prolog

3 2 1
                                    

Zya, memandang lurus kearah televisi yang sedaritadi ia nonton. Saat ini Zya, sedang melakukan rutinitasnya, yaitu menonton drama korea sampai larut malam.

"Refalda, maukah kau menjadi kekasihku," ucap seorang laki-laki yang ada dalam film itu yang sudah di subtitle kan ke bahasa Indonesia.

Zya mengambil sehelai tisu dari arah samping nya, dan mengusap air matanya yang mulai luruh dibuatnya.

"Jimin, Jangan terima Refalda," ujar Zya pada orang yang ada di film itu sambil bercucuran air mata.

"Baiklah aku mau," jawab seorang perempuan di film itu, dengan suara sangat bahagia, sedangkan zya menangis tersedu-sedu sampai habis 50 bungkus tisu untuk mengelap air matanya. sungguh malang nasibmu Zya!

                                  🚲

"Jimin jahat, hiks, hiks, kenapasih, dia harus nembak Refalda! Kenapa bukan nembak aku aja?" oceh Zya di dalam kelasnya ditemani, Riska dan, Amel disamping kiri dan kanannya.

"Udahlah Zya itukan cuma film," jelas Amel pada Zya, sambil mengusap punggungnya untuk menenangkan dirinya.

"Meskipun itu cuma film tapi aku cemburu Mel."

Mendengar penjelasan Zya, Amel dan Riska saling tukar pandang berapa saat.

"Udahlah Zya, sampe kapan kamu nangis," tanya Riska.

"Kamu gak perlu kasiani aku Ris, aku akan terus menangis sampe Jimin memutuskan Refalda."

"Aku gak peduli sampai kapan kamu nangis tapi aku kasian sama tisunya liat tuh udah 70 bungkus tisu habis cuman buat ngelapin air mata kamu doang," tegur Riska

Zya, melihat kearah lantai, dan, meja. benar saja banyak bungkus tisu yang berserakan dimana-mana kalo sampe ketahuan gurunya bisa-bisa disuruh berdiri di lapangan kaya ikan asin.

"Kalo kamu suka sama Jimin kenapa kamu gak ke korea aja?" tanya Riska setelah diam sejenak. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang