4

16 1 0
                                    

"git, aku duluan ya, udah ditungguin sama sayangnya aku" kata raka sambil mengelus kepala gita pelan.

"hem" jawab gita sambil melanjutkan menulisnya.

"lih gue titip dia ya, kalo sampek gitaku kenapa napa awas lo" ancam raka padaku

"emang lo berani?" tanya gita sambil melihat ekspresi raka

"ya siapa berani sama galih, cuma gue lahh" jawabnya lantang.

"tangan galih ngepal aja lo udah lari pit" kata fiki yang tiba tiba masuk kedalam kelas,dan menarik raka keluar.

galih pov and

"git, aku ambil motor bentar" kata galih saat kami sudah hampir sampai didepan gerbang.

"iya" jawabku sambil memainkan hp ku sebentar

"gita" kata derma saat melintas didepanku.

"I..iya" kataku canggung. jujur saja setelah aku pergi ninggalin dia tadi aku merasa bersalah, meskipun aku gak suka sama derma gak seharusnya aku bersikap kayak tadi.

"maaf ya git, bikin kamu gak nyaman" katanya pelan

"iya" jawabku singkat. kulihat galih datang besama motornya.

"ma? mau kemana?" kata galih sambil memberikan satu helmnya padaku.

"mau pergi kok, kalian barengan? sipit mana?" tanya derma sambil menatapku. seakan tau apa yang aku rasakan, galih menjawab pertanyaan derma.

"iya, sipit jalan sama fiki tadi" katanya sambil menyuruhku naik keatas motornya.

"yaudah jalan sono, ini gue juga mau pulang" kata derma sambil berlalu pergi.

saat berada dijalan setelah keheningan yag lama terjadi galih bertaya padaku.

"tadi kenapa sama derma?" tanya galih saat merasakan keheningan sejak kita keluar sekolah.

"kenapa emang?"

"gak suka liat derma?"

"kenapa emang?"

"kamu gak boleh gitu"

"apa urusan lo?"

"derma temanku git, dia ngapain kamu?" kata galih sambil melambatkan laju motornya.

"bukan urusanmu" kataku yang terlanjur badmood parah, dan kurasa galih berhenti dipinggir jalan.

"kenapa berhenti?"tanyaku

"kenapa emang?"

"aku tanya lih, kenapa berhenti? derma lagi??" tanyaku mencoba memastikan. kulihat galih mengangguk pasti.

"derma kenapa?"

"kamu harusnya nanya aku kenapa sama derma, bukan derma kenapa" kataku sambil menatap kearah mata galih, kulihat dia tertawa pelan

"nggak perlu"

"kenapa?"

"aku udah tau, aku tau kamu gapapa, yang ditolak kan derma bukan kamu" katanya sambil menyalakan mesin motornya lagi

"astagfirullah, lo tau?malunya aguee"kataku pelan

"gapapa aku suka" kata galih tiba tia. gak tau kenapa saat galih bersikap seperti ini rasanya jantungku berhenti. Aku gak suka galih, hanya saja dia nyaman diajak bercanda, serius juga bisa.

"nanti malam ada waktu?" tanya galih saat kita sudah sampai didepan rumahku.

"ada, kenapa?"

"gapapa sih cuma nanya aja, yaudah aku pulang dulu ya" kata galih sambil melepas helm yang aku pakai.

after thatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang