#00

8 0 2
                                    

Ini kisahku, gadis labil berusia 16 tahun, yang tak mengenal cinta. Hingga akhirnya ia jatuh cinta pada seorang fotografer sekolahnya, Eric.

Eric, lelaki yang berhasil merebut hatinya yang kosong selama 2 tahun. Selama 2 tahun itulah Bianca memilih sendiri lantaran lelah untuk sakit hati.

Dipikirnya, untuk apa berpacaran, jika masih bisa untuk bersahabat?

Senyum yang terus terukir di bibir Eric selalu membuat Bianca jatuh hati.

Senyum yang menjelaskan seluruh alam semesta, beserta kepedihan dan kesengsaraan inilah, yang selalu tergambar dalam wajah Eric.

***


Perkenalkan. Namaku Bianca Nayaka Lasna. Teman-teman biasa memanggilku Bianca.

Perkenalkan juga, ini sahabat-sahabatku. Ini Nayya, Rendra, Zerin dan Novel.

Oke, dimulai dari Nayya.

Si rambut panjang bermata bulat, memiliki postur tubuh yang tinggi dan tegap ini, adalah Nayya. Zevanya Nayyana.

Nayya adalah gadis populer disekolah ini. Bahkan aku saja tidak percaya bisa menjadi sahabatnya. Nayya gadis pemberani yang tangguh. Ia menjadi wakil ketua OSIS disekolah kami.

Dia memiliki sifat keibuan.
Aku tidak tahu, bagaimana dia bisa memiliki sifat seperti ini.

Tetapi percayalah, setiap kau mempunyai masalah, lalu kau duduk bersamanya dan bercerita seperti apa permasalahanmu, itu akan sangat membantu.
Dia bisa membantumu tanpa kau perintah, seperti ibu yang menjaga dan melindungi anaknya.

Aku pernah memiliki masalah dengan seseorang, dia membantuku menyelesaikannya dan menenangkanku dengan baik. Dia penyayang, dia sering memelukku saat aku menangis didepannya.

Sungguh, sifat dewasanya membuatku sangat menyayanginya.

Dia juga pernah membantuku dulu, saat aku dibully oleh teman-teman.

Dia tak segan-segan memarahi dan menjambak seseorang yang membully ku tadi. Tak tahu, jadi apakah aku jika dia tak datang membantuku.

Tak perlu ku ceritakan pada kalian apa permasalahannya. Itu hanya akan membuatku jatuh sakit mengenang masa yang suram itu.

Dia terlihat cuek, tapi sebenarnya dia peduli. Dia terlihat tak mendengarkan, tapi dia akan memberimu solusi.
Dia lebih sering bertindak daripada mengomel tidak jelas seperti diriku.

Dia sangat perhatian, sifat mengomel dan memarahinya bak seorang ibu yang memarahi anaknya ketika minum es di pagi hari atau berlari-larian kala hujan mengguyur.

Tetapi sifat tersebut akan muncul ketika kau tak mendengar apa yang dikatakannya.
Dia seorang yang keras kepala.

Bak gunung meletus, yang mengeluarkan semua isinya, adalah gambaran kemarahannya.

Dengan mulut yang tak berhenti mengoceh ia terus mengulang-ulang apa kesalahan yang kau lakukan.

Mengingat ia memarahiku sebab lupa meminum obat saja aku hampir tertawa.
Wajah merahnya yang marah, semakin lucu ketika melotot ke arahku dan mengucap ribuan kata selama lima menit.

Walau begitu, dia tetap sahabatku. Seorang Nayya yang selalu ada disisiku.

Ini sahabat ku juga. Kenalkan dia Zerina Callysta. Biasa dipanggil Zerin atau Erin.
Dia adalah temanku sejak SMP.

Awalnya aku tak dekat dengannya. Dikarenakan kelas yang berbeda dan jarak yang jauh, jadi aku hanya mengenalnya. Kadang saat SMP, aku hanya lewat memanggilnya dan sesekali berbicara kecil padanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang