuma, cah ayu. Nanti kalau mau berangkat ke pasar, ibu titip kantung ini ya buat bulek mu" seru Dewi, ibu yang sangat disayangi oleh Kusuma.

"Iya ibu. Aku akan segera turun secepat kilat" jawab Kusuma tak kalah bersemangat.

Klotek.
Klotek.
Hap..

"Ibu..." peluk Kusuma di belakang badan Dewi.

"Selalu membuat orang tua ini kaget, hmm?" jawab Dewi sambil memegang tangan yang melingkar di perut buncitnya.

"Ibu masak apa hari ini? Kok Kusuma gak mencium bau asap?" tanya Kusuma sambil menggerakkan pelukan tangannya diperut Dewi.

"Ibu memang sengaja tidak memasak hari ini Kusuma. Ingat hari ini hari apa?"

"Entahlah ibu, sepertinya Kusuma lupa hari ini hari apa" acuh Kusuma sambil melepas pelukannya diperut Dewi dan segera mengambil kantung yang telah disiapkan untuk dibawanya.

"Hari ini ada perayaan besar di balai desa Kusuma. Pak Dadang akan menyambut putranya pulang dari pendidikannya di negeri. Kau ingat bukan?" jelas Dewi, yang hanya diangguki tanpa suara oleh Kusuma.

Pak Dadang adalah kepala desa sekaligus kepala suku yang sangat dihormati dan disegani oleh masyarakat. Beliau memiliki wibawa yang tinggi dan juga baik pada warganya. Kusuma sangat mengenal beliau karna Karta, bapak Kusuma, bekerja di kantor desa atau bisa disebut sebagai pamong deso.

"Oke ibu ku yang cantik. Kusuma pergi dulu ya ke pasar. Aku tidak mau kalau bulek memarahi ku lagi dan mengancam akan menikahkan ku" pamit Kusuma yang mencium kening ibunya dan mendapat gelengan dari Dewi.

"Hati-hati nduk. Sampaikan salam ku pada bulek mu" ucap Dewi sedikit berteriak karna Kusuma sudah hampir keluar dari rumah.

Memberi acungan Jempol tanda Kusuma mengerti.

"Gadis yang cantik dan paling baik, putriku Kusuma" seru Dewi dalam hati sambil tersenyum.

~~~

Dalam perjalanan menuju pasar. Kusuma selalu menyapa para tetangga yang dikenalnya sembari melengkungkan bibir tipisnya membentuk sebuah senyuman manis. Khas Kusuma. Ia berdendang kecil sembari menganyun-ayunkan buntelan kantung yang ada di genggamannya, amanah dari Dewi untuk buleknya.

Saking bahagianya, Kusuma tidak sadar jika ada motor yang perlahan-lahan disampingnya. Mengikuti jalannya yang sedikit lambat.

"Hai.." sapanya.

Membuat si empu yang disapa menghentikan langkahnya dan menoleh ke kanan, sumber suara itu berasal.

Hanya senyum. Untuk menjawab lelaki disampingnya.

"Mau ku antar gadis manis?" Tawarnya.

"Terimakasih Bayu. Tapi sebentar lagi aku akan sampai" jawabnya sambil tersenyum tulus.

"Kapan kamu datang dari kota? apakah sekolah mu sudah selesai?" tanya Kusuma dengan antusias tapi tetap anggun.

"Wah kamu merindukan ku ya?" goda Bayu yang hanya disambut cibiran halus oleh Kusuma sambil tersenyum. Dan senyum itu, Bayu menyukainya.

"Mari Kuantar ke pasar. Aku lewat sana juga" tawar Bayu lagi yang kini menjalankan motor dengan kakinya karna Kusuma sudah mulai berjalan kembali.

"Tidak Bayu terimakasih" tolak Kusuma dengan sehalus mungkin.

Entah kenapa Kusuma merasa takut menerima tawaran Bayu yang akan mengantarnya ke pasar. Disamping memang tidak ethis bagi keluarga Kusuma yang menjunjung tinggi moral, juga merasa tidak nyaman dengan tatapan Bayu yang membuat bulu kudu Kusuma meremang. Tatapan yang lebih kepada menelanjangi nya.

"Baiklah Kusuma. Sampai jumpa nanti malam. Kamu harus datang! Kalau tidak, aku sendiri yang akan menjemputmu" kata Bayu lirih sambil bernada menggoda tapi tetap didengar oleh Kusuma.

Motor yang dikendarai Bayu melaju dengan cepat. Hingga membuat rambut Kusuma yang tergerai sedikit mengikuti angin bekas laju motor Bayu.

"Huh" desis Kusuma merasa lega juga was-was akan rencana Bayu jika ia tidak datang ke balai desa nanti malam.

~~~

Pendek sekali ya ceritanya😩🤧😂

Jangan lupa kritik dan saran yaa:)

KusumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang