1

20 1 0
                                    

Ada sekitar 7,7 milyar jumlah penduduk bumi, tapi anehnya Cuma kamu yang kau mau- Nala Kaisar

Semua lelaki itu banjingan, tinggal ada di level berapa kamu – Damayanti Krystal Nasution

--

"Damayanti! Bangun udah siang Astaghfirullahal adzim!"

Bagai alarm otomatis, tanpa disetel dan tak diinginkan terdengar dipukul 4 pagi hari. Hey, matahari saja masih enak ngopi disinggah sananya, tapi wanita dengan apron yang melekat ditubuhnya mengatakan jika ini sudah siang?

Dia menarik selimut dan nampaklah anak perawannya yang masih anteng didalam mimpi indahnya. Wanita itu celingukan ke kanan dan kiri untuk mencari remote AC, suara klik terdengar berbarengan dengan AC yang mati. Perhatiannya kembali pada anak sulungnya.

"Damayanti! Bangun gak" ucapnya kembali masih dengan nada suara yang tidak selow. Seorang diatas Kasur menggeliat dengan mata yang sudah terbuka dan berwarna merah.

"Mamaaaaah kenapasih?! Masih gelap juga"

"Iya emang. Tapi gak cukup gelap buat mandi, subuhan, dan sarapan. Buruan bangun! Awas kalo mama balik ke kamar kamu, mama masih liat kamu tidur!" ancamnya yang membuat anaknya menghela nafas pasrah.

Damayanti kemudian bangun dan meraih ponselnya dihidupkannya data seluler untuk melihat apakah ada notifikasi untuknya atau tidak. Sebuah senyum mengembang saat didapatnya pesan manis dari seseorang yang sangat ia rindukan. Hari ini akan menyengkan, pikirnya.

From : My Tenni

Pertandingan basket di GOR pulang sekolah beibih!

Damayanti kembali tersenyum saat membalas pesan temannya, dibenaknya ia sudah membayangkan akan bertemu dengan Jonatan, kakak kelasnya Ketua tim basket sekolahnya sekaligus anggota OSIS. Manusia paling tampan, dengan kulit putih wajah yang khas orang China, dan jangan lupain badan dia yang ateltis banget. Cuma sayang manusia tampan itu sedikit sombong. Tapi tidak masalah bagi Damayanti "tidak masalah dia sombong, angkuh dan playboy asal dia tampan itu semua termaafkan"

See, Damayanti adalah manusia yang menyukai diskriminasi

Dilangkahkannya tubuhnya menuju kamar mandi untuk mandi pagi, oke mandi subuh. Dia terbiasa mandi dijam subuh sebelum melaksanakan shalat subuh, kecuali jika tamu bulanannya datang, jangan berharap dia akan mandi jam 4, untuk bangun saja dia nunggu jago tetengga berganti suara klakson tukang sayur keliling.

Butuh waktu hampir satu jam setengah untuk Damayanti selesai dengan urusan mandi dan siap-siapnya. Kini gadis berumur 17 tahun itu sudah duduk anteng di meja makan, dilihatnya papajnya sedang sibuk dengan jam tangannya.

"Jamnya kenapa lagi, Pah?" papahnya tetap mengotak-atik jam tangannya tanpa repot repot menoleh ke anak gadisnya untuk menjawab

"Batrenya abis" ujarnya singkat, Damayanti hanya manggut-manggut saja denger jawaban singkat papahnya, matanya melihat sekeliling ruang makan itu dahinya mengerut karena tidak melihat satu makhluk berisik disana.

"Dewi mana?"

"Masih dikamar. Panggilin tolong sana adikmu itu"

Dengan itu Damayanti beranjak dari duduknya menuju kamar yang letaknya bersebelahan dengan kamarnya, tanpa repot-repot mengetuk pintu terlebih dahulu Damayanti langsung membuka pintu kamar bercat cokelat dan masuk kedalamnya.

"MBAK DAMAAAA"

"Ups. Sorry!" Damayanti menutup pintu itu kembali diselingi dengan kekehan geli. Ia tidak tahu jika adiknya sedang bersiap di dalam.

"Buruan ganti bajunya! Ditunggu di meja makan!" terdengar jawaban dari dalam kamar adiknya dan dengan itu Damayanti kembali menuju meja makan.

"Mana adikmu?"

The FirstWhere stories live. Discover now