Hayyyyy, akhirnyaaa aku kembali lagi menulis, kali ini dengan penuh penghayatan dan mendengar banyak lagu biar mood menulisnya tetap stay. hahaha
Kali ini ceritanya tetap tentang percintaan.
ehhh, tapi setelah baca, boleh dong kasih masukan yang biar bisa mengena hahaha...
yokk daripada basa basi kita langsung aja yaaa.
________________________________________________________________
Di setiap pagi yang selalu kurindu akan udara yang sangat segar dan sejuk ini, yang selalu membuat pernapasanku lancar. Tapi pagi ini tiba – tiba dadaku sesak saat melihat handphone di samping kasurku ini, bukan handphone nya yang aneh atau rusak. Tapi isi dari pesan yang ada di handphone itu yang membuatku sesak kembali.
Kenangan itu kembali lagi dengan datangnya pesan itu yang menghampiriku, memanggil untuk membuka kenangan itu lagi. Cinta yang tak pernah usai, cinta yang tak pernah bisa bersatu, cinta yang berusaha aku lupakan. Dia mengetuk kembali yang telah ku tutup, membuatku ingin membukanya lebar – lebar mempersilakan ia masuk mengisi salah satu sudut yang kosong.
Aku membaca kembali pesan yang dia kirimkan tadi malam yang membuatku susah tidur. Dia membawa kenangan penyesalanku kembali dengan menawarkan cinta yang dia bawa. Tapi saat ini bukan hanya dia yang menawarkan cinta, ada lelaki lain yang berusaha menyakinkanku akan kebahagiaan yang dapat di raih bersama bukan sendiri.
Kriiiiing – Kriiiingg !!
Suara handphoneku bersuara pagi – pagi ini.
" Hallo." Sapaku. Dadaku kembali menjadi sesak tak tentu.
" Biya ?" Tanyanya, walau aku tau dia pasti tau.
" Iya ada apa Ip ?" Tanyaku, Ya dia adalah Ivan yang mengetuk pintu itu, cinta pertamaku yang sampai saat ini sulit kulupa.
" Hari ini lu ikut gak ?"
" Hmm... sepertinya ikut ?" Hari ini anak – anak alumni SMA pada ngadain acara outbond dan menginap di salah satu wisata didaerahku.
" Gua jemput ya ?" Tawarnya.
" Gak usah biar gue pergi sendiri aja."
" 30 menit lagi gua kesana." Ujarnya.
" Eh beneran gak usah." Elakku.
" Tunggu gua siap – siap dulu, dah." Dia mematikan teleponnya.
ARRGHHH, kenapa juga dia mau pakai jemput segala. Gak tau apa hati ini sudah gak karuan gara – gara dia.
Dengan cepat aku menyiapkan barang yang akan dibawa, kebiasaan setiap mau pergi baru packing berapa jam sebelum pergi. Gara – gara hari ini dia kembali menghubungiku, selama berapa tahun ini aku tak mau tau lagi kabarnya. Karena dulu aku pernah mencarinya tapi apa yang kudapat, sakit hati yang berusaha kulupakan saat ini.
Benar, 30 menit kemudian dia sudah nangkring di teras rumah di temani ayah yang sedang memberikan makanan burung yang setiap pagi jadi rutinitasnya. Aku memandangnya dari dalam rumah, melihat tekuk belakang kepalanya yang ternyata masih sama seperti dulu mungkin yang berbeda di potongan rambutnya, yang sekarang mungkin lebih dewasa.
" Udah lama ?" Tanyaku, dengan lelaki yang memakai kemeja tanpa di kancing sehingga terlihat kaos abu – abunya.
" Baru kok, baru sekitar 2 jam." Jawabnya.
YOU ARE READING
Waktu
RomanceKisah cinta yang tak pernah usai, selalu bersambung belum mau berakhir. Cinta yang saling mencintai tapi tak mampu mengalahkan keadaan yang selalu sulit untuk bersatu. Biya yang memiliki penyesalan dan masih menyimpan rasa itu. iip yang juga masih m...