Ini adalah hari pertama Nata menggunakan seragam putih abu dan pastinya bertemu teman-teman baru yang tidak penting baginya. Dan pastinya, hari pertama sekolah membuat dirinya lelah, harus upacara dan mendengar sambutan hangat dari pihak sekolah.
Ia melihat banyak anak perempuan yang meliriknya, ia bahkan sudah terbiasa dan bosan dengan semua ini. Tapi matanya menuju seorang anak perempuan dibarisannya yang tidak meliriknya dan membuatnya penasaran karna wajah anak itu juga begitu pucat hingga pikirannya ingin memerhatikan anak perempuan itu, ia sudah tahu kalau perempuan yang ia perhatikan itu memiliki hari yang sama yaitu hari pertama memakai seragam putih abu.
Dan dugaannya benar, anak itu tiba-tiba saja terjatuh dan membuat banyak sorot mata ingin melihat kejadian itu. Ia hanya melihat dengan kecuekan nya, karna juga sudah banyak yang menolong anak itu jadi ia tidak perlu menyusahkan dirinya.-- ~~ --
Para murid telah dibubarkan menuju kelas yang sudah ditentukan, ia mendapat kelas di IPA 2,lumayan bagus dan teman sekelas yang menurutnya juga bersahabat tapi ia memilih mengotak atik ponselnya karna hari pertama sekolah masih banyak jamkos yang dimanfaatkan temannya untuk tidur dan membaur. Saat sedang menunggu jam istirahat, seorang guru masuk sambil memegangi anak perempuan yang pingsan saat upacara tadi lalu mencarikan tempat duduk untuknya lalu pergi. Anak itu lumayan manis dan cantik, tapi tubuhnya terlihat masih lemah. Memang saat ini belum ada perkenalan satu kelas dan juga guru kelasnya, jadi ia lebih memilih melanjutkan jemarinya membaca novel yang ada dilayar Handphone miliknya. lonceng berbunyi, beberapa temannya menuju kantin dan ada juga yang sudah membuka bekalnya masing-masing. Nata memeriksa uangnya lalu pergi meninggalkan kelas barunya menuju kantin. Saat berada ditengah perjalanan, ia mendapati anak perempuan tadi berjalan tidak jauh dari hadapannya, anak itu kelihatan begitu polos dan dengan riangnya berjalan , Nata melihat ngeri karena anak itu berjalan sendiri, biasanya anak perempuan selalu bergerombol saat berjalan kekantin.
Saat Nata ingin berjalan mendahuluinya, anak itu kaget dan melompat ke tanaman bunga disampingnya, Nata mendengus kesal, apakah dirinya begitu menyeramkan hingga anak itu terlonjak kaget? ia kesal namun tertawa geli melihat perempuan itu kesulitan keluar dari tanaman bunga. "bantu aku dasar siluman" sahutnya. Nata tidak menggubris perkataan itu dan langsung membantunya karena dia tidak ingin terlibat adu mulut dengan orang yang belum dikenalnya. "Terima kasih, lain kali hati-hati dengan langkahmu" ucap gadis itu sambil membersihkan pakaiannya. Nata terdiam mencerna kata-kata gadis itu yang membuatnya merasa dibodohi. " baiklah, maaf" ucap Nata melanjutkan langkahnya menuju kantin.
*Nata itu baik tapi terlalu cuek, ingat!!-- ~~ --
Kelas masih seperti awal, tapi agak lebih ramai, teman-temannya sudah mulai berbaur satu sama lain dan hanya Nata yang masih memainkan ponselnya. Ditengah itu, beberapa teman cowok kelasnya menghampiri Nata ingin mencoba berkenalan karena hanya Nata yang dari tadi sibuk dengan dirinya sendiri. "apa kau manusia biasa?" tanya seorang yang membuat Nata mendongak sambil tersenyum ramah dan kembali bertanya "apakah aku seburuk itu?" jawab Nata masih menggunakan senyum manisnya. Mereka tertawa lepas, Nata kembali memikirkan kata-katanya tadi dalam benaknya "aku salah ngomong sampai mereka jadi tertawa seperti ini? sepertinya tidak". Lalu yang lain datang "bukan, kau seperti orang mati, tidak bisakah kau berbaur dengan yang lain?" bertanya dengan tawanya tadi. Nata bangkit lalu pergi ke meja perempuan yang pingsan saat upacara, sambil mengulurkan jabatan tangannya "Adinata Andara, panggil aja Nata" sambil menaruh senyum sempurna di wajahnya yang begitu tampan. Perempuan itu langsung menatapku "Angelina Florensi, biasa dipanggil angelina, angel atau Lina, bebas deh pokoknya" sambil membalas senyumanku, wajahnya begitu imut dan manis membuatku menatap Lina agak lama. Wow matanya begitu indah, pasti anak blasteran pikirku. "bagus ya" jawabku dengan kebodohan karena telah termakan pesona kecantikannya. "bagus apa?" tanya Lina. "Emm maksudku namamu bagus, Angelina Florensi, kamu bukan asli indo kan?" tanyaku langsung. "yaa, ibuku asli Russia, keliatan banget ya?" dengan nada santainya. "pantas, warna matamu indah tapi tidak terlalu mencolok, jadi tidak terlalu kelihatan terima kasih ya Lina" jawabku lalu kembali duduk di kursi ku sendiri. Dan seperti biasa, cewek yang lain terlihat iri dengan Lina yang bisa berkenalan seperti itu denganku. Padahal aku bisa mengetahui nama orang lain dengan melihat tulisan dibawah kerah baju, tapi aku tiba-tiba saja ingin berkenalan langsung seperti itu pada Lina tadi agar terlihat normal dengan anak yang lain. Aku kembali memilih tidur menggunakan tasku sebagai bantal, aku tertidur pulas lalu terbangun karena ada gangguan jin, lebih tepatnya cewek yang ingin berkenalan seperti Lina tadi denganku, aku tidak menghiraukan, ia tampak kecewa dan memilih kembali duduk bersama teman pergaulannya. Nata belum ingin berkenalan karena nanti ia juga akan memperkenalkan dirinya didepan kelas, seharusnya perempuan tadi bisa berpikir demikian atau hanya ingin modus ke Nata. Yap, sudah pasti.
-- ~~ --
Nata sudah berada di rumahnya karena awal sekolah jam pulang masih cepat dan seperti hari biasa, hanya ada bibinya yang memberikan perhatian penuh kepadanya, ayahnya seorang CEO sebuah perusahaan yang cukup terkenal dan tentu saja sering pulang lembur. Ia begitu penat dan memilih berbaring diatas sofa di ruang keluarga. Saat ini jam 17.26 dia terbangun karena alarm ponselnya berbunyi, ia menaiki tangga menuju kamarnya agar bisa segera mandi.
Saat Nata ingin ke bawah, papanya sudah pulang dan duduk disofa tempat ia berbaring tadi. "Hai pah.. nggak biasanya pulang cepat" tanya Nata membuat ayahnya menoleh. "iya, papa cuma ingin bertemu denganmu saja". Nata bingung dengan kata-kata papanya, tidak biasanya papanya seperti ini, "hahaha, nggak yakin, sakit ya pa?" sambil duduk disebelah papanya yang tampak penat. "nggak kok, b aja" jawab papanya dengan nada sombong membuat Nata terkekeh geli. Bibinya datang membawakan secangkir teh hangat, akhirnya Nata tahu kalau ayahnya sedang sakit. "nah kan" sambil tertawa bersama ayahnya yang ikut tertawa bersamanya, mereka berdua pun menonton TV dan berdebat tentang politik sambil bercanda.
Tak lama, ponsel Nata berbunyi menandakan ada pesan yang masuk, ternyata Rio temannya.
Rio : woi nat, kemana aja lu? pasti lupa kalo kita futsal sama anak sebelah.
Nata kembali mengingat, dan benar ini adalah pertandingan futsal kelasnya dan kelas sebelah,ia bergegas menuju kamar mengganti bajunya.
Nata : oiya, lupa gue. bentar ni OTW, serius gue.
Nata berpamitan dan meninggalkan papanya sendirian.
Nata melaju menggunakan motornya menuju tempat futsal, ternyata anak-anak yang lain sudah berkumpul. "sorry gue telat bentar". " bentar? , nih liat jam" Rian menunjukkan arloji sambil memasang wajah kesal. "gua punya jam sendiri, nih! " mengangkat tangannya.
Lalu saat berjalan ber iringan dengan kelas sebelah, Nata didorong oleh salah satu dari mereka. Nata kesal, tapi ia hanya menatap tajam sehingga tatapan mereka berdua bertemu, Nata tidak menghiraukan lalu berjalan masuk kedalam lapangan.
-- ~~ --
Terima kasih 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION
Short StoryKisah seorang anak SMA yang tulen dan tampan yang memiliki segalanya tapi tidak perhatian dari orang tuanya, itu membuatnya ia menjadi cuek terhadap dunia. Adinata Andara lah orangnya.