Oscillator Staging (Oneshot)

94 1 0
                                    


Note: Yagate Kimi ni Naru punya Nakatani Nio-sensei, sya cuma pinjem Touko-senpai untuk cerita ini, semoga terhibur :'v /
Note2: Setting cerita mungkin sebelum chapter pementasan drama (semi-canon)
Note3: Pict dari anime YagaKimi (Bloom Into You)

-Oscillator Staging-
by K.AT/2019

[Mereka yang berkata bahwa percaya pada dirimu sendiri itu hal penting sebelum percaya pada orang lain, adalah omong kosong. Karena mereka tidakū tahu ketakutan terbesar yang kurasakan saat mencoba menghadapi dan mempercayai diriku sendiri.]

Touko POV

Suara yang pertama kali terdengar saat penglihatan ini masih gelap adalah, debur ombak. Aku bernapas lega karena bukan suara ambulan yang menggema bising. Ketika mulai membuka mata, yang terlihat pertama kali adalah kedua lenganku yang terlipat di atas lututku, lalu kuedarkan pandang ke arah kiri juga kanan dan mendapati lautan membentang tak terbatas. Kedua sudut bibirku terasa terangkat sedikit, dan hati ini menjadi tenang seketika. Kulihat tepat di sebelah kananku, adalah benda yang sudah bisa kutebak keberadaannya. Sebuah kaleng kecil dengan benang yang menempel dari alasnya, seperti menjadi sebuah jembatan menuju kaleng kecil lain di seberang sana.


Saat tatapanku mengikuti benang panjang yang membentang ke depan sana, pemandangan yang sudah cukup akrab dengan mata yang kutemukan. Lalu kuambil kaleng di sampingku ini dan menghadapkan bagian atasnya yang terbuka tepat di depan mulutku yang mengeluarkan kata, "Hallo?"


"Hallo, lama tidak ke sini, bagaimana kabarmu?" terdengar suara balasan saat kudekatkan bagian atas kaleng yang terbuka ini di samping telinga kananku, meski diiringi dengan derau yang membuat suaranya tidak begitu jelas, namun masih bisa tertangkap.


Seperti halnya suara desis di radio ketika sedang memindahkan saluran atau menyesuaikan frekuensinya agar tepat, jadi dalam samar suara ini, aku tidak mengenal suara yang membalas sapaanku barusan, begitupun sosok yang memiliki suara ini, yang berada di atas permukaan tebing yang berhadapan cukup jauh dari tebing tempatku duduk ini, jadi pandanganku hanya bisa menangkap bentuk siluet dari sosok yang jauh di depan sana, tidak tahu apakah dia laki-laki atau perempuan, tua atau muda, tapi yang kutahu pasti adalah, ini mimpi.


Ya, mimpi yang sudah dari awal kurasa aneh, karena adanya kesadaranku dan kebebasan setiap gerakanku sama seperti saat sedang tersadar. Tapi aku selalu menyukai mimpi ini, karena selalu bisa membuatku merasa tenang serta nyaman, sekaligus pengobat mimpi yang mengulang masa lalu yang tidak pernah gagal membuatku terjaga seketika. Mengetahui hal ini, aku sangat bersyukur ada di sini, di saat dunia nyataku terasa dalam kondisi rumit dan besok adalah hari terpenting dalam hidupku.


"Ada apa? Apa kau ada masalah lagi dengan ayahmu? Atau hal lain?"


Karena sempat larut dengan kesadaran akan dunia nyataku barusan, suara yang keluar dari kaleng ini kembali terdengar dan membuatku tersenyum kecil, serta merasa harus selalu berterima kasih pada sosok ini, karena dia yang membuatku merasa nyaman dengan menerima setiap cerita yang terjadi di dunia nyataku. Dari dulu mimpi ini seperti menjadi tempat tersendiri bagiku untuk berkeluh kesah, sebelum datangnya seseorang di dunia nyataku yang sama baiknya dengan sosok di depan sana, atau mungkin lebih baik karena aku bisa menyentuh dan merasakan kehangatan sosoknya secara langsung. Aku jadi berpikir, mungkin hal itu juga yang membuatku absen cukup lama dari mimpi ini, dan sebenarnya aku ingin menceritakan masalahku tentang orang tersebut, tapi karena sosok yang berbincang denganku dari telepon kaleng ini menyebut prihal ayah yang memang selalu menjadi keluhan awalku saat bercerita, aku sangat senang karena meskipun aku tidak mengenal sosok ini, dia begitu perhatian dan seperti benar-benar mengerti diriku.

Oscillator StagingWhere stories live. Discover now