Malam itu Hayi sibuk di dapur, dengan apron merah muda yang melekat di tubuh mungilnya, gadis itu mulai mengeluarkan barang dari kantung belanjaannya sore tadi. Jamie yang baru keluar dari kamar mandi mendekat ke arah Hayi.
"Lo beneran jadi buat kue?" tanyanya membantu sahabatnya itu mengeluarkan berbagai macam bahan kue.
Hayi mengangguk kecil tanpa menoleh. Senyuman nakal muncul di bibir Jamie, "cuma teman tapi rela bikin kue di sela-sela kerjaan yang numpuk ya."
Hayi menggigit bibir bawahnya gemas, "dia kan udah bantu proyek gue sampai kita bisa liburan karena sesukses itu, Jam."
"Iya iya deh, gue juga kecipratan enaknya hahaha. Mau dibantu enggak?" tawa Jamie berderai, mengingat dia juga ikut liburan ke Bali selama 5 hari karena proyek Hayi dengan Hanbin sangat sukses.
"Lo ga cerewet aneh-aneh juga sudah dalam kategori membantu kok!" decih Hayi membuat Jamie tertawa kembali. Sahabatnya itu memang mudah sekali digoda jika berhubungan dengan lawan jenis. 5 tahun mengenal Hayi, 3 tahun tinggal bersama, tentu saja Jamie sangat tahu apa yang mengganggu Hayi. Apalagi kalau bukan tentang lelaki dan pertanyaan dari keluarga besar Hayi tentang pernikahan di usianya yang genap 26 tahun?
"Mau ngasih kuenya lewat JNE apa J&T? Apa lewat penghulu?" goda Jamie lagi lalu berlari pergi sebelum panci di tangan Hayi melayang ke kepalanya.
***
03.30 AM
"Hay? Masih belum selesai?" suara serak Jamie membuat Hayi menoleh. Matanya yang setengah terpejam akhirnya terbuka lebar. Jika saja Jamie tidak ke dapur saat itu, sudah pasti kue-nya gosong.
Hayi terperanjat dan langsung berlari ke arah oven yang sudah menunjukkan tanda selesai. Gadis itu menghela napas lega.
"Lo ketiduran?!" pekik Jamie, ikut panik.
Hayi mengangguk-angguk dengan wajah sedih, "untung lo ke sini Jam, nangis gue kalau sampai gosong." Hayi memeluk Jamie erat hingga sahabatnya itu hampir tersedak.
"Lebay banget anjir, kalau gosong ya tinggal beli yang sudah jadi lah."
Hayi melepas pelukannya dan memukul lengan Jamie hingga terpekik kesakitan, "sembarangan sih kalau ngomong!" kekeh Hayi lalu mengusap lengan Jamie.
"Ya gue kan ngasih saran yang benar juga. Iya deh iya, yang spesial mah beda, harus langsung buatan tangan sendiri, ya kan?"
"JAMIE!"
***
"Sumpah ya, mata panda lo makin item ih, sini gue make up-in yang bener!" celoteh Jamie melihat Hayi keluar dari kamarnya dengan dandanan yang sangat biasa.
"Kue nya spesial, cantik gitu, masa yang ngasih seberantakan ini!" ujar Jamie lagi sambil mendorong Hayi masuk ke dalam kamar miliknya, karena di kamar Hayi peralatan tempur make up nya masih kurang.
"Lo diem aja ga usah cerewet, lo bakal jauh lebih segar dan cantik daripada pakai liptint sama sunscreen gitu doang!" Jamie meletakkan jari telunjuknya di bibir Hayi saat gadis itu akan membuka mulut.
15 menit berlalu dan akhirnya Jamie memperbolehkan Hayi melihat hasil karya jemari bercat kuku merah muda dan biru itu.
"JAMIE!" pekik Hayi melihat wajahnya di cermin meja rias milik Jamie.