Club BLUE

174 23 0
                                    

"sudah kubilang, aku Cuma melakukan tugasku seperti biasa, pak-po-li-si!", Aohitsugi Samatoki, yakuza pemilik club BLUE yang berdiri di distrik Kabukicho itu menghembuskan asap rokoknya dengan cara tidak sopan tepat ke wajah polisi detektif setempat bernama Yamada Ichiro.

Detektif ber-hetereochromia itu mendatangi club BLUE demi menyelidiki suatu kasus. Ichiro, sebagai detektif pemula yang terlalu bersemangat, membuatnya nekat menginterogasi Samatoki. Padahal, Samatoki dikenal tidak ramah dengan polisi, dan akan menghajar siapapun yang dianggap mengganggu kelancaran bisnisnya, termasuk polisi sekalipun.

Kelakuan Samatoki yang arogan itu juga didukung oleh koneksinya dengan kepolisian setempat. Dia "berteman" dengan Iruma Jyuto, seorang polisi korup yang kabarnya mampu menghalalkan segala cara demi melancarkan tujuannya.

Seharusnya Ichiro tahu akan hal itu, tapi dia tetap nekat. Dia gerah akan kelakuan Samatoki sebagai pemilik club host terbesar se-Kabukicho yang arogan itu. Seolah hukum tunduk di bawah kakinya, dan semua polisi wajib menuruti semua kemauannya.

"tolong jawab dengan serius", Ichiro menatap Samatoki dengan tatapan lurus dan tajamnya. Dia tak suka diremehkan oleh orang lain.

"haaah? Sudah kubilang, semalam aku tidak kemana-mana selain di club dan bekerja seperti biasa, kau bisa tanya ke semua bawahanku", Samatoki mengernyit kesal. Polisi detektif di depannya ini sungguh sangat mengganggu waktu luangnya yang berharga. Seharusnya hari ini dia ada janji dengan Jyuto dan juga Busujima Rio, host nomor 2 di tempatnya, yang juga tangan kanannya.

"sudahlah, lebih baik kau tanya ke club lainnya!", kesal, Samatoki berbalik dan berniat untuk pergi dari situ. Berlama-lama di belakang gedung clubnya, sungguh bukan gayanya saat ini.

"hei!!!", Ichiro ikutan kesal dengan sikap Samatoki yang bossy. Dia mendekati Samatoki dengan cepat dan menarik kerah bajunya.

Samatoki pun tersentak dan terpojokkan oleh sergapan Ichiro, punggungnya menabrak dinding club dengan satu hentakan. Dia tak mengira bahwa polisi detektif amatir itu mampu menahannya dengan satu serangan.

"aku mencurigaimu membunuh pemilik host club seberang, karena terakhir kali yang cek-cok dengan dia adalah kamu, tuan Samatoki", Ichiro memberikan penekanan di kalimat terakhirnya yang tegas. Dia menatap mata merah ruby Samatoki dengan tajam dan serius.

"gh......sudah kubilang, semalam aku cuma di club karena ada salah satu host kami yang merayakan ulang tahunnya, jadi mana sempat aku keluar disaat jam sibuk hanya untuk membunuh si bodoh tua Bangka itu!!"

"...........nah, begitu donk, tuan Samatoki, bukannya malah menyemprotku dengan asap rokok", Ichiro tersenyum penuh kemenangan karena akhirnya Samatoki bisa menjawab pertanyaannya dengan baik.

Kesal, apa-apaan sih dengan si amatir ini. Samatoki pun buru-buru membetulkan jas dan kemejanya. Berantakan gara-gara ditarik oleh Ichiro tadi. Dan diam-diam arah matanya mengikuti gerak-gerik polisi aneh itu. Dia memperhatikan raut ekspresi Ichiro yang berubah serius saat menuliskan sesuatu di atas buku memo yang ia bawa.

"tch"

Samatoki pun melengos pergi sebelum ditahan-tahan lagi oleh polisi aneh yang bahkan sepertinya tidak tahu cara bagaimana menjadi detektif yang handal.

"bocah ingusan", gumamnya dengan kesal. Walaupun diam-diam di sudut hatinya, dia penasaran bagaimana sepak terjang Ichiro memecahkan kasus itu nantinya.

*****

"apa? Yamada Ichiro? Aku seperti pernah mendengar nama itu", Jyuto meletakkan tangannya di dagunya, mencoba mengingat-ingat junior mana yang bernama itu di kantornya.

Dari tadi Samatoki marah-marah terus dan menyemprotkan sumpah serapahnya kepada Jyuto. Memaksa koleganya itu untuk mencari bocah polisi yang kurang ajar tadi, sekalian menyuruh Jyuto untuk membimbingnya dengan benar.

"jadi, maksudnya ini kamu peduli sama dia gitu?", Jyuto menyeringai lebar. Dia menyeruput kopinya dan duduk di sebelah Rio dengan kaki bersilang.

"hah? Apa maksudmu??"

"nggak ada maksud apa-apa kok, kan Cuma....tanya, he he"

"hoi! Ketawamu itu menjengkelkan tau!"

"sudah-sudah........sesama teman dilarang saling berkelahi", dengan bijak, Rio mencoba memisah pertikaian antara Samatoki dan Jyuto. Membuat keduanya kembali tenang, kalau Rio yang maju. Mereka takut, kalo nanti dihukum dengan memakan masakan Rio yang "beracun" itu.

Samatoki pun hanya bisa duduk di pojokan sofa dengan raut wajah kesal. Kenapa tiba-tiba dia penasaran dengan si Ichiro itu?

"kalau mau, aku bisa memberimu kontaknya, mungkin.....bisa mendampratnya langsung melalui smartphone? Mungkin kalo ketemu langsung, kamu bakal malu, yak an?", Jyuto masih saja berusaha menyindir-nyindir Samatoki.

"nggak usah, makasih banyak! Aku mau pergi dulu! Meeting kita selesai!", sebelum diganggu Jyuto lebih lanjut, Samatoki pun beranjak dari sofa sambil menyulut rokoknya. Dia pun keluar ruangan dengan raut wajah super kesal.

****

Sepertinya si Ichiro ini panjang umur. Baru saja tadi siang, Samatoki dan Jyuto membicarakan sosoknya. Sekarang Samatoki malah bertemu Ichiro di sebuah kedai ramen yang ada di Kabukicho. Kedai ramen itu setiap harinya ramai akan pengunjung, karena rasa kaldunya yang khas, dan kekenyalan mienya yang pas di lidah orang-orang sekitar Kabukicho.

"yooo, Samatoki-san, mau pesan yang biasanya?", sambut owner kedai ramen itu dengan ramah. Sepertinya Samatoki sering sekali ke sini, sehingga membuat owner hapal akan menu kesukaan Samatoki.

"ah, yah.....boleh", Samatoki melihat-lihat ke seluruh ruangan, dia mencoba mencari meja yang kosong dan kalau bisa, tidak usah dekat-dekat dengan Ichiro. Namun ternyata sia-sia.

Samatoki pun terpaksa duduk di depan Ichiro yang sekarang menatapnya dengan ekspresi kaget.

"ada apa, bocah?"

"aku bukan bocah, sudah kubilang namaku adalah Yamada Ichiro, polisi detektif yang baru saja ber-----uph"

"berisik, sana lanjutkan makan!", Samatoki dengan kesal membungkam mulut Ichiro.

"iya iya, bawel"

Lalu hening, tak ada sepatah katapun yang keluar dari kedua mulut mereka. Ichiro sibuk menyeruput mienya, dan Samatoki malah sibuk memperhatikan ekspresi Ichiro dengan bertopang dagu. Dia mempehatikan rambut hitam Ichiro yang berantakan, bulu matanya yang panjang, tahi lalat yang menempel santai di bawah mata kirinya, serta mulut Ichiro yang sedang mengunyah tonkatsu.

Begitu sadar diperhatikan, Ichiro menatap Samatoki dengan risih. Tadi siang, Samatoki seprrti kuda liar yang menjengkelkan, sekarang malah kalem-kalem saja sambil memperhatikan dia makan. Ada apa sih, dengan om-om satu ini?

"apa ada sesuatu di mukaku?"

"hmmm, nggak ada apa-apa"

"lalu?"

"penasaran aja"

"..............."

Ada apa sih, dengan pria berkemeja biru di depannya ini??? Aneh sekali, piker Ichiro. Dia mencoba tidak mempedulikan Samatoki dan tetap menyeruput mienya sampai habis. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 16, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BLUEWhere stories live. Discover now