Harapan Menjadi Kenyataan

Bridella Calya Aeera

'kring... kring' alarm ku berdering kencang di atas meja kamar ku. Jam sudah menunjukkan pukul 04.30 pagi. Dengan indera penglihat ku yang masih belum melihat sekeliling dengan jelas, aku tetap berjalan menuju ruang khayalan ku. 'Ruang khayalan' itu lah ruangan tempat aku membersihkan diri, yang tidak lain adalah 'kamar mandi' hehe....
"Tolong... " teriak keras ku dari kamar mandi yang sampai terdengar ke luar.
" Ngapain si teriak kenceng-kenceng pagi-pagi buta?!! " sautan seorang lelaki yang sambil berjalan menghampiri ku. Dia lah Chandra Oliver Aeera, seorang abang yang amat sangat menyebalkan dalam kehidupan ku.
" Ih pagi-pagi udah marah-marah, dasar cewe pms! :V " sautan balik dari ku untuk nya dengan nada kesal namun meledeknya juga.
" Iya nih iya, adik ku yang amat aku sayang, Bridella Calya Aeera, kamu mengapa adik ku?" timbal balik darinya yang sok lembut.
" Idih alay.. Bantuin ih, ini ada kecoa di kamar mandi, Della mau mandi jadi takut ni ih, " to the point ku agar si abang ngeselin ini segera membantu ku untuk membuang itu makhluk menjijikan sejauh mungkin dari hadapan ku.
Aku pun mandi, dan tentunya sambil berkhayal setinggi mungkin. Dengan tiba-tiba fikiran khayalan ku berubah menjadi penasaran tentang lelaki cool nan tampan yang baru saja kemarin menolong ku mengambil buku ku yang jatuh.
" Hmm... Siapa ya cowo itu? Cool tapi tetap rendah hati, "
" Ih suka dehh, "
" Eh tapii... Udah punya cewe belum ya? "
" Hmm... Gua harus tanyain nama ini cowo deh ke teman sekelas yang ikut futsal, soalnya ya gua liat-liat ini cowo itu kayanya ikut ekskul futsal deh, "
" Ah udah lah, ini nanti bisa-bisa gua telat gara-gara kelamaan di ruangan tersayang ini. "