Lan Wangji adalah satu dari sekian pria muda tampan, gagah, dan perkasa yang masih melajang. Meskipun telah menginjak kepala tiga, tak sedikit pun ia mempunyai niat untuk membangun biduk rumah tangga. Banyak gadis mendekati, banyak lamaran datang, sang paman juga berusaha menjodohkan dengan perempuan terhormat yang setara dengan keluarga mereka, namun tidak satupun Lan Wangji hiraukan.
Hingga pada suatu hari pamannya memberikan ultimatum paling mengerikan.
"Wangji, jika kau tidak memperkenalkan kekasihmu pada saat makan malam perayaan tahun baru, kau harus bersedia menikah dengan calon pilihan paman!"
"..."
Lan Wangji hanya diam tanpa ekspresi jika pamannya sudah menyinggung tentang pernikahan. Bukankah sang paman pun tidak menikah? Mengapa ia harus menikah jika Pamannya saja masih single abadi? Pusing. Hanya sang kakaklah tempat adik mencurahkan isi hati. Sayang sekali Lan Xichen tidak ada di sini.
Seperti punya ikatan batin, tidak lama berselang ponselnya berdering.
"Wangji?"
"Xiong zhang."
"Paman ingin menjodohkanmu dengan siapa lagi kali ini?" Lan Xichen sungguh mengetahui perasaan adiknya yang tengah risau. Sebagai makhluk yang paling mengerti bahasa kalbu Lan Wangji, ia cukup mengetahui sang Paman memang tidak pernah gentar memaksa keponakannya untuk menikah. Untung saja Lan Xichen selamat dari bahaya itu karena bekerja di London sebagai seorang arsitek professional. Lagipula ia sudah mengatakan jika telah memiliki kekasih sehingga Lan Qiren tidak lagi mengurusi kehidupan asmaranya.
Sementara itu, Lan Wangji yang berada di kediaman utama Lan bersama sang paman harus mendapatkan tekanan yang tidak menyenangkan. Sama menyeramkannya dengan pertanyaan "Kapan nikah?" bagi yang dirasa sudah cukup umur. Untuk itu, terkadang Lan Wangji lebih suka menghabiskan waktu di kantor dan tidak pulang ke rumah.
Lan Wangji menghela nafas berat untuk ke sekian kali di pagi yang cerah ini.
"Paman menyuruhku membawa seseorang saat makan malam tahun baru." Suaranya tercekat, merasakannya sebagai beban terberat dalam hidup.
Lan Xichen prihatin dengan kondisi adiknya. Sayangnya, ia tidak bisa menghentikan sang Paman jika sudah berurusan dengan masalah ini. Paman akan benar-benar berhenti setidaknya sampai mereka mempunyai seorang kekasih yang jelas, tidak LDR, apalagi abstrak.
"Wangji sepertinya kau perlu berjalan-jalan, kau bisa memikirkannya sambil menikmati kopi atau mencari udara segar."
"Mn," balas Wangji singkat.
"Aku akan pulang saat tahun baru. Kau tidak perlu khawatir. Biar Paman aku yang menanganinya. Aku akan menghubungimu lagi nanti."
"Baiklah." Lan Wangji menutup telepon.
Mungkin kakaknya benar. Ia harus mencari udara segar.
~XXX~
Wei Wuxian berangkat sangat terlambat hari ini dan hal itu bisa saja membuatnya mengalami pemotongan gaji jika bosnya tidak dalam mood yang baik. Semua perusahaan tentu saja selalu ingin karyawannya bekerja tepat waktu, bukan? Terkadang bahkan ada yang melakukan pemotongan gaji yang tidak manusiawi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVIOLI
FanfictionLan Wangji mendapat tekanan dari sang Paman untuk segera menikah. Secara kebetulan, ia bertemu Wei Wuxian teman sekolah dasarnya yang bekerja sebagai pacar sewaan. Sejak dulu, Wei Wuxian selalu penasaran mengapa Lan Wangji berkelahi dan tiba-tiba pi...