Senja Pertama

59 6 2
                                    


    Sang mentari mulai meninggalkan bumi diujung barat sana.Gadis itu benar-benar bingung,dia sendirian.Biasanya dikala senja selalu ada yang mengucapkan selamat sore padanya,namun saat ini tidak ada lagi.

"Bisakah kau kembali,"ucap gadis itu lirih sembari merasakan deburan ombak yang mengenai kakinya dan pantulan sang Surya yang telah kemerahan.

"Aku akan kembali dan bersamamu selamanya,"ucap seseorang dibelakangnya,memeluk pinggangnya.

    Gadis itu menangis tak percaya,karena dia kembali.Dia benar-benar kembali.

  Ini kisah mereka.

                         ****

    Azalea Kinara Ningtyas,gadis itu nampak berjalan tergesa-gesa.Hari ini dia telat bangun padahal dia ada kuliah pagi yang tak mungkin bisa ditinggalkan.

  Cepat-cepat dia berlari menuju kelasnya,dia tidak ingin dimarahi dosen tergalak seantero kampusnya.Membayangkan saja Kinar ngeri sendiri,dibayangannya nampak kumis Pak Fitno yang tebal dan raut wajah yang menyeramkan.

   Beruntunglah ia Pak Fitno belum sampai,dia pun duduk di kursinya dengan perasaan lega.Kinar adalah gadis pendiam bahkan dikelasnya dia sama sekali tidak punya teman,dia terlampau cuek dengan sekitar.Masa lalu yang membuatnya seperti itu,dunia kejam menurutnya.

   Tak berselang lama terlihat seseorang diambang pintu dengan kemeja rapih yang dimasukkan,wajah menyeramkan nampak terlukis disana,Pak Fitno.

.
.
.
.
.
.
------------

    Hari ini panas sekali,gadis itu memilih berteduh disebuah cafe.Didepannya nampak sebuah laptop dengan slide kosong.Kinar adalah seorang penulis yang bisa dibilang terkenal,tulisan-tulisannya sangat digemari orang-orang.Namun kadang Kinar merasa lelah dengan kegiatannya,para pembacanya sering kali memaksa agar dia selalu update cerita setiap harinya.Mereka tidak tahu,menulis satu chapter saja membutuhkan waktu lama dan mood yang baik.

   Setelah dua jam dicafe itu,Kinar beranjak pergi.Sebentar lagi senja akan tiba,dan seperti biasa pantai adalah pilihannya.

   Setelah sampai dipantai,Kinar memilih untuk duduk di batuan besar.Menikmati angin sore dan semburat jingga didepannya.Kinar benar-benar menikmati suasana saat ini.Menangis,lagi dan lagi itu yang selalu kinar lakukan bila senja.Dia pikir hidupnya sungguh berantakan dia hanya ingin bercerita membagi keluh kesahnya pada seseorang.Kinar mau teman,tapi dia bukan orang yang pandai menjalin pertemanan.

   Dulu dia punya seseorang yang spesial di hidupnya.Seorang pria manis yang bisa membuat hidup seorang Kinara berwarna.Namun Tuhan tidak mengizinkan mereka untuk bersama lebih lama lagi.Dia dipanggil lebih dulu oleh Tuhan,dalam sebuah kecelakaan.

"Butuh tisue ?"ucap seorang dibelakang kinar.

"Ga usah makasih,"ucap kinar sambil berlalu pergi.

"Semoga kita ketemu lagi ya,"ucap pria itu.Kinar hanya menengok ke belakang lalu pergi begitu saja.
.
.
.
.
.
---------------

     Sebenarnya Kinar tidak ingin kembali ke rumah ini.Sepi sekali,ibunya selalu sibuk dikantor.Ayahnya,entah berada dimana sekarang.Kinar memiliki kisah hidup yang kelam.Dulu keluarganya utuh,namun sama saja orang tuanya tidak punya banyak waktu untuknya dan adiknya.Dulu Kinar mempunyai seorang adik,namanya Maurine mereka hanya selisih 4 tahun.Namun Maurine meninggal saat umurnya 12 tahun karena tabrak lari.Saat itu juga dunia Kinar mulai gelap,dia harus kehilangan sosok adik yang sangat dia sayangi.Ditambah lagi entah ada masalah apa orang tuanya bercerai.Kinar merasa hidup sendirian di dunia ini.

  Kinar memasuki kamarnya,kamar dengan nuansa biru laut sangat menenangkan.Ditempat ini Kinar biasa menangis sendiri meratapi kisah hidupnya.Kinar butuh seseorang yang bisa menjadi sandaran saat dirinya rapuh.Kinar sangat suka menulis dia mengambil sebuah buku dengan cover hitam berbintik putih membentuk seorang gadis disana.Itu adalah buku diary hadiah ulang tahun yang ke-20 dari Ibunya.Entah apa yang membuat ibunya memberikan hadiah itu,tapi Kinar menyukainya.

Dear diary

   Bisakah kebahagiaan menyertai hariku.Aku rindu saat aku masih bisa memeluk ayah dan ibuku bersamaan.Aku rindu dengan canda tawa adikku.

  Bisakah hidupku seperti orang lain,mereka nampak bahagia dengan keluarganya.Aku bagaikan segelintir debu yang tak berarti.Kisahku kelam hidupku suram,aku ingin bahagia sekali saja.

  Saat di pantai tadi senja mengirimku seseorang yang tidak ku tahu siapa.Entah mengapa dirinya muncul tiba-tiba dalam otakku.Biasanya Senja memberiku ketenangan,tak ada seorangpun yang mengetahui isak tangis ku.Tapi tadi mengapa senja membiarkan seseorang melihat air mataku.

Kinara

  

    Setelah selesai menulis diarynya,Kinar kembali menyimpannya di dalam laci mejanya.Dia menuju balkon kamarnya,tempat dimana ia bisa berkhayal sepuasnya.

  Kinar menatap langit malam,tidak ada bulan dan tidak ada bintang.Malam yang suram,sesuram hidupnya.Angin menampar wajahnya,butiran air mulai jatuh membasahi bumi.Hujan,Kinar menyukai saat-saat seperti ini karena dia bisa menangis sepuasnya tanpa orang dengar.

   Kinar kembali masuk kedalam kamarnya,diluar terdengar suara deru mobil memasuki halaman.Ibunya telah pulang,Kinar melirik jam didinding kamarnya,pukul 23.15.Ibunya selalu pulang larut malam,kemudian tidur tanpa menengok Kinar.

   Kinar jarang sekali bercengkrama dengan Ibunya,Ibunya adalah wanita karir yang sibuk.Ibunya selalu saja memberi Kinar materi,padahal yang Kinar butuhkan adalah perhatiannya.

   Kinar tumbuh menjadi gadis yang anti sosial.Baginya dunia hanya sekedar kamar,kampus dan pantai.Dunia Kinar benar-benar membosankan.

.
.
.
.
.
-----------------

    Pagi ini ada pemandangan aneh dimeja makan rumahnya.Ibunya duduk disana memakai baju rumahan,jarang sekali pagi-pagi seperti ini ibunya bisa duduk santai.Biasanya Ibunya sudah sibuk berangkat ke kantornya.

"Kinar,mau berangkat,"ucap ibunya.

"Iya,"jawab Kinar,singkat.

"Mau sarapan ga?"tanya ibunya.

"Ga usah nanti aja,Kinar berangkat ya,"pamit Kinar.

"Ya udah hati-hati ya"

  

    Kinar berlalu pergi,entah mengapa mengobrol dengan ibunya sendiri terasa canggung.Kinar ingin sekali bercengkrama dengan keluarganya,dia ingin Ayah dan adiknya kembali namun itu sungguh mustahil.

  Kinar kembali memasuki gedung kampusnya.Dikelas Kinar hanya sendiri,kinar tidak pandai berbicara dengan orang lain.

  Tiba-tiba masuk seorang pria yang sepertinya Kinar pernah lihat wajahnya.Mengapa dia masuk dijam Pak Fitno.

"Assalamualaikum wr.wb,saya Rizki Altara Reygan kalian cukup panggil saya Altar.Saya disini sebagai dosen penggantian Pak Fitno selama beliau dipindah tugaskan,"ucap dosen pengganti tersebut yang diketahui bernama Altar.

    Dia adalah pria yang Kinar temui kemarin di pantai.Kinar cukup terkejut sesaat,namun setelahnya kembali normal.Karena mau siapapun pengganti Pak Fitno,Kinar tidak peduli.

   4 jam dilalui Kinar tarasa sebentar.Altar adalah dosen yang menyenangkan,dia memiliki pesona yang berbeda.Dan Kinar menyukainya.
.
.
.
.
.
-------------

"Sendirian aja?"tanya seseorang disamping Kinar tiba-tiba.

"Pak Altar,"ucap Kinar cukup terkejut.Altar terkekeh dengan reaksi Kinar.

"Di kampus kamu boleh memanggil pak,tapi diluar kampus cukup Altar saja,"ucap Altar.

"Iya,"jawab Kinar canggung.

"Nama kamu Kinara kan,kamu suka senja?"tanya Altar.

"Iya,saya Kinar.Cuma senja teman saya satu-satunya,"

"Saya juga suka senja,bolehkah saya jadi temanmu sekarang,?"ucap Altar sambil tersenyum.Diwajahnya nampak lesung pipi yang membuat Kinar terpesona.

"Iya,saya permisi dulu,"ucap Kinar sambil berlalu pergi.

"Kita akan sering bertemu sepertinya,"ucap Altar yang hanya Kinar acuhkan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
________________

  Happy Reading

   

Senja RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang