The truth Untold

110 10 7
                                    

"Jadilah bulan yang selalu menyinari langit malam."

"Dan berjanjilah kau menjadi bintangnya." -MoonLetta.


°

Seseorang mengguncang bahuku, Jeno memberi tahuku bahwa pesawat telah mendarat dengan selamat di Osaka Airport. Aku segera menghubungi Mark Lee untuk segera menjemputku. Saat aku menghubunginya, ia memberitahuku bahwa ia sudah menungguku di area penjemputan.

'Beberapa menit lagi, aku akan bertemu lagi dengan Jaemin.' kataku dalam hati saat berjalan menuju area penjemputan. Jeno berjalan sejajar denganku, sedari tadi kita hanya diam. Tidak ada yang berbicara setelah dia memintaku untuk menjadi yeojachingunya. Akhirnya aku memilih untuk tidur.

Mark melambaikan tangannya ketika melihatku. Ternyata tidak hanya Mark yang menungguku di sana, disampingnya ada Taeyong yang sedang membuka lebar tangannya. Mengisyaratkanku untuk memeluknya. Aku memeluk Taeyong, ia mengecup keningku ringan. Tolong jangan berpikir yang aneh-aneh, aku hanya menganggapnya sebagai kakak, begitu juga sebaliknya.

"Bagaimana kabarmu?" Tanyanya melepas pelukanku.

"Dia selalu baik selama ada aku disisinya." Sahut Jeno dibelakangku.

"Who are you?" Tanya Mark pada Jeno.

Jeno tersenyum singkat kemudian menjabat tangan Mark. "I'm Jeno, and you?"

"I'm Mark, Jaemin best friend." Balas Mark memperkenalkan dirinya.

Kini giliran Taeyong yang berjabat tangan dengan Jeno, "terimakasih kau sudah menjaga Letta dengan baik."

"Bagaimana kabarmu?" Tanyaku pada Taeyong kemudian berpaling melihat Mark, "kau juga, bagaimana kabarmu?"

"Aku hanya lelah. Ada beberapa masalah yang menguras energiku beberapa Minggu terakhir ini, hingga aku memanggil Taeyong Hyung untuk membantuku disini." Jawab Mark datar dengan menepuk pundak hyungnya.

"Wae?" Tanyaku bingung, "masalah apa?"

"Ada banyak hal yang belum kamu ketahui, Letta. Lebih baik kau lihat sendiri daripada mendengarnya dari kita." Ujar Taeyong dengan senyuman... memaksa.

Aku diam, mataku bergantian menatap mereka. Ada apa sebenarnya? Hal apa yang belum aku ketahui?

Mark membantuku membawakan barang-barangku dan membawanya ke bagasi mobil, sedari tadi Jeno hanya mengikutiku. Taeyong mempersilahkan kita masuk, dan ia mulai mengendarai mobilnya dengan kencang.

Mereka membawa kami ke rumah sakit di pertengahan kota terbesar di Jepang. Gedungnya begitu besar, banyak bunga-bunga yang bermekaran di halaman rumah sakit ini.

Mereka membawaku masuk ke gedung ini. Aku sungguh dibuat terkejut saat melihat semuanya di sini. Ada Eomma Jaemin, Eunmin Eonni, bahkan juga ada Hyura disini.

Aku menghampiri wanita yang telah melahirkan Jaemin, aku memeluknya. Memberinya salam. Saat aku memeluknya, ia terisak, tidak ada kata-kata yang keluar. Oh, tuhan ada apa ini?

Setelah aku melepaskan pelukanku, Eunmin Eonni memegang pundakku, "ada seseorang yang sedang menunggumu, Letta." Katanya dengan menunjuk ruangan yang ada dihadapanku. Sebuah kamar.

Sebelum aku membuka pintu ruangan itu, seseorang memegang lenganku, aku menoleh, "biarkan aku ikut." Mohon Jeno.

Aku melepaskan pegangannya dari lenganku, "ani, tunggulah disini."

Ada sebuah rasa kecewa yang aku lihat diraut wajahnya, "ok, masuklah." Ujarnya lirih.

Aku membuka pintu ruangan tersebut. Sepi, tidak ada siapa-siapa, kecuali seseorang yang sedang membelakangiku duduk di kursi roda dengan mengenakan pakaian rumah sakit ini. "Annyeong.." sapaku lirih sambil menutup lagi pintu ruangan ini.

[1]THE MOON // 𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang