Sudah kuduga aku tidak dapat menahan masa – masa tenangku hari ini lebih lama. Mereka mulai mendekatiku. Aku hanya berharap aku tidak akan terluka parah hari ini karna aku bingung harus memberikan alasan apalagi kepada orang tuaku kalau aku pulang dalam kondisi banyak luka dan lebam – lebam di sekujur badanku.
"Lagi ngapain?" kata dicky yang merupakan ketua geng mereka.
Aku tidak menjawabnya. Aku hanya diam dan menikmati makanan dan minuman yang kubeli seolah – olah tidak ada siapapun disekitarku. Ternyata itu malah membuat mereka semakin marah. Salah satu dari mereka mendekatiku dan memukul kepalaku dari samping. Aku hanya dapat menahannya dan berusaha agar tidak jatuh karena aku tau itu bakal makin merugikan bagiku dengan situasi begini. Dia mulai menarikku dari tempat dudukku dan hampir membuatku terpeleset. Aku berdiri dihadapan mereka. Menatap mereka dengan pandangan kosong.
"Apa kamu tau siapa yang kamu ganggu tadi?" kata Dicky.
"Ancilla." jawabku.
"Apa kamu tau dia siapa?"
"Anak kelas unggulan yang kelasnya disamping kelas kita."
"Benar."
Dicky mulai mendekatiku dan mulai memukulku tepat di perut. Teman – temannya mulai melakukan hal yang sama padaku. Mereka memukulku berulang lagi sampai aku benar – benar babak belur. Tidak sampai disitu, mereka juga menendangku dan berusaha mengoyak seragam sekolahku. Badanku mulai bergerak mundur dan kakiku hampir tidak dapat menahan berat badanku tetapi aku senang tidak sampai terjatuh ke tanah. Mereka menertawakanku.
"Kuat juga kamu sekarang."
Mereka mulai lagi memukuliku dan aku tidak tau tangan siapa dan kaki siapa yang bakal aku tepis untuk mengurangi jumlah pukulan dan tendangan yang mengarah ke badanku. Mereka masih memukuliku sekuat tenaga mereka dengan cara membabi buta. Mereka sangat senang dan sepertinya juga sangat ahli dalam membuat orang lain merasakan penderitaan. Akhirnya, aku terjatuh. Aku tidak dapat lagi menahan berat badanku yang sudah banyak menerima pukulan dan tendangan. Aku meringis kesakitan. Mereka tertawa semakin kuat tanpa memperdulikan diriku. Orang – orang disekitarku juga sepertinya menikmati pertunjukan yang barusan. Aku memegang perutku. Sakit sekali rasanya. Tetapi aku seperti merasakan kalau luka yang kurasakan dan rasa sakit yang kuterima seperti terobati. Aku teringat senyumannya. Genggaman tanggannya. Ya. Ancilla. Entah kenapa aku tersenyum secara tiba – tiba.
"Ancilla adalah pacarku. Mengganggunya berarti kamu mencari masalah." kata Dicky.
Cemburu. Sepertinya dia cemburu. Aku ingin sekali tertawa lepas tetapi rahang dan tulang pipiku sepertinya memar dan aku tidak dapat menggerakkannya. Aku hanya menahan rasa ingin tertawa itu. Aku bisa tersenyum meskipun sedikit. Aku bakal mengingatnya sebagai suatu kebodohan seorang laki – laki. Memukul seorang hanya karna cemburu hanya dilakukan oleh orang bodoh. Setidaknya begitulah pikiranku saat itu. Dicky melihat senyumanku dan mulai merasa tersinggung akan sesuatu. Dia mulai menendangku lagi diikuti oleh teman – temannya. Aku berusaha menghindar dan menepis beberapa tendangan yang mereka arahkan ke kepada dan perutku tapi aku tidak bisa. Mereka terlalu banyak. Tenagaku habis. Akhirnya aku tergeletak lemas dan mereka sepertinya juga merasa kelelahan.
Kondisiku sepertinya sudah kacau balau. Aku melihat tanganku. Lecet dan berdarah. Kemudian aku melihat mereka berjalan perlahan meninggalkanku. Aku berusaha duduk. Aku berhasil.
"Woi. Mau kemana kalian orang lemah tak berotak?" kataku.
Mereka melihat kearahku. Mereka berbicara satu sama lain. Entah apa yang mereka katakan. Aku hanya tersenyum sambil bangkit berdiri. Aku seperti masih belum bisa melakukannya. Badanku terlalu banyak luka. Tapi aku berdiri. Menegakkan badanku dan sedikit mendongakkan kepalaku. Aku kembali tersenyum kearah mereka. Aku merasa belum puas sebelum aku benar – benar tidak dapat berdiri lagi. Mungkin ini karena terlalu sering dihajar orang. Mereka mulai mendatangiku. Senyumku tiba – tiba hilang.
YOU ARE READING
Kesepian Adalah Kekuatan
Historical FictionKesepian merupakan salah satu guru paling kuat. Kesepian adalah campuran dari ilmu dan pengalaman ditambah rasa sakit yang berharga yang hanya didapat oleh beberapa orang saja. Tidak banyak yang dapat bertahan dengan kesepian yang dirasakannya. Tida...