Chapter 1

313 22 9
                                    

"Kimmy!"

Aku menolehkan wajahku saat mendengar seseorang menyebut namaku.

"Oh hi, Zayn" jawabku setelah tau siapa yang memanggil ku.

Ia adalah Zayn, temanku sejak aku berumur 4 tahun.

"Bagaimana kelas sejarahmu?" tanyanya sambil menyamakan langkahnya dengan langkah kakiku.

"Seperti biasa, mendengarkan dan menggosip dengan Mary"

Ia memutar matanya.

"Terang saja, si tua bangka itu memang membosankan. Entah kapan ia pensiun" kata Zayn.

"Aku hampir saja tertidur sepanjang pelajarannya. Bagaimana caranya aku bisa mendapat nilai baik jika ia mengajarkan hal yang tak jelas"

"Oh ayolah, kau pasti bisa"

"Semoga"

"Tunggu" katanya sambil menghentikan langkahnya. "Bunyi apa itu tadi?" sambungnya.

"Bunyi apa maksudmu?"

"Entahlah, sepertinya seseorang sedang kelaparan"

Aku pun tersadar yang ia maksud adalah bunyi perutku yang memang sedang kelaparan.

"Aku tidak makan malam tadi malam, dan aku tak sempat sarapan karena aku bangun terlambat" kataku memelas.

"Ayo kita ke kantin"

Setelah menaruh buku-buku ku dan Zayn di loker, kami pun bergegas ke kantin.

Entah mengapa aku belum merasa terbiasa dengan tatapan-tatapan siswa putri dari sekolah ini. Berjalan bersama Zayn membuat semua mata tertuju padaku (atau itu hanya perasaanku saja), padahal aku memang biasa berjalan bersama Zayn. Di sekolah ini Zayn adalah seniorku, karena ia memang 1 tahun lebih tua daripadaku. Dan dia adalah kipper nomor satu di sekolah sejak tahun pertamanya di sekolah ini. Aku tahu banyak perempuan yang mengejar-ngejarnya, mungkin karena itu banyak mata yang mengikuti kami. Banyak yang kubicarakan dengan Zayn, aku tertawa sangat keras saat ia mencontohkan bunyi kentut lelaki Irish di kelas kalkulusnya.

"Bagaimana bisa kau tidak makan malam tadi malam?" tanyanya sambil sibuk mengutak-ngatik makan siangnya.

"Aku sangat sibuk mengerjakan tugas biologi dari Mrs. Fenn sampai aku melupakan makan malamku"

"Aku pikir kau sedang diet"

Aku terkekeh. "Kau bercanda? Kau pikir aku Emma yang melakukan dietnya sampai hampir mati"

"Hey, Emma memiliki tubuh yang bagus. Coba lihat tubuhmu, sudah seperti beruang madu"

Mendengar ucapan Zayn membuat ku menarik jambulnya ke meja. Aku yakin aku tak segendut itu. Maksudku, aku memang merasa diriku gendut, namun orang berkata badanku sudah pas. Aku memang agak takut terlihat gendut, namun aku terlalu takut jika aku tak makan. Makan adalah surgaku.

"Hi" ucap seseorang membuat ku memberhentikan kegiatanku dengan Zayn.

"Harry? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Zayn setelah sadar siapa yang berdiri dihadapan kami.

"Tidak, aku hanya ingin berkenalan dengan temanmu, Zayn." katanya sambil tersenyum, memperlihatkan lubang di kedua pipinya.

"Dia?" tanya Zayn bingung sambil menunjuk ke arahku.

"Ya, jangan berpikiran yang aneh-aneh. Aku mendapat dare dari Niall" kata lelaki keriting itu.

"Oh, baiklah. Namanya adalah Kimberly" kata Zayn memperkenalkanku.

"Aku Harry. Harry Styles" ia mengulurkan tangannya ke arah ku. Aku menjabat tangannya.

"Kim. Kimberly Stan"

Hiiii. Ini cerita pertama gue yang pernah gue post. Part ini emang dikit banget, nanti kalo ada yang respon bakal gue lanjutin. Gue butuh banget saran kalian, so please give me a comment xx

Lost in Your Eyes (Harry Styles Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang