Kim Namjoon menyipitkan mata ketika dia mengamati seorang pemuda yang berada di dalam peti mati di hadapannya. Alih-alih tidur, pemuda itu tampak seperti orang mati.
"Ini ide yang buruk," tukas Taehyung seraya memegangi lengan Namjoon. "Ada alasan mengapa penyihir itu mengutuknya, Namjoon. Pemuda itu sangat jahat."
Dia tidak terlihat jahat. Dia tampak... sangat manis.
Namjoon melepaskan pegangan tangan Taehyung dari tangannya. Pemuda itu semakin tegang, tetapi dia segera melangkah mundur ketika Namjoon menggeser penutup peti matinya lebih lebar. Namjoon membiarkan pandangannya menyapu seseorang yang telah lama dia cari.
Kulit pemuda itu sangat pucat-ciri khas yang selalu dimiliki kaumnya. Rambut pemuda itu berwarna coklat karamel. Dia mengenakan baju tidur terusan ala bangsawan berbahan sutra.
"Kita akan mati, Namjoon." kata Taehyung sambil menelan ludah. "Mungkin dalam sepuluh menit ke depan. Kita akan mati dengan cara yang mengerikan dan menyakitkan."
Namjoon hanya menggeleng pelan menanggapi kata-kata pemuda itu, "Kau harus tenang."
Taehyung berdiri kaku di belakangnya.
"Lagi pula, kita tidak punya pilihan," kata Namjoon lagi. Sial. Sebenarnya, dia pun tidak ingin melakukan hal ini. Membangunkan seorang pemuda yang dikenal sebagai pangeran vampir, tidak pernah terlintas dalam pikiran Namjoon.
Namun, Namjoon tidak punya pilihan karena nyawa teman-teman di dalam pack-nya sedang terancam.
Namjoon menyentuh pipi pemuda itu. Suhu tubuhnya sedingin es.
"Dia tidak bernapas, kan?" Tanya Taehyung.
"Tidak." Itulah sebabnya dia tampak seperti orang yang sudah mati. Ketika pertama kali Namjoon mendengar cerita tentang pangeran vampir, dia berpikir bahwa itu hanyalah omong kosong belaka.
Tapi nyatanya tidak. Itu nyata.
Dia bahkan harus membunuh setengah lusin bajingan paranormal untuk sampai ke tempat ini. Darah bajingan itu masih mengotori pakaian yang dia kenakan. Tapi, jika pemuda di depannya ini benar-benar bisa melakukan apa yang dia pikirkan, maka semua rintangan yang telah dia lewati tidak akan sia-sia.
Jari-jari Namjoon menelusuri lekuk halus pipi pemuda itu. Dia sama sekali tidak terlihat seperti rumor yang orang-orang bicarakan-bahwa dia adalah sebuah mimpi buruk di tengah gelapnya malam. Dagunya sedikit runcing, bibirnya sensual dan penuh dengan warna merah muda. Bulu matanya yang panjang membuat bayangan samar di pipinya dan Namjoon bertanya-tanya, apa warna matanya?
Karena sebentar lagi Namjoon akan membangunkannya, maka, dia akan segera mengetahuinya.
Namjoon menjauhkan tangannya dari wajah pemuda itu seiring dengan cakarnya yang muncul di ujung jari-jarinya, "Pergilah keluar," perintah Namjoon pada Taehyung. "Tunggu di depan pintu untuk berjaga-jaga."
"Ta-tapi bagaimana seandainya vampir itu sadar dan membunuhmu?"
Tidak. Namjoon tidak mengkhawatirkan hal itu. Dia bisa menanganinya, "Seandainya kita diikuti. Jangan biarkan mereka menghentikanku. Tidak sampai aku melakukan bonding."
Hening sejenak.
"Kau yakin akan melakukannya?" Tanya Taehyung ragu.
Setelah semua yang mereka lakukan dan segala kesulitan yang mereka lewati? Apa Taehyung masih harus mempertanyakannya?
"Namjoon... kau pasti tahu apa yang akan terjadi padanya jika kau melakukan ini."
Namjoon menggedikkan bahu, "Dan aku tahu apa yang akan terjadi padaku." Dia menoleh dan bertemu tatap dengan Taehyung. "Aku akan membuat pack-ku lebih kuat."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mortal Instrument | NamJin [Trakteer] ✓
Fantasy[Available on : https://trakteer.id/christal-alice] Dengar, Seokjin... dengar ketukan terakhir dari detak jantungmu.